Mengembangkan Agrowisata di Kaltim Berbasis Ekonomi dan Edukasi
KLIKSAMARINDA – Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mengembangkan UPTD Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBITPH) menjadi BLUD Agrowisata ini mencerminkan beberapa tujuan.
Selain dengan penambahan fasilitas Agrowisata Pendidikan (Education Park), BLUD Agrowisata ini juga akan berorientasi pada pengembangan bibit tanaman unggul dan memenuhi kebutuhan petani.
Saat ini, rencana Pembangunan Agrowisata (Education Park) terus berjalan dalam rentang target 2024-2026. Khususnya dalam pengembangan BBITPH Sebagai Badan layanan umum Daerah (BLUD).
Staf Ahli Bidang Reformasi, Birokrasi, dan Keuangan Daerah Pemprov Kaltim, Diddy Rusdiansyah mengungkapkan, lawatan ke Jawa Tengah selama 3 hari, mulai 12-15 Mei 2023 lalu, padat dengan agenda pembelajaran di sejumlah kawasan agrowisata.
Bersama tim BBITPH Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura mendatangi, Diddy Rusdiansyah menyambangi lokasi Agrowisata Hortikultura (Hortimart Agro Center) di Semarang dan PT Indo Mitra Jaya Persada di Sleman Jawa Tengah.
Tak hanya melihat percontohan tata kelola agrowisata, di sana tim juga mencermati tata kelola keuangan lembaga dan dampak sosial kawasan tersebut terhadap pemberdayaaan masyarakat di sekitarnya.
“Ada beberapa fungsi sosial kawasan agrowisata. Selain penyediaan tanaman pangan atau bibit, masyarakat juga bisa memanfaatkannya untuk berwisata. Selain itu, BLUD juga bisa melakukan tata kelola keuangan secara mandiri. Hal itu karena kawasan tersebut bisa menjadi sentra kebutuhan pangan bahkan menjadi daya tarik bagi daerah sekitarnya,” ungkap Diddy Rusdiansyah dihubungi KlikSamarinda, Rabu 17 Mei 2023.
Karena itu, menurut Diddy Rusdiansyah, melihat pengembangan agrowisata tersebut, maka Kaltim sangat berpotensi untuk melakukan hal serupa. Ada sejumlah alasan yang mendasarinya, imbuh Diddy Rusdiansyah.
Pertama, lahan di Kaltim masih cukup luas. Ketersediaan lahan ini menjadi potensi utama pengembangan agrowisata. Khususnya yang berkaitan dengan bibit tanaman dan pengembangan pangan di Kaltim.
Untuk ketersediaan lahan, kawasan Balai Benih Induk saat ini memiliki luasan lebih dari 30 hektare di Jalan Soekarno-Hatta KM 40, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Konsep ini juga bisa diterapkan di lahan-lahan potensial lainnya. Termasuk di dalamnya lahan bekas galiaan tambang.
“Bapak Gubernur Kaltim telah lama memikirkan hal tersebut. Bahwa pemanfaatan lahan bekas galian tambang bisa digunakan untuk menopang kebutuhan pertanian. Namun dengan catatan, bukan hanya sebatas pemulihan lahan, tetapi juga menjadikannya produktif agar bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Diddy Rusdiansyah.
Kedua, saat ini Kaltim telah memiliki sarana pendukung seperti Balai Benih yang mengembangkan integrated farming system. Konsep ini telah terbukti memberikan dampak manfaat nyata, baik bagi pengelola maupun masyarakat sekitar dengan penyediaan bibit tanaman unggulan.
“Balai Benih Induk di Batuah itu telah mengembangkan kultur jaringan. Satu tanaman unggulannya adalah pisang kepok. Dan hasilnya telah dijual sesuai harga pasar kepada para petani, baik lokal maupun luar daerah. Laboratorium Kultur Jaringan ini telah memiliki teknologi canggih,”ujar Diddy Rusdiansyah.
Proyeksi lebih jauh dari pengembangan kawasan agrowisata perbenihan di Kaltim, menurut Diddy Rusdiansyah, sangat berkaitan dengan proses pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim. Menurut Diddy Rusdiansyah, pembangunan IKN di Kaltim menjadi satu peluang untuk menyediakan kawsan agrowisata.
“Kawasan agrowisata perbenihan itu nantinya akan menjadi alternatif bagi masyarakat untuk berwisata. Selain, menikmati hasil bumi, kawasan itu juga akan memberikan edukasi tentang tanaman dan manfaatnya. Kita tidak seharusnya membiasakan terus menerus berwisata ke area wisata pada umumnya atau ke pusat perbelanjaan,” ujar Diddy Rusdianyah.
Harapan ke depan, kata Diddy Rusdiansyah, Kaltim masih menyimpan potensi yang memerlukan pengembangan ide sekaligus inovasi di dalamnya. Terutama, potensi bagi pengembangan sumber daya alam Kaltim yang terbarukan dan sebuah ekosistem yang saling berkaitan dan berkesimabungan. (dw/Adv/KominfoKaltim)