Earth Hour
Opini: Rizal Effendi
SELESAI menghadiri resepsi pernikahan anak Duta Wisata di Hotel Swiss Bel Balikpapan, saya sempat keluyuran di jalan. Apa mau malam mingguan? Tidak. Orang saya sudah pensiunan bukan anak muda lagi.
Saya hanya mau mengecek apakah instruksi walikota kepada warga dipatuhi. Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengeluarkan surat edaran No 660/0306/DLH tentang aksi serentak pemadaman lampu dan peralatan elektronik (switch off) selama satu jam pada hari Sabtu, tanggal 26 Maret 2022 sejak pukul 20.30 sd 22.30 Wita.
Dalam surat edaran itu diminta partisipasi semua pihak untuk mematikan lampu pada bangunan/ikon kota, landmark, gedung-gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, rumah dan fasilitas umum lainnya.
Instruksi seperti ini juga dilakukan di zaman saya dan kepala daerah lainnya. Kegiatan ini juga berlangsung di seluruh dunia dalam rangka dalam rangka kampanye Earth Hour (EH) tahun 2022 dengan tema “Shape Our Future”.
Kampanye EH adalah sebuah kegiatan global yang digawangi oleh World Wide Fund (WWF) bersama Leo Burnett pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya, yang dimulai sejak tahun 2007 atau 15 tahun silam di kota Sydney, Australia.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk pemadaman lampu selama satu jam sebagai usaha meningkatkan kesadaran akan perlunya langkah serius menghadapi perubahan iklim.
Pada awalnya logo dari kampanye ini adalah angka 60 dengan corak bumi.
Angka tersebut dimaksudkan sebagai representatif dari durasi kampanye ini yaitu 60 menit. Namun sejak tahun 2011 logo EH diubah menjadi “60+” dimaksudkan untuk mendorong prilaku masyarakat meneruskan aksi lanjutan setelah 60 menit tersebut.
Menurut data yang diambil dari situs WWF Indonesia, setiap 10% warga Jakarta yang mematikan lampu ketika EH, energinya dapat dimanfaatkan memenuhi kebutuhan listrik bagi 900 desa. Selain itu energi yang dihemat dapat menyumbang oksigen untuk 524 orang.
Dalam waktu satu jam saja hal tersebut juga dapat mengurangi 267 ton emisi karbon dioksida. Bayangkan sebesar apa energi yang dapat dihemat jika EH dilakukan oleh seluruh masyarakat di dunia.
WWF mencatat 192 negara, 6,4 milyar impressi di internet, trending topic di Twitter pada 42 negara dan lebih dari 2,4 juta video sorotan di dunia maya dalam 24 jam dan ratusan bangunan ikon kota berpartisipasi memadamkan lampu selama satu jam. Hingga saat ini tercatat 7.300 kota di dunia yang berkomitmen dan lebih dari 2 milyar penduduk dunia ikut berpartisipasi. Ini menjadikan EH sebagai gerakan konservasi lingkungan terbesar di dunia hingga saat ini.
Tujuan utama dari kampanye ini adalah mengajak publik untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sederhana dan murah yaitu hemat energi. Kampanye hemat energi ini ingin memunculkan kesadaran bahwa apa yang kita gunakan sehari-hari mempunyai dampak yang dahsyat terhadap lingkungan kita.
Dalam hal penggunaan listrik, sebagian besar dari pembangkit listrik itu berbahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) yang menghasilkan gas rumah kaca pemicu pemanasan global yang terjadi sekarang.
Pemanasan global ini berdampak pada cepatnya proses pencairan es di kutub, sehingga memicu naiknya permukaan air laut dan banjir di mana-mana. Selain itu, pemanasan global juga menjadi salah satu pemicu kebakaran hutan, pemutihan karang, perubahan iklim dan peningkatan potensi kepunahan keanekaragaman hayati terutama yang hidup di daerah tropis.
Menurut Marco Lambertini, Direktur Jenderal WWF Internasional, EH 2022 menyerukan agar dunia bersatu dalam momen solidaritas untuk manusian dan bumi.
