Petani Kaltim Kirim Bungkil Sawit Senilai Rp3,6 Miliar ke Jakarta dan Surabaya
KLIKSAMARNDA – Potensi kelapa sawit di Kalimantan Timur (Kaltim) tak hanya pada minyak kelapa sawit. Ada beberapa turunan dari kelapa sawit yang ternyata memiliki nilai jual di pasaran.
Satu di antaranya adalah bungkil sawit. Di Kaltim yang juga menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas perkebunan unggulan, memiliki potensi daya jual bungkil sawit hingga ke luar daerah.
Bungkil kelapa sawit menjadi turunan dariindustri pembuatan minyak kelapa sawit. Bungkil sendiri bisa bermanfaat untuk bahan pakan sumber protein dan energi untuk ternak.
Nah, petani Kaltim juga turut memberikan andil dalam penjualan bungkil sawit tersebut. Seperti yang berlangsung pada akhir pekan lalu, petani Kaltim mengirimkan 310 ton ke Surabaya, Jawa Timur dan ke Jakarta.
Ratusan ton bungkil sawit itu ditaksir bernilai ekonomi Rp3,6 miliar. Pengiriman bungkil sawit itu menggunakan 15 kontainer melalui Terminal Peti Kemas Pelabuhan Palaran, Samarinda.
Sebelum pengiriman, Pejabat Karantina Pertanian di Wilayah Kerja Palaran, melakukan pemeriksaan fisik terhadap bungkil kelapa sawit tersebut.
Menurut Pejabat Karantina Pertanian di Wilayah Kerja Palaran, Puput Hendra, bungkil sawit miliaran rupiah tersebut akan diberangkatkan melalui pelabuhan TPK Palaran menggunakan KM Tanto Keluarga dan KM Tanto Lancar.
“Tujuan bongkar bungkil sawit ini Jakarta dan Surabaya. Kami pastikan 15 kontainer bungkil kelapa sawit ini sehat dan siap untuk dikirim ke Pulau Jawa,” ujar Puput Hendra, melalui keterangan tertulis.
Kepala Karantina Pertanian Samarinda, Cahyono menyatakan, pihaknya siap mendukung lalu lintas produk pertanian dengan memastikan produk-produk pertanian tersebut sehat, aman, dan layak untuk dikonsumsi.
“Kami siap mendukung lalu lintas produk pertanian dengan memastikan produk-produk pertanian tersebut sehat, aman, dan layak untuk dikonsumsi. Kami juga mempercepat proses pengurusan Karantina,” ujar Cahyono.
Pihak Karantina Pertanian Samarinda juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap mematuhi prosedur pengiriman komoditas tanaman.
“Jangan lupa melaporkan komoditas pertanian yang akan dilalulintaskan demi menjadikan Pertanian Indonesia yang maju, mandiri dan modern,” ujar Cahyono. (*)