Alumni FEB Unmul
Opini: Rizal Effendi
Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (IKA FEB) Universitas Mulawarman (Unmul) masa bakti 2022-2026, Sabtu 7 Januari 2023 kemarin, dilantik. Tidak tanggung-tanggung yang melantiknya. Gubernur Isran Noor, yang juga ketua umum IKA Unmul. Karena itu, tempat pelantikan tidak di kampus, tetapi di Gedung Olah Bebaya, Lamin Etam.
“Saya lantik dan kukuhkan Saudara-Saudara semua sebagai pengurus IKA FEB Unmul. Selamat bekerja, semoga bermanfaat,” kata Isran, yang tampil mengenakan rompi IKA Unmul.
Sebelumnya, yang membacakan SK pengurus juga hebat. Dr Rusman Ya’kub, anggota DPRD Kaltim dan ketua Fraksi PPP. Putra Barru ini adalah wakil ketua Bidang Organisasi, Pendidikan, dan SDM IKA Unmul, serta ketua IKA FKIP Unmul.
Jumlah personel yang dilantik 54 orang. Di luar Dewan Pembina yang diketuai Dr Meiliana Sabirin dan Dewan Pakar dipimpin Dr Fitriadi. Sedang ketua umum kebetulan saya yang diberi amanah bersama Apri Gunawan (ketua harian), Sevana Podung (sekretaris), dan Deny Tombatu (bendahara).
Kita semua pakai jaket almamater warna kuning. Mirip punya UI. Sebagian pinjam. Maklum ada yang sudah berpuluh tahun meninggalkan kampus. Ada yang tidak pas karena badan sudah tak sesuai ukuran. Untunglah saya punya dua jaket almamater. Satu dipakai Deny. Tapi semua bangga membawa panji Unmul.
FEB terbentuk 56 tahun lalu. Mulanya Fakultas Ekonomi saja pecahan dari Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan. Belakangan menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyusul dibukanya beberapa jurusan baru. Dekannya sekarang Prof Dr Syarifah Hudayah, juga alumnus FEB.
Saya belum tahu persis berapa jumlah lulusan FEB. Tapi populasinya ribuan. Selain ada yang jadi dosen, banyak juga yang bekerja di pemerintahan, jalur politik, dan swasta. Prof Zamruddin Hasid, alumnus FEB pertama yang menjadi rektor Unmul. Ada juga yang menjadi wakil rakyat seperti Wakil Ketua DPRD Kaltim Sigit Wibowo. Beberapa wali kota Samarinda dan Balikpapan berasal dari FEB. Yang istimewa, Dirut Bankaltimtara Muhammad Yamin dan istrinya, Dina Yoshida, sama-sama alumnus FEB.
Meski sudah cukup banyak yang berkiprah di berbagai tempat, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas Dr Nataniel Dengen sempat menyinggung hasil survei yang memperlihatkan masih banyak lulusan FEB yang belum terserap. Karena itu dibutuhkan kerjasama untuk meningkatkan kualitas lulusan.
Isran kemarin cukup panjang memberikan sambutan. Mulai soal peranan alumni, kinerjanya sebagai gubernur, soal kritik yang dialamatkan kepada diri dan pemerintah provinsi, soal lingkungan, sampai soal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dia menegaskan bahwa dia bukan tipe orang yang alergi dengan kritik. “Kritik bagus, malah bisa memberikan masukan untuk perbaikan kita,” katanya. Karena itu, dia mempersilakan siapa saja termasuk mahasiswa melaksanakan aksi di depan Kantor Gubernur, yang sudah dia persiapkan. “Biar sampai sore karena saya baru pulang malam,” jelasnya.
Tidak masalah saya dianggap tidak berhasil, kata Isran. Tapi fakta menunjukkan ada beberapa pencapaian yang luar biasa. Seperti naiknya APBD Kaltim sampai di atas Rp17 bahkan Rp20 triliun. Angka yang belum pernah ada. Berhasilnya Kaltim mendapatkan dana kompensasi emisi karbon sampai ditetapkannya lokasi IKN di Provinsi Kaltim.
Ketika menyinggung kehadiran Dr Nataniel mewakiliki Rektor, Isran mengatakan dia jadi teringat dengan ayahnya Drs Pasang Rapa, yang menjadi salah satu dosen dia. Pak Pasang yang asli Toraja itu juga dosen saya di FEB. Orangnya baik dan familiar.
Membangun Peradaban
Pelantikan IKA FEB Unmul sebelumnya diisi dengan penyampaian orasi ilmiah Dr Myrna Asnawati Safitri, deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN. Dia orang Kaltim pertama, yang duduk secara resmi di Otorita IKN.
Kepada para alumni dan mahasiswa FEB, saya ungkapkan bahwa Myrna adalah putri Pak Fuad Arieph, tokoh pers dan politik di daerah ini. Waktu saya jadi wartawan dan anak buah Pak Fuad, Myrna masih sangat belia. Sekarang dia menjadi salah satu tokoh penting dalam pembangunan IKN.
Myrna menegaskan dalam memahami pembangunan IKN, kita harus punya pandangan dan imajinasi yang sama. IKN bukan sekadar membangun ibu kota baru, tetapi yang ingin kita wujudkan adalah membangun peradaban bagi Indonesia di masa depan.
Salah satu konsep IKN adalah forest city. Ini menunjukkan, kata Myrna, pembangunan IKN tidak bermaksud merusak hutan dan alam bahkan sebaliknya IKN akan membangun dan merehabilitasi kawasan hutan di lingkungan IKN, yang tadinya hutan tanaman industri kembali menjadi hutan alam seperti semula.
Myrna juga banyak mengulas pembangunan ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi sirkular, yang juga menjadi konsep pembangunan IKN. Dia juga menyinggung soal penanganan sampah, yang tidak lagi menjadi persoalan, tetapi sebaliknya mendatangkan pendapatan. “Sekarang anak-anak muda jualan sampah lewat aplikasi saja,” katanya.
Sempat ada tiga orang yang memberikan tanggapan, kemarin. Boben, ketua Gabungan Nelayan Balikpapan (Ganeba) yang ikut hadir. Dekan FEB Prof Syarifah Hudayah, dan M Fatih, putra Wagub Hadi Mulyadi, yang dikenal kritis dalam masalah tambang dan lingkungan.
Boben menyinggung soal penanganan sampai di perairan yang menjadi perhatian Ganeba. Dekan FEB meminta diberi ruang bagi mahasiswa, alumni dan FEB berkiprah di IKN dan Fatih sempat menunjuk soal pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan.
Di sela acara pelantikan, saya juga me-launching buku saya “Bukan Pak Wali Lagi” edisi ke-2. Saya senang Gubernur, alumni, dan mahasiswa yang hadir memberikan apresiasi. “Kok suasananya tidak seperti yang pertama dulu, di Kedai Kong Jie?” tanya Isran. Rupanya Pak Isran senang juga dalam suasana tidak formal, penuh keakraban sambil makan lempeng.
Buku saya yang kedua ini, sengaja saya terbitkan untuk menyambut HUT ke-66 Provinsi Kaltim, yang jatuh hari Senin, 9 Januari 2023.
Karena itu, jumlah tulisannya juga sebanyak 66 judul. Sekali lagi Dirgahayu Kalimantan Timur. (*)