“Kami memahami banyaknya tantangan yang kita hadapi, terutama di masa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun 2022 tetap menjadi tahun yang kritis bagi bumi, rumah kita bersama,” tandasnya.
Dikatakan, tahun ini dunia akan bersatu menyepakati Perjanjian Paris untuk pelestarian alam dan memberi kesempatan untuk satu dekade ke depan bagi para pemimpin untuk menyepakati rencana dalam mengembalikan hilangnya keanekaragaman hayati pada 2030. Juga membangun masa depan yang lebih baik terhadap alam dan lingkungan.
SAMARINDA TIDAK PADAM
Tepat pukul 20.30 tadi malam, saya berada di depan halaman Pemkot Balikpapan. Rupanya pusat kegiatan komunitas EH 2022 Balikpapan dilaksanakan di sana. Tandanya dengan penyalaan lilin dan pemadaman lampu di halaman Pemkot.
Sayangnya kawasan di sekitar kantor Pemkot tidak semuanya ikut padam. Kantor DPRD dan Masjid At Taqwa padam. Tapi Kantor Pos dan Kantor Satpol PP menyala. Di sampingnya Kantor Dispenda dan Disnaker padam.
Di Jalan Bhayangkara, saya lihat rumah pribadi walikota menyala terang berikut taman di sampingnya. Tapi rumah dinas walikota di Jl Syarifudin Yoes cukup gelap. Taman Bekapai juga gelap. Tapi Gedung Parkir menyala.
Hotel Senyiur dan Novotel konsisten memadamkan lobinya. Juga Hotel Royal. Tapi Hotel Bahtera dan Zurich sangat terang benderang.
Bank BCA padam, tapi bank lain BTN, Danaman, Bukopin dan lainnya nyala semua. Kantor-kantor swasta sepanjang Jalan Soedirman juga tetap menyala termasuk mall dan toko modern.
Yang saya kaget kawasan perkantoran Pemkot di Jalan Manuntung dan Jalan Ruhui Rahayu sepertinya tidak terlalu sampai surat edaran walikota. Hanya Kantor Camat Selatan saja dan beberapa kantor yang padam.
Tapi kantor Pertanahan, Nindya, PDAM, Dishub, Perizinan, PKK sampai Dome dan lainnya tetap menyala. Taman Tiga Generasi juga menyala dan penuh pengunjung. Gedung KNPI selain menyala juga tumplek dengan anak muda yang lagi angkringan maklum malam minggu.
Saya mendapat laporan di Samarinda sepertinya tak ada instruksi walikota untuk pemadaman lampu menyambut aksi EH 2022.
“Semua nyala termasuk kantor walikota,” kata rekan wartawan Munanto, yang secara khusus memantau kantor-kantor pemerintah.
Kantor Gubernur Kaltim, Odah Etam dan Lamin Etam tetap menyala. Kantor Utama Bankkaltimtara, rumah dinas Wagub dan Taman Samarendah Samarinda tetap benderang.
Begitu juga kantor pemerintah di Jalan Kesuma Bangsa dan Jalan A. Yani seperti Bappeda Kaltim, DPRD Kota Samarinda, Dinas Dikbud Kaltim, Diskominfo dan Kantor Pegadaian juga tetap menyala.
“Pokoknya di Samarinda tak ada yang dipadamkan,” kata Munanto.
Kampanye EH dengan pemadaman lampu atau listrik memang tidak gampang. Pemborosan penggunaan energi masih terjadi di mana-mana meski kita tahu dampaknya luar biasa.
Salah satu pertimbangan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kaltim karena Jakarta semakin tenggelam. Hal itu juga disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Tadi malam, pasangan mempelai Yandi dan Lisa, yang saya hadiri resepsinya, kaget. Ketika mengajak foto bersama, saya menggelar spanduk kecil bertuliskan “Matikan Lampu Satu Jam buat Yandi dan Lisa.”
Mereka senang karena acara resepsi mereka ternyata persis pada malam aksi kampanye EH 2022.
“Jangankan satu malam, padam semalaman juga oke,” katanya tersenyum.
Mat Bahagia Yandi dan Lisa. Lampu boleh padam. Tapi kebahagiaan dan kebersamaan harus seumur hidup. (*)