KLIKSAMARINDA – Usai adanya kasus konfirmasi Covid-19 di jajaran staf Pemerintah Kota Samarinda, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Samarinda melakukan tracing dan uji swab massal secara marathon. Tracing dan uji swab ini berlangsung di lingkungan Pemkot Samarinda dan masyarakat pada umumnya.
Bahkan, melalui Samarinda Siaga 112, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Samarinda juga menghimbau kepada warga yang pernah kontak erat dengan para pasien konfirmasi Covid-19 di sejumlah kluster agar melaporkan diri. Kini di Samarinda, ada sekitar 8 kluster yang mengalami transmisi Covid-19.
- Kluster Pemkot Samarinda
- Kluster Tajung aru
- Kluster BUMN PT LEN Persero
- Kluster SMD 71
- Kluster Pemprov Kaltim
- Kluster BNN Provinsi Kaltim
- Pelaku Perjalanan Banjarmasin
- Kluster KT 2 (Wakil Gubernur)
Hingga saat ini, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Samarinda fokus pada tracing melalui swab tes di lingkungan ASN Pemkot Samarinda. Menurut Sekretaris Kota Samarinda, Sugeng Chairuddin, tes swab yang dilakukan di lingkungan ASN semata-mata untuk kepentingan tracing atau melacak potensi penularan karena ada kasus positif Covid-19.
“Kita melakukan tes swab di Balaikota, baik kepada pejabat maupun staf semata untuk kepentingan tracing. Ini untuk memutus penyebaran di lingkungan Balaikota karena memang ada kasus positif yang menimpa satu pejabat di Balaikota yang barusan telah berpulang,” ujar Sugeng Chairuddin dalam Rapat Koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Rumah Jabatan Wali Kota Samarinda yang dipimpin Syaharie Jaang melalui Video Conference, Rabu 22 Juli 2020 kemarin, melalui rilis.
Sugeng menjelaskan tes yang dilakukan bukan baru-baru ini saja dan bukan prioritas ASN terlebih pejabat. Untuk masyarakat juga dilakukan pemeriksaan dan gratis.
“Bahkan lebih awal kita sudah pernah melakukan tes massal seperti kasus klaster Gowa. Yang non klaster atau upaya tracing kita lakukan tes massal di pasar-pasar tradisional,” ujar Sugeng Chairuddin.
Dinas Kesehatan kembali melakukan tes swab di salah satu OPD karena ada kerabat dari yang kontak erat klaster KT2. Namun, bagi OPD yang tidak ada kontak dengan kasus, tidak menjalani tracing.
“Bahkan kita membuat edaran kepada pegawai untuk rapid test mandiri,” imbuh Sugeng.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr Osa Rafshodia menambahkan posisi Samarinda dalam melakukan tracing dengan melakukan tes swab hampir 10 ribu.
“6.000 yang sudah ada hasilnya dan yang masih mengantri 3.000-an. Sedangkan rafid ifa sudah 8.100-an,” ujar dr. Osa.
Plt Kepala Dinas Kesehatan, Ismed Kusasih menambahkan, tes swab yang dilakukan hampir 10 ribu dengan rasio seribu per 10 penduduk di atas rasio WHO. Ia mengatakan swab yang dilakukan Dinkes, alat PCR ada di unit milik Provinsi di RSUD A Wahab Syahrani. Kapasitasnya sehari bisa 150-200 sample dan Labkesda Provinsi kapasitasnya 75 sample.
“Jadi kita tetap menunggu antrian, apalagi bukan hanya menerima dari Samarinda saja, juga daerah lainnya juga di Provinsi,” bebernya.
Ia mengemukakan, mereka menjadwalkan permintaan swab karena fokus terhadap yang terindetifikasi. Dalam rakor itu atas arahan Walikota, Sugeng diminta meminta doa mendoakan almarhum staf Balaikota yang terpapar Covid-19 telah meninggal dunia. (*)