“Samar dan Asam”, Video Lagu Single Dari Sugiarto Irine di Awal Oktober 2019
Memasuki awal bulan Oktober 2019, singer-songwriter asal Kalimantan Timur, Sugiarto Irine menyapa kita dengan video musik berjudul “Samar dan Asam” yang dirilis di kanal YouTube, 03 Oktober 2019. Ini merupakan single kedua yang diluncurkan setelah sebelumnya merilis single pertama “Besok-Besok” pada Februari tahun 2018 lalu.
Pada tahun yang sama bulan Mei, EP bertajuk Altokumulus Kelabu dilepaskan kepada pendengar sebagai penanda setahun perjalanannya. Berbeda dari rilisan sebelumnya yang menggunakan platform audio, single “Samar dan Asam” dirilis dalam bentuk video.
Ujaran bernada dengan tajuk “Samar dan Asam” ini lahir dari kerinduan untuk mengajak siapa saja untuk tak ragu bercerita dan bila perlu memaki dengan lembut kepada mereka yang kurang bersyukur dengan kehadiran orang-orang ditempatkan di sekitarnya. Penekanan tentang kontradiksi ‘memaki dengan lembut’ dapat kita temui melalui lantunan lirik yang terkesan mengancam sekaligus menegur pada bagian refrain yang berbunyi: “Jangan sampai cahayapun bosan! Dan kehilangan bayangannya”, dan juga bagian lirik lainnya yang berbunyi: “Jangan sampai kopi menjadi dingin! Dan dibiarkan hingga asam.”. Namun, di balik lirik-lirik tajam tersebut, ada balutan irama bossa nova yang lembut dan jelas membuat tubuh bergoyang mengikuti irama.
Pada penggarapan video, pelantun dengan genre retro-pop dan jazz minimalis ini memilih bertindak langsung sebagai sutradara dengan menggandeng penangkap dan penyunting gambar Anis Alimah Shalihah. Menyentuh langsung proses pembuatan karya dalam bentuk visual dari awal hingga selesai, diakuinya menjadi kelegaan dan keintiman tersendiri untuk menyampaikan pesan dan harapan untuk setiap yang mendengar dan melihat nantinya. “Samar dan Asam” akan menjadi salam pembuka Sugiarto Irine menuju akhir tahun 2019, dengan membocorkan sedikit kisi-kisi bahwa akan ada rilisan video musik lainnya yang masih berada dalam rangkaian EP Altokumulus Kelabu.
Ditayangkan dengan nuansa hitam putih dan konsep pengambilan gambar yang sederhana pada video musik “Samar dan Asam”, diharapkan menjadi warna interpretasi tentang seseorang dengan segala keluh kesah, kemarahan yang akan meledak tanpa diketahui dan kesendirian karena perannya menjadi angin lalu.
“Sebagian dari manusia, atau bahkan manusia itu sendiri seringkali bertindak sebagai “ia” yang tak pernah melihat, merasakan dan menghargai segala hal dan upaya dari manusia lain di sekitarnya untuk dirinya. Dan sebagian manusia lainnya bertindak sebagai “aku” yang tinggal menunggu waktu untuk lelah dan pergi.” (rilis)