News

Rudy Mas’ud Paparkan Solusi Inovatif Atasi Sampah Kaltim di Debat Pamungkas, Isran Noor Sebut Konsepnya Sudah Kami Siapkan

KLIKSAMARINDA – Calon Gubernur Kalimantan Timur nomor urut 02, Rudy Mas’ud, memaparkan sejumlah solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan sampah di Kalimantan Timur dalam debat ketiga Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2024 yang digelar di Metro TV, Jumat 22 November 2024.

Debat pamungkas yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube KPU Kaltim ini menghadirkan dua pasangan calon (paslon), yakni incumbent Isran Noor-Hadi Mulyadi (nomor urut 01) dan penantang Rudy Mas’ud-Seno Aji (nomor urut 02).

Dalam sesi pendalaman visi misi segmen kedua terkait isu lingkungan dalam hal penanganan sampah, Rudy Mas’ud menekankan pentingnya transformasi pengelolaan sampah dari sistem konvensional menuju penerapan teknologi ramah lingkungan yang terintegrasi. Menurutnya, permasalahan sampah di Kaltim saat ini membutuhkan penanganan serius dan sistematis.

Hal itu menanggapi data pengelolaan sampah Provinsi Kalimantan Timur yang dikutip dari panelis menunjukkan produksi sampah mencapai 791.828 ton pada tahun 2021-2023, dengan mayoritas berasal dari sampah rumah tangga sebesar 55,97%. Mayoritas sampah ini – 51,11% – berasal dari sisa makanan. Sementara pencapaian pengurangan sampah di Kalimantan Timur sebesar 8,19%, masih terdapat 9,7 sampah yang belum dikelola. Dengan peningkatan jumlah penduduk, sampah diperkirakan akan terus bertambah.

Lima Pilar Strategi Penanganan Sampah Rudy-Seno

Menghadapi tantangan tersebut, Rudy Mas’ud menjabarkan lima pilar strategi penanganan sampah yang akan diimplementasikan jika terpilih sebagai Gubernur Kaltim periode 2024-2029:

1. Penguatan Kebijakan dan Regulasi

Menurutnya, regulasi yang ada saat ini belum mampu mengakomodasi kompleksitas permasalahan sampah di Kaltim, terutama dalam hal penegakan hukum dan sanksi bagi pelanggar. “Langkah pertama yang harus kita ambil adalah penguatan kebijakan dan regulasi melalui Perda pengelolaan sampah yang lebih ketat,” tegas Rudy.

2. Program Edukasi Berbasis Masyarakat

Rudy menekankan pentingnya edukasi masyarakat sebagai kunci keberhasilan pengelolaan sampah. Pihaknya akan menjalankan program edukasi berbasis sekolah, komunitas, dan media sosial. Ini bukan sekadar sosialisasi, tapi pembentukan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah.

“Yang kedua adalah bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat dengan melaksanakan program edukasi berbasis sekolah komunitas media sosial. Mulai dari hal sederhana seperti membuang sampah dan yang tidak kalah pentingnya adalah harus membuang sampah tepat pada waktunya dan pada tempatnya hingga cara pengelolaan sampah terutama adalah rumah tangga agar bisa secara mandiri kita menanganin berkaitan dengan sampah.,” jelasnya.

3. Kolaborasi dengan Sektor Swasta

Inovasi ketiga yang ditawarkan Rudy adalah menjalin kerjasama strategis dengan sektor swasta. Rudy menyatakan akan berkolaborasi dengan pihak swasta untuk menyiapkan infrastruktur dan teknologi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Kolaborasi ini akan difokuskan pada pembangunan fasilitas pengolahan sampah terpadu, pengembangan teknologi daur ulang, penerapan sistem waste to energy, dan optimalisasi program CSR perusahaan tambang dan migas.

“Berkolaborasi dengan pihak swasta untuk menyimpan untuk menyiapkan infrastruktur dan teknologi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengelolah sampah menjadi energi dan juga sebagai pupuk dan ini telah terbukti efektif di
beberapa Kabupaten ataupun provinsi misalkan di SUrabaya ataupun di Bali. Yang kedua adalah memanfaatkan CSR dari perusahaan-perusahaan yang ada di Kaltim terutama dari sektor pertambangan sektor oil and gas dan juga sektor perkebunan,” ujarnya.

4. Implementasi Aplikasi SAKTI

Rudy memperkenalkan inovasi teknologi berupa Aplikasi SAKTI (Satu Akses untuk Kalimantan Timur) sebagai solusi digital dalam pengelolaan sampah. Menurutnya, aplikasi ini akan memudahkan masyarakat melaporkan permasalahan sampah dan memantau penanganannya secara real-time.

“Yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mengawasi tempat pembuangan sampah akhir dan kebocoran limbah. Termasuk membuka pelaporan sampah limbah melalui aplikasi Sakti. Dan ingat, yang paling penting adalah pemanfaatan sampah ini perlu sekali. Kita tinggal pencet aplikasi Sakti,” paparnya.

5. Pengembangan Ekonomi Sirkular

Rudy juga menyampaikan rencana ringkas untuk mengatasi sampah dengan pengembangan ekonomi sirkular.

Upaya ini akan dilakukan melalui program konversi sampah menjadi energi, pengolahan sampah organik menjadi pupuk, pemberdayaan UMKM berbasis daur ulang, hingga Pengembangan bank sampah modern.

Rudy menegaskan, sampah bukan sekadar limbah, tapi bisa menjadi sumber daya ekonomi jika dikelola dengan tepat.

“Sampah itu ada gunanya. Bukan hanya sebagai limbah. tetapi mampu dimanfaatkan sebagai pupuk ataupun energi energi yang lainnya dengan penguasaan teknologi. Itulah pentingnya kita menguasai SDM,” tegas Rudy.

Tanggapan Isran Noor-Hadi Mulyadi

Menanggapi pemaparan Rudy Mas’ud, pasangan incumbent Isran Noor-Hadi Mulyadi menyatakan bahwa konsep-konsep yang disampaikan sebenarnya telah mereka implementasikan selama periode kepemimpinan sebelumnya.

“Kayaknya konsepnya sudah kami siapkan itu,” ujar Isran Noor singkat sebelum memberikan kesempatan kepada wakilnya, Hadi Mulyadi, untuk menjelaskan lebih detail.

Calon Wakil Gubernur incumbent Hadi Mulyadi lalu menekankan bahwa konsep-konsep yang disampaikan sebenarnya sudah mereka siapkan dan bahkan sebagian telah diimplementasikan selama masa kepemimpinan mereka. “itu yang sudah kami lakukan dalam 5 tahun yang lalu.”

Hadi menyatakan bahwa persoalan sampah adalah permasalahan fundamental yang berakar pada budaya masyarakat. “Persoalan sampah ini adalah persoalan budaya, budaya dari di rumah tangga, budaya di sekolah,” tegas Hadi Mulyadi.

Dalam masa pemerintahannya, program pemilahan sampah di tingkat rumah tangga dan sekolah telah diterapkan. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk pengendalian sampah, termasuk mengembangkan industri pengolahan sampah menjadi pupuk dan energi.

Hadi Mulyadi juga menanggapi pendekatan yang terlalu mengandalkan teknologi, khususnya Aplikasi SAKTI, dalam penanganan sampah. “Tanggapan saya, harap Aplikasi SAKTI itu bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan persoalan sampah,” tegasnya.

Hadi Mulyadi kemudian memaparkan program-program yang telah mereka implementasikan. Antara lain penerapan di tingkat pendidikan. “Saya telah menerapkan itu di sekolah-sekolah yang saya dirikan. Saya mengingatkan untuk memilah sampah, membuang sampah pada tempat waktunya dan saya juga beberapa kali berkoordinasi dengan Pemerintah kabupaten kota untuk memastikan bahwa sampah kita bisa dikendalikan baik termasuk di dalamnya adalah menjadikan sampah sebagai industri sebagai pupuk dan sebagai energi sudah berjalan tetapi belum sepenuhnya bisa dilaksanakan,” kata Hadi Mulyadi.

