Wali Kota Samarinda “Bocorkan” Strategi Penanganan Pandemi Covid-19
KLIKSAMARINDA – Kota Samarinda menjadi salah satu wilayah di Kalimantan Timur (Kaltim) yang belum mengalami transmisi lokal penularan Covid-19 hingga 19 Juni 2020. Tercatat hingga 19 Juni 2020, Samarinda memiliki kasus terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 65 orang dengan angka kesembuhan mencapai 53 orang dan meinggal 1 orang. Pencapaian tersebut ternyata bukan tanpa sebab.
Nah, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang selaku pemimpin Kota Tepian dan juga Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Samarinda ternyata telah berkoordinasi dengan jajarannya dan lintas sektor untuk melakukan langkah-langkah strategis menghadapi pandemi Covid-19 ini.
Pemkot Samarinda telah melakukan berbagai program dan terobosan dalam percepatan penanganan Covid-19. Di hadapan paserta Seminar Nasional Daring/Online garapan Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, Kamis 18 Juni 2020, Syaharie Jaang yang menjadi pembicara memaparkan “Praktek Pelayanan Publik Dalam Masa Covid-19” bersama pembicara nasional anggota Ombudsman RI Dr Ninik Rahayu, dosen Fakultas Hukum Untag Surabaya Dr Hufron dan Pegiat HAM dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga Dr Herlambang P Wiratraman.
Pria kelahiran Mahakam Ulu ini tampil lugas mengupas paparan berjudul “Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Samarinda”. Kandidat doktor Program Ilmu Hukum menyampaikan Pemkot Samarinda melakukan terobosan program percepatan penanganan tidak terlepas dari kebijakan pemerintah pusat, namun dikembangkan sesuai kebutuhan tanpa menyusahkan warga di kondisi sulit.
Menurut Syaharie Jaang, ada 3 program gugus tugas percepatan penanganan Covid-19, yakni program kesehatan, program ekonomi, dan program sosial. Pada sisi kesehatan, terbantu dengan keberadaan Call Centre Samarinda Siaga 112 yang telah ada sejak Agustus 2019.
Call Center Samarinda Siaga 112 menjadi satu-satunya pintu laporan, pencarian dan pelacakan ODP sejak Maret 2020. Ini sangat membantu sekali dan nomornya juga mudah diingat dan bebas pulsa.
“Alhamdulillah sampai sekarang Samarinda satu-satunya daerah di Kaltim yang tidak terjadi transmisi lokal dengan tingkat kesembuhan pasien positif 84,12 persen di atas rata-rata nasional,” ujar Syaharie melalui rilis Humas Pemkot Samarinda Kamis 18 Juni 2020.
Syaharie Jaang yang memaparkan melalui Zoom Meeting di ruang VIP Rumah Jabatan didampingi Asisten I Setda Tejo Sutarnoto, Kepala Diskominfo Dr Aji Syarif Hidayatullah, Kepala Disdukcapil Abdullah dan Kepala DPMPTSP Jusmaramdhana Alus, juga memaparkan pada masa pandemi Covid-19 pelayanan publik tidak terganggu karena tetap diberikan dengan protokol kesehatan menggunakan teknologi informatika, bahkan tanpa harus bertatap muka. Pengawasan ketat di pintu masuk Samarinda, baik jalan darat, pelabuhan, maupun bandar udara tetap dilakukan.
Ketika memang harus ke Dinas Capilduk agar menghindari antrean di kantor, warga terlebih dahulu mendaftar online. Begitu pula dengan layanan perizinan di DPMPTSP selain memangkas lamanya antrian dengan sistem online, diterapkan pula social dan physical distancing.
“Seperti pelayanan kependudukan di Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan bisa melalui whatsapps dan dokumen pun bisa langsung diantar ke rumah menggunakan jasa kurir yang merupakan penyandang disabilitas. Jadi tidak perlu ke kantor Capil,” ujar Syaharie Jaang.
Dalam pengendalian harga kebutuhan pokok lanjut Jaang, bekerjasama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), sehingga bisa terus terkendali. Selain itu, Pemkot Samarinda juga melakukan pemberdayaan kepada warga dan UMKM.
“Kita melakukan pengadaan 100.000 masker yang kita beli dari produk rumahan dan industri lokal tanpa harus pesan di luar,” ujar Syaharie Jaang.
Ada juga aplikasi Behambinan agar warga tak perlu belanja kebutuhan berbuka dan sahur ke pasar Ramadhan yang tahun ini ditiadakan untuk memutus penyebaran Covid-19. Aplikasi ini untuk memberdayakan UKM lokal. Ada 3.228 akun member yang terdaftar dengan rata-rata pendapatan Rp 537.000 dan pendapatan kurir Rp 2.300.000.
Untuk jaring pengaman sosial sebut Jaang, Pemkot Samarinda membagikan paket sembako kepada warga terdampak Covid-19 di luar bantuan pusat sebanyak 35.198 KK di tahap pertama dan 75.779 KK di tahap kedua.
“Pendistribusian juga menggunakan jasa ojek online dan sembako kita membeli dari pedagang, bukan distributor agar pedagang dan ojol juga terbantu,” beber Jaang.
Selain kepada warga terdampak Covid-19 paket sembako diberikan pula kepada 3.129 mahasiswa luar Samarinda yang tidak bisa mudik. Wakar di kantor-kantor OPD dan juga petugas rumah ibadah mendapatkan paket sembako.
“Khusus yang ini, bantuan untuk wakar dan petugas rumah ibadah, merupakan uang dari ASN Pemkot Samarinda yang tunjangannya kita potong,” ujar SYaharie Jaang.
Pemkot Samarinda juga menggratiskan tagihan air PDAM selama 2 bulan di masa Covid-19 untuk pelanggan kelompok sosial seperti rumah ibadah dan pondok pesantren. Khusus pelanggan golongan D1 gratis untuk pemakaian 10 kubik pertama selama 2 bulan.
Jaang juga mengapresiasi kepedulian warga perorangan, organisasi dan dunia usaha hingga perbankan yang peduli, baik membantu APD dan masker, wastafel portabel maupun sembako, serta lainnya.
Dalam memasuki New Normal kata Jaang, Pemkot Samarinda menyiapkan 3 fase relaksasi sebelum ke New Normal.
“Fase pertama 1-14 Juni, fase kedua 15-30 Juni dan fase ketiga 1 Juli. Jika tidak ada masalah, barulah kita memasuki tatanan kehidupan baru atau New Normal,” pungkas Jaang. (*)