Rahmadi Manusia Tertinggi di Kalimantan Jalani Perawatan di RSU AW Syahrani Samarinda
KLIKSAMARINDA – Rahmadi manusia tertinggi di Kalimantan kini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum AW Syahranie Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Tim medis RSU AW Syahranie Samarinda memantau langsung kesehatan putra pasangan suami istri Tongat dan Hotma Matpina
Pria berusia 26 tahun yang memiliki tinggi badan 2,15 meter sedang menjalani masa pemulihan usai mengikuti terapi hormonal dan operasi tumor otak di rumah sakit di Jakarta.
Keterbasatasan biaya membuat warga Kampung Tanjung Perangat, Kecamatan Sambaliung, Berau, Kaltim ini terpaksa tidak lagi menjalani perawatan di Jakarta.
Rahmadi tercatat mulai sakit-sakitan sejak tahun 2014 lalu. Di tahun 2019, Rahmadi menjalani operasi pengangkatan tumor otak sekaligus menjalani terapi hormon untuk mencegah tubuhnya terus berkembang.
Perwakilan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Berau, Maria Yosephi mengatakan, operasi tumor terhadap rahmadi berhasil dilakukan. Namun, selama dua tahun terakhir Rahmadi harus menjalani pengobatan lanjutan.
Pengobatan lanjutan itu diperlukan karena ketidakseimbangan hormon yang dialami sehingga harus menjalani terapi pulang pergi Berau Jakarta.
Melihat bearnya biaya yang dikeluarkan saat ini untuk perawatan, Rahmadi dipindahkan ke RSU AW Syahranie Samarinda.
“Melakukan operasi, ada tumor di bagian kepala. Namanya juga berkaitan dengan hormon tentunya harus ada perawatan lanjutan. Waktu di awal-awal, dihawatirkan akan bertambah. Tapi saat ini terakhir tingginya tidak bertambah sudah setelah diambil tindakan tingginya tetap. Terakhir 2,15 meter. Baznas punya banyak mustahik juga. Melihat Rahmadi ini perlu dibantu dari sisi pengobatan karena selama ini mereka hanya berobat jalan di puskesmas,” ujar Maria Yosephi ditemui di RSU AW Syahranie Samarinda, Minggu 4 Desember 2022.
Meski dalam keadaan serba terbatas, Rahmadi senang dengan kondisinya yang terus membaik. Namun kesendirian di rumah sakit saat menjalani perawatan membuatnya galau.
Dengan tubuh tinggi membuat dirinya tidak memilik teman sejak SMP. Dirinya lebih banyak membantu orang tua di kebun dan kerap merasakan nyeri di persendian tulang.
“Kurang bergaul aja, mencegah mendengar omongan yang tidak enak,” ujar Rahmadi.
Sementara itu, kedua orangtua Rahmadi hanya bekerja sebagai petani dengan penghasilan rendah. Keluarga pun pasrah menghadapi keadaan Rahmadi yang membutuhkan perawatan dan biaya berkelanjutan.
Kini Rahmadi ditemani sang ibu, Hotma Matpina, di RSU AW Syahranie Samarinda. Selama menjalani perawatan di rumah sakit, Hotma Matpina sehari-hari menjadi teman dan selalu melayani putranya.
Hotma Mapina mengaku Rahmadi malu untuk terus bersekolah karena tidak memiliki sepatu. Dia pernah menggunakan sepatu yang sudah sobek pada bagian depannya.
Kondisi itu justru ditegur oleh guru. Akibatnya Rahmadi pun memutuskan untuk berhenti sekolah dan membantu bapaknya di kebun.
“Sepatunya itu tadi dilipat, terus dia mengundurkan diri karena dia itu diapain gurunya. “Kenapa kamu lipat sepatumu, Rahmadi? Terus dia itu pikirannya agak lain gitu, nah. Besoknya itu dia gak sekolah lagi. Gurunya datