DPRD Kaltim

Nanda Ajak Warga Lebih Waspada Terhadap Bahaya Kebakaran selama Ramadan

KLIKSAMARINDA – Musibah kebakaran kerap terjadi pada saat tak terduga. Selain mengakibatkan kerugian material, musibah kebakaran juga kerap mengakibatkan jatuhnya korban.

Untuk menghindari musibah kebakaran, warga perlu lebih waspada dan melakukan upaya antisipatif agar menghindari penyebab kebakaran sedini mungkin.

Hal tersebut menjadi catatan dari anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis. Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini menekankan pentingnya kewaspadaan dini untuk menghindari musibah kebakaran.

Khususnya, kewaspadaan terhadap musibah kebakaran pada saat bulan Ramadan. Di tahun-tahun sebelumnya, menurut Ananda Emira Moeis, waktu rawan kebakaran biasanya mulai berbuka puasa hingga jelang sahur.

Karenanya, Ananda Emira Moeis mengingatkan masyarakat agar tidak terlena dan melupakan faktor-faktor yang bisa memunculkan percikan api sehingga menyebabkan kebakaran. Antara lain, tabung gas, kompor, peralatan listrik bermasalah, hingga kembang api.

“Saya mengingatkan masyarakat untuk dapat berhati-hati. Khususnya saat bulan Ramadan ketika sahur atau tarawih,” ujar Nanda, sapaan akrabnya, beberapa waktu lalu.

Nanda juga mengingatkan potensi kebakaran di kawasan padat penduduk. Lebih baik, menurut Nanda, di kawasan padat penduduk, warga tidak melakukan aktivitas yang bisa memunculkan api seperti menyalakan petasan atau bermain kembang api.

Selain itu, Nanda juga mengajak warga saling memperhatikan dan menjaga lingkungan ketika ada anak-anak yang bermain petasan.

“Lebih baik berhati-hati, lebih waspada. Orang tua harus mengawasi jika anak-anak main petasan. Jangan main petasan di sekitar rumah yang padat penduduk. Harus bisa menempatkan posisi,” ujar Nanda.

Menurut perempuan kelahiran Jakarta ini, Bulan Suci Ramadan 1444 Hijriah atau tahun 2023 ini memperlihatkan euforia masyarakat dalam menyambutnya. Euforia itu muncul setelah pemerintah melonggarkan kebijakan pembatasan saat pandemi yang telah berlangsung 3 tahun terakhir.

“Selama 3 tahun kita di rumah terus. Saya merasakan eforia bulan Ramadan tahun ini. Kita semua bisa keluar tanpa pembatasan, anak-anak juga bisa jalan-jalan berkeliling. Pokoknya hati-hati lebih waspada saja,” ujar Nanda.

Meskipun adanya kelonggaran, Nanda tetap mengajak agar masyarakat beraktivitas dengan bermanfaat dan tidak menciptakan kegaduhan. Kegiatan seperti bermain petasan bisa saja mengganggu lingkungan sekitar.

“Kalau main petasan, nanti-nantilah. Tidak usah main petasan, coba main bedug saja. Setiap RT bisa menggelar lomba bedug dan kegiatan positif lainnya yang anak-anak bisa senang. Jadi gak juga bikin sulut bencana,” ujar Nanda.

Nanda kemudian mengajak masyarakat mulai dari tingkat RT, karang taruna, bahkan kelurahan, di lingkungan masing-masing untik menciptakan kegiatan kreatif yang dapat menarik perhatian anak-anak.

Tujuannya agar anak-anak bisa beraktivitas secara positif sekaligus berada dalam pengawasan orang tua saat mengisi waktu di bulan Ramadan.

“Intinya yang positif agar anak-anak kita ini bisa mendapatkan ilmu tambahan. Kegiatan positif seperti ini akan meningkatkan kekeluargaan dan soliditas. Di situ juga ada semangat gotong-royongnya,” ujar Nanda. (Dya/Adv/DPRDKaltim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status