KLIKSAMARINDA – Kondisi pandemi Covid-19 tak memberikan dampak signifikan bagi petani jagung di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Mereka tetap menanam komoditas pangan Tanah Air ini dan akan segera memetik hasilnya jelang pergantian tahun 2021 ke 2022.
Pekan terakhir Desember 2021, kebun-kebun petani jagung di Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Samarinda tampak ramai dikunjungi warga. Di sana berdatangan warga yang ata-rata berburu jagung manis.
Satu lokasi kebun jagung yang ramai dikunjungi warga adalah kebun yang dikelola petani Simpang Pasir bernama Sutar. Lokasi kebun jagung itu tak jauh dari pemukiman warga.
Beberapa warga datang untuk membeli jagung-jagung itu. Warga akan menjadikan jagung-jagung itu makanan saat menghadapi detik-detik malam pergantian tahun.
Menjadi lumrah di Indonesia jika setiap pergantian tahun disertai santapan jagung bakar.
Beberapa warga mengaku membeli jagung langsung dari kebun bisa dengan harga murah. Selain itu, warga juga bisa leluasa memetik jagung langsung dari kebunnya.
Moment memetik jagung itu memberikan keseruan tersendiri bagi warga. Seperti Munanto, warga Jalan Suryanata, Samarinda.
Munanto langsung datang ke kebun jagung di Simpang Pasir, Palaran. Dia turut memetik jagung bersama petani yang tengah panen jagung di sana.
“Kita petik jagung ini seru. Untuk kumpul-kumpul tahun baru. Bersama teman-teman di gang ngumpul. Kita bakar jagung. Insyaallah ini untuk persiapan malam besok (31 Desember 2021),” ujar Munanto, Kamis 30 Desember 2021.
Lain lagi dengan Nisa. Bagi Nisa, memetik jagung langsung di kebun memberikan suasana rekreatif.
Bersama ibu-ibu di komplek perumahan, Nisa memilih datang ke kebun milik Sutar. Dia bisa leluasa memilih jagung yang kualitasnya terjamin langsung dari kebun.
“Jagung ini manis, kualitasnya bagus. beli langsung di kebun lebih murah. Juga bisa milih sendiri,” ujar Nisa.
Bukan hanya warga pada umumnya yang membeli jagung di kebun Sutar. Para pengepul atau pedagang jagung di pasar sekitar Samarinda juga turut membeli jagung ke kebun Sutar.
Harga jagung untuk pengepul berbeda dengan harga untuk para pembeli kebanyakan warga. Harga untuk pengepul jagung disesuaikan dengan jagung manis yang akan mereka jual.
Seorang pedagang jagung di Pasar Sungai Dama, Samarinda, Icha adalah satu pengepul itu. Icha berkata membeli jagung dari para petani di Simpang Pasir, Palaran.
Dia berencana menjual jagung manis Simpang Pasir kepada para pedagang di Pasar Sungai Dama Samarinda.
Harga jual jagung petani di kebun, imbuh Icha, berbeda dengan hari biasa. Jelang malam pergantian tahun, harga jagung manis mengalami kenaikan.
Menurut Icha, saat ini harga jagung manis ada di kisaran Rp3 ribu-Rp5 ribu per tongkol jagung. Pada hari biasa, harga jagung manis maksimal hanya Rp2 ribu per tongkol.
“Ini jagungnya untuk dijual lagi. Harganya tergantung, lihat situasi. Kalau di sana jagungnya banjir, harganya di bawah. Kalau tidak (banjir) harganya Rp3 ribu,” ujar Icha.
Petani jagung di Simpang Pasir, Palaran, Samarinda merasakan berkah pergantian tahun. Sutar mengaku jagung yang ia tanam itu telah berusia 3 bulan.
Sutar menanamnya sengaja untuk dipanen jelang moment pergantian tahun. Pada hari-hari biasa, Sutar juga menanam lombok, terong, dan kangkung.
Sutar menanam jagung itu di atas lahan kosong seluas 500 meter persegi. Lahan itu adalah lahan pinjaman dari warga lainnya.
“Jagung ini memang persiapan tahun baru. Biasanya tahun baru itu rame-rame bakar jagung. Ini sudah ada 5 karung dipetik. Sisanya besok,” ujar Sutar. (Jie)