Bola di Kanjuruhan
Opini: Rizal Effendi
Saya menitikkan air mata ketika menyaksikan tayangan kerusuhan sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober 2022. Rasanya seperti petir yang menyambar. Hanya sekejap, 131 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Karena itu Presiden Jokowi dengan wajah muram menyebutnya tragedi.
“Ya ini tragedi di luar pemahaman kita. Hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola di mana saja,” kata presiden sepak bola dunia, FIFA, Gianni Infantino memberikan komentar dari markasnya di Zurich, Swiss.
Sampai sekarang ucapan belasungkawa berdatangan dari berbagai penjuru dunia, termasuk dari klub-klub sepakbola besar. Berbagai pertandingan di Eropa hari-hari ini diawali dengan mengheningkan cipta untuk korban Tragedi Kanjuruhan. Termasuk dari klub sepakbola kesayangan saya, Manchester United, yang juga berduka habis dibantai Manchester City.
“Manchester United sangat berduka atas tragedi di Malang, Indonesia. Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada para korban, keluarga mereka, dan semua orang yang terkena dampak,” tulis MU dalam lamannya di medsos.
“Doa kami bersama para korban yang terkena musibah ini,” tulis Manchester City. “Kami sangat sedih mendengar kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia. Semua orang berduka,” tulis Liverpool.
Mereka tentu tidak tahu di mana Stadion Kanjuruhan itu. Saya sendiri belum pernah ke sana. Akan tetapi musibah yang berdarah-darah itu, menyentuh perasaan duka paling dalam dari masyarakat dunia. Masyarakat olahraga dan masyarakat sepak bola global.
Dari catatan yang ada, kerusuhan di Kanjuruhan menjadi kerusuhan sepakbola dengan korban terbesar kedua di dunia setelah tragedi di Stadion Estadio Nacional, Peru, 58 tahun silam. Dalam pertandingan Peru versus Argentina terjadi pitch invasion (masuk ke lapangan), yang menyebabkan 328 penonton meregang nyawa dan 500 lainnya luka-luka.
“Ya, rasanya sudah tak pantas kita bermain bola kalau harus membayar nyawa sebanyak ini,” kata pelatih Arema FC asal Chile, Javier Roca sangat terpukul. Ia menggambarkan betapa dramatisnya musibah yang terjadi. “Bayangkan ada suporter yang meninggal di pelukan pemain,” tambahnya.
Pelatih berusia 45 tahun ini, tak mengira buntut kekalahan Arema atas Persebaya berakhir sangat mengerikan. Padahal pemain-pemain Arema punya hubungan emosional yang baik dengan para suporter Arema. “Maafkan kami, maafkan kita semua. Saya siap dipecat,” kata Roca, yang belum sampai satu bulan menangani Arema.
Pitch invasion merupakan salah satu drama dari panggung kultur sepak bola klasik. Di Inggris sekalipun, sebagai negara asal sepak bola, suporter menerobos masuk ke lapangan sering terjadi dengan berbagai motif. Tentu motif yang terbesar kecewa atas kekalahan tim kesayangannya, sikap yang dianggap tidak adil dari keputusan wasit atau provokasi pemain lawan.
Jadi pitch invasion adalah bentuk protes paling tinggi dari penonton atau suporter. Sebuah luapan emosi yang sudah tidak tertahan lagi lalu diluapkan dengan cara menerobos ke lapangan. Sehingga aparat keamanan harus bersigap dalam situasi seperti ini. Situasi yang bisa membuat aparat keamanan secara spontan melakukan langkah yang bisa dianggap berlebihan atau melanggar SOP.
Setelah peristiwa di Stadion Hillsborough, Inggris pada tahun 1989, yang menyebabkan tewasnya 96 penonton, sistem pengamanan suporter makin diperketat. Dua tahun kemudian, pada 1991, muncul hukum yang mengatur soal para penerobos ke lapangan, yang bisa membuat mereka terkena kasus pidana.
Empat Instruksi
Presiden Jokowi seperti juga kita semua, benar-benar terpukul dengan tragedi Kanjuruhan. Terutama soal korban yang begitu banyak. Derai tangis dari sanak keluarga korban yang tidak terhingga dan nama baik Indonesia di mata dunia, pasti menjadi beban pikiran yang berat bagi seorang Kepala Negara.
Sehari setelah tragedi, dari Istana, Jokowi langsung memberikan tanggapan. Wajahnya tampak penuh kesedihan. “Saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya saudara-saudara kita dalam tragedi Kanjuruhan. Saya perintahkan Menpora, Kapolri, dan Ketua Umum PSSI melakukan evaluasi menyeluruh,” ucapnya.
Untuk mencegah sanksi yang berat dari FIFA, Presiden menelepon langsung Presiden FIFA Gianni Infantino. Diteruskan lagi dengan diutusnya Menteri BUMN Erick Thohir menemui Infantino di Qatar, Rabu 5 Oktober 2022 lalu. “Saya menyampaikan salam dan surat khusus dari Presiden Jokowi soal tragedi Kanjuruhan. Kami berdiskusi panjang,” kata Erick, yang pernah menjadi presiden klub Inter Milan, Italia, dan pemilik klub sepak bola Amerika, DC United.
Kepada Jokowi, Presiden FIFA menyatakan siap memberikan bantuan untuk mengatasi masalah persepakbolaan di Indonesia. “Katanya kalau dibutuhkan, FIFA bisa membantu membenahi manajemen sepak bola Indonesia,” ujar Jokowi seperti dikutip Reuters.
FIFA memang belum secara resmi membahas tragedi Kanjuruhan. Tapi setidaknya ada 7 ancaman sanksi yang bisa dijatuhkan terhadap Indonesia. Mulai ancaman pembekuan Liga Indonesia selama 8 tahun, keanggotaan dicabut, tuan rumah Piala Dunia U-20 dibatalkan, Timnas dilarang bermain di Piala Asia, poin ranking dikurangi, kompetisi di Indonesia tanpa penonton, sampai larangan klub Indonesia bermain di AFC dan Liga Champions Asia.
Presiden sendiri selain membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD, juga terbang langsung ke Malang. Selain menemui dan memberikan santunan kepada keluarga korban, dia juga meninjau langsung situasi di Stadion Kanjuruhan.
Seusai peninjauan ke stadion, ada tiga hal yang disoroti Jokowi sehingga tragedi Kanjuruhan memakan banyak korban. Yakni soal jalan akses keluar masuk penonton, pintu yang terkunci, dan masalah kepanikan spontan. Presiden tidak menyinggung secara khusus soal penembakan gas air mata.
“Sebagai gambaran, saya melihat masalahnya ada di pintu yang terkunci, tangga yang terlalu tajam ditambah kepanikan yang ada,” tandasnya.
Akibat sebagian pintu terkunci, penonton yang ingin keluar berdesak-desakan di Pintu 13 dan 14. “Pintu 13 seperti kuburan massal. Banyak anak kecil dan perempuan bergeletakan. Saya tidak kuat,” kata Eko Prianto, Aremania, yang terjebak di Pintu 14 seperti disiarkan BBC News Indonesia.
Menurut Eko, pada saat terjadi kericuhan, semua pintu keluar tertutup kecuali Pintu 14. “Saya tidak tahu kenapa pintu keluar yang lain ditutup. Padahal pada setiap pertandingan, 15 menit sebelum laga usai, pintu keluar dibuka,” ujarnya.
Stadion Kanjuruhan adalah lapangan sepak bola standar nasional. Dibangun tahun 1997 dengan biaya Rp35 miliar. Pada tanggal 9 Juni 2004 diresmikan penggunaannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Tahun 2010 dilakukan renovasi sebagai syarat mengikuti Liga Champions AFC 2011.
Menurut Menko Polhukam Mahfud MD, Stadion Kanjuruhan mempunyai kapasitas penonton 38 ribu orang. Tapi saat pertandingan Arema FC lawan Persebaya, tiket yang terjual mencapai 42 ribu lembar.
Nama Kanjuruhan diambil dari nama Kerajaan Kanjuruhan, yang berpusat di Desa Kejuron, dekat Kota Malang sekarang. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-8 Masehi, yang diyakini sebagai kerajaan pertama di Jawa Timur.
Kepada wartawan ada 4 hal yang ditegaskan Presiden Jokowi terkait tragedi di Malang. Pertama, dia memerintahkan Menteri PUPR melakukan audit seluruh stadion yang digunakan untuk kompetisi, baik di Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Kedua, evaluasi seluruh manajemen pelaksanaan pertandingan termasuk manajemen lapangan dan pengelolaan stadion. Ketiga, penyelidikan kasus tragedi Kanjuruhan harus transparan alias tidak ada yang ditutup-tutupi. Dan keempat, pelaksanaan investigasi harus berjalan cepat.
“Menko Polhukam minta satu bulan, tapi saya minta secepat-cepatnya. Karena ini barangnya kelihatan semua kok, jadi bisa secepat-cepatnya,” tandasnya.
Menindaklanjuti perintah Presiden, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sudah mengeluarkan keputusannya. Menghukum Arema FC denda Rp 250 juta dan tidak boleh bermain di kandang sendiri serta ketua panitia Abdul Haris bersama security officer Arema FC Suko Sutrisno tidak boleh lagi terlibat di lingkungan sepak bola seumur hidup.
Sementara itu Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo baru saja mengumumkan 6 tersangka tragedi Kanjuruhan, salah satunya Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ahmad Hadian Lukita. Termasuk dua perwira polisi yang memerintahkan penembakan gas air mata. Suko Sutrisno juga jadi tersangka.
“Kami akan menghormati proses hukum yang berlaku dan akan mengikuti tahap-tahap proses yang akan dilalui berikutnya,” kata Lukita memberikan tanggapan.
Dalam keterangan terpisah, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan, 4 dari 5 anggota TNI yang diperiksa mengakui tindakannya yang berlebihan kepada suporter di tragedi Kanjuruhan.
“Kita lagi periksa unsur pimpinan termasuk komandan batalionnya. Kalau tidak sesuai perintah, maka pelanggaran pasal 126 KUHP M. Dan ini ‘kan pidana, bukan hanya etik atau disiplin,” tambahnya.
Saya setuju dengan Obrolan Pagi yang ditulis Fauzi Hermanto. Atmosfer persepakbolaan Indonesia memang sedang tidak sehat. Sejak dukungan dana dari pemerintah daerah dilarang, maka klub sepakbola Indonesia mengandalkan penjualan tiket dan sponsor termasuk siaran langsung TV.
Itu sebabnya polisi yang meminta pertandingan Arema FC vs Persebaya digeser sore hari tidak dipenuhi. Sebab, menyangkut rating penonton. Itu sebabnya bisa terjadi penjualan tiket yang melebihi ketentuan atau daya tampung stadion.
Dari pengalaman yang saya lihat, tidak banyak klub sepak bola di Indonesia yang sukses meraih penonton dan sponsor. Akibatnya mereka terseok-seok. Tak salah kalau sekarang ditengarai ada beberapa klub sepak bola bermain mata dengan mafia judi. Saya kira ini juga harus menjadi bagian yang dievaluasi dan diungkap.
Ketika pengurus Asosiasi Pemerintah Kota (Apeksi) bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, saya (saat itu masih wali kota dan wakil ketua Apeksi) sempat mengusulkan kepada Presiden agar pemerintah daerah masih diberi ruang untuk membantu klub sepak bola di daerahnya walau tidak 100 persen.
Dibanding Borneo FC yang kuat karena ada Nabil Husein Said Amin, Persiba Balikpapan termasuk klub yang saat ini sangat berat meraih sumber keuangan. Sponsor hampir tidak ada dan penonton juga terbatas. Beberapa kali saya menonton, Stadion Batakan yang memiliki kapasitas 40 ribu orang, hanya terisi sepertiganya saja. Karena itu, saya ikhlas setiap menonton membeli tiket dan duduk di bangku biasa atau bergabung dengan Balistik, pendukung fanatik Persiba.
Tragedi Kanjuruhan harus membuka kesadaran baru buat kubu suporter klub sepak bola di Indonesia. Kubur sedalam-dalamnya sifat permusuhan. Kobarkan semangat islah. Kita memang bersemangat mendukung tim kesayangan kita, tapi tidak berarti kita harus “perang” dengan tim dan suporter lawan. Kita maunya menang, tapi tidak berarti harus mengamuk membabi buta jika terjadi kekalahan.
Saya kira sebagian lirik lagu suporter Aremania harus direvisi. Maksudnya baik untuk membakar semangat, tapi bisa juga hasilnya lain dan membahayakan. “Jangan kembali pulang sebelum Arema menang, walau harus mati di tengah lapangan.”
Ada yang mengusulkan, 1 Oktober tidak saja diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, tetapi juga Hari Berkabung Sepak Bola Nasional. Selain mendoakan arwah Aremania yang gugur di Stadion Kanjuruhan, juga menjadi pengingat dan pelajaran agar hal serupa tidak terulang lagi. (*)