Kepala SD Negeri 021 Margarahayu Kukar Protes Tambang Batubara Rusak Area Sekolah
KLIKSAMARINDA – Sejumlah video viral di media sosial memperlihatkan aksi protes Didik Purwanti, Kepala SD Negeri 021 Margarahayu, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada 6 November 2023 lalu.
Didik Purwanti beserta para siswa melakukan inspeksi ke area belakang sekolah yang ditambang perusahaan batubara diduga tanpa izin.
Dalam video tersebut, Didik Purwanti dan murid-muridnya memprotes aktivitas pertambangan batubara liar yang menyerobot lahan sekolah.
Penambangan tersebut menimbulkan lubang cukup dalam yang berbahaya bagi para siswa yang bermain di belakang sekolah.
“Kegiatan penambangannya dilakukan secara ilegal dan malam hari sehingga menyerobot tanpa sepengetahuan sekolah. Ini sangat membahayakan siswa yang sering bermain di belakang sekolah,” ujar Didik Purwanti Minggu 12 November 2023.
Selain itu, tambang tersebut juga merusak kebun sekolah dan tanaman buah-buahan yang ada karena didorong alat berat. Meski kini lubang sudah ditutup kembali, pihak sekolah mengaku khawatir terjadi longsor.
“Ilegal. Kalau orang kampung itu bilang koridoran. Kalau operasinya itu karena operasinya malam, ya Pak, jadi diserobotnya itu malam. Yang kalau kejadianya yang menyebot ini hari Minggu. Yang menyerobot ini, Pak, hari Minggu, ya. Pak Budi saksinya, penjaga sekolah,” imbuh Didik Purwanti.
Atas kejadian ini, pihak sekolah telah melaporkan ke Dinas Pendidikan dan kepolisian untuk proses lebih lanjut. Sementara itu, alat berat di lokasi kejadian juga sudah ditarik.
Warga Kota Samarinda, Pandu Samudera, menyampaikan keprihatinannya atas kasus ini. Menurutnya, kegiatan industri seperti pertambangan seharusnya menjauhi fasilitas pendidikan karena berisiko mencemari lingkungan belajar siswa.
“Sungguh prihatin, ya, karena jaraknya itu sangat dekat dengan fasilitas pendidikan. Kami harapkan semoga para aparat penegak hukum dapat melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya untuk menindak hal-hal seperti ini. Kebanyakan aktivitas pertambangan batubara tidak memperhatikan dampak ke depannya yang bisa berdampak pada pergeseran tanah yang mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan bisa terjadi,” ujar Pandu.
Hingga Minggu sore, pihak sekolah masih menunggu hasil penyelidikan polisi dan Dinas Pendidikan setempat. Masyarakat berharap insiden ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan dampak aktivitas pertambangan bagi lingkungan sekitar. (Suriyatman)