Tanggapan Balik Rudy Mas’ud

Menanggapi pernyataan paslon incumbent, Rudy Mas’ud menegaskan bahwa masalah utamanya adalah pada implementasi yang belum optimal. “Yang kita bicarakan adalah berkaitan dengan sampah yang saat ini tidak mampu untuk ditangani,” tegasnya.

Rudy mengidentifikasi beberapa kelemahan dalam penanganan sampah saat ini, yaitu penanganannya masih secara konvensional. “Hari ini Penanganannya masih secara konvensional. Masih sangat secara tradisional,” katanya. Hal ini terjadi, menurut Rudy, karena kurangnya edukasi komprehensif

Rudy menjabarkan beberapa isu spesifik yang masih menjadi tantangan. Pertama, berkaitan dengan perilaku masyarakat. Dalam penilaian Rudy, masyarakat yang ada di Kalimantan Timur membuang sampah seolah-olah bahwa sungai itu adalah tempat pembuangan sampah. Laut itu seolah-olah adalah tempat pembuangan sampah.

“Bagaimana masyarakat kita yang ada di Kalimantan Timur itu membuang sampah seolah-olah bahwa sungai itu adalah tempat pembuangan sampah. Bagaimana laut itu seolah-olah adalah tempat pembuangan sampah,” ungkapnya.

Rudy juga menyoroti penanganan sampah di kawasan maritim karena kurangnya pengawasan di wilayah perairan. Dia mencontohkan kru-kru kapal membuang sampah di laut begitu saja.

“Apalagi sampai di tempat-tempat profesional misalkan adalah kruk-kru kapal. Kapal membuang sampah seenaknya saja. Ini yang menjadi persoalan,” ungkapnya.

Tak hanya itu, menurut Rudy, ada pula permasalahan di wilayah pesisir. Hal ini diduga karena minimnya infrastruktur pengelolaan sampah di wilayah pesisir. Masyarakat yang tinggal di pesisir kali ataupun sungai, membuang sampah pada sungai.

“Begitu juga masyarakat yang tinggal di pesisir di pesisir kali ataupun Sungai, membuang sampah pada sungai,” ungkapnya.

Rudy menyoroti perkiraan sekitar 30% sampah yang belum mampu ditangani secara baik dan optimal. Menurutnya, kondisi ini akan menimbulkan dampak serius karena akan menjadi sumber penyakit, menimbulkan permasalahan lingkungan, dan membebani sistem pengelolaan sampah yang ada.

“Tadi disampaikan oleh panelis bahwa sampah masih banyak yang belum tertangani. Jumlahnya masih kira-kira kurang lebih sekitar 30% yang belum mampu ditangani secara baik dan optimal. Ini akan menjadi sumber penyakit ini akan menimbulkan permasalahan,” kata Rudy.

Karena itu, Rudy menekankan kembali pentingnya edukasi ntuk mengatasi persoalan sampah dan lingkungan hidup. Melalui edukasi kepada masyarakat, sampah ini bisa bermanfaat dan menjadi tugas seluruh pihak untuk memenahinya.

“Inilah pentingnya kita melaksanakan edukasi kepada masyarakat kita. Bagaimana sampah ini tapi juga bermanfaat buat kita semuanya bisa menjadi pupuk bisa menjadi energi dan hari ini belum bisa berjalan dengan baik. Itu tugas kita untuk memenahinya,” kata Rudy mas’ud calon gubernur Kaltim.

Debat ini menunjukkan perbedaan pendekatan kedua paslon dalam menangani permasalahan sampah di Kaltim. Sementara paslon incumbent Isran Noor dan Hadi Mulyadi menekankan pendekatan berbasis budaya dan keluarga, Rudy Mas’ud dn Seno Aji menawarkan kombinasi solusi teknologi dan edukasi yang lebih sistematis.

Dengan paparan visi dan program yang detail, kedua calon menunjukkan kesiapannya menghadapi tantangan pengelolaan sampah di Kaltim, salah satu isu krusial yang akan dihadapi gubernur terpilih periode 2024-2029 di Pilgub Kaltim 27 November 2024 mendatang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status