Program Padat Karya di Sekitar Bandara APT PRanoto Samarinda Libatkan Warga
KLIKSAMARINDA – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, meninjau prasarana dan sarana di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat 4 September 2020. Hasil dari tinjauan tersebut, Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, Bandara APT Pranoto dari tahun 2020 hingga 3 tahun ke depan akan melakukan pemeliharaan untuk melanjutkan pembangunan pagar pengamanan sisi udara, rekondisi, dan reinstalisasi air bersih, pengadaan perlengkapan watchroom, dan study sistem drainase dan perkerasan (RTT).
Saat ini, Bandara APT Pranoto memiliki panjang runway 2.250 m x 45 m, apron 300 mx 123 m, TAXIWAY: 173 m x 23 m dengan luas gedung terminal 12.700 m2 mampu menampung 1,5 juta penumpang pertahun dan pada tahun 2019 sudah melayani 1,1 juta penumpang pertahun.
Menhub Budi Karya Sumadi juga memerintahkan Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto untuk melakukan pemantauan terhadap program padat karya di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Program Padat Karya dilakukan untuk mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar apalagi saat pandemi Covid-19.
Kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan salah satu kebijakan pembangunan infrastruktur TA 2021 untuk mempercepat pemulihan ekonomi yaitu dengan optimalisasi kegiatan yang menggunakan metode padat karya, antara lain: Pemeliharaan dan pembangunan terminal, bandara, pelabuhan, jalur kereta api, dan fasilitas keselamatan transportasi.
Program padat karya ini menyusul program serupa di sejumlah wilayah, seperti Wamena, Sumenep, Ngloram Cepu, Tebelian Sintang, dan Masamba. Sekitar 70 warga yang tinggal di sekitar Bandar Udara APT Pranoto Samarinda dilibatkan dalam program Padat Karya, dengan tujuan membantu ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Novie Riyanto yang sambutannya melalui Video Conference mengatakan bahwa kegiatan Padat Karya ini sebagai upaya menjalankan Instruksi pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan keterampilan masyarakat lokal, dan juga mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat.
“Sejak merebaknya Pandemik Covid-19, dampak terhadap sektor ekonomi sangatlah besar, dimana banyak tenaga kerja yang dirumahkan sementara(Unpaid Leave) yang menyebabkan berkurangnya daya beli sebagian masyarakat, untuk itu program Padat Karya diharapkan mampu menjadi salah satu penggerak ekonomi di beberapa daerah dan akan terus berkelanjutan,” ujar Novie Riyanto.
Novie Riyanto menambahkan, program Padat Karya ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terhadap masyarakat lokal sebagai penerima manfaat langsung dengan adanya Bandar Udara. Kegiatan Padat Karya ini sangat membantu masyarakat di sekitar bandara, apalagi kegiatan ini tidak memerlukan keterampilan khusus, pekerjaan meliputi pembersihan drainase, pagar, perbaikan rumah operasional dan kegiatan lainnya yang terkait dengan kegiatan pemeliharaan di lingkungan Bandar Udara.
Turut Hadir Pula dalam giat tersebut melalui Video Conference Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Demokrat, H. Irwan, S.IP., MP, dan hadir secara langsung Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim, A.F Sembiring, Direktur Bandar Udara Nafhan Syahroni, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan Anung Bayumurti, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT. Pranoto Samarinda, Agung Pracayanto, General Manager Airnav Balikpapan, Serta Perwakilan Navigasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Selain melakukan peninjauan, Menhub Budi Karya Sumadi juga menggelar rapat koordinasi bersama Unit Penyelenggara Teknis (UPT) Udara di Samarinda.
Dalam rapat koordinasi tersebut dirinya menekankan kepada seluruh UPT agar menerapkan dan mengutamakan protokol kesehatan.
“Saya berpesan kepada seluruh UPT untuk selalu menerapkan dan mengutamakan protokol kesehatan. Kita harus menerapakan hal tersebut untuk kesehatan kita semua dan memutus rantai penyebaran Covid-19,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi. (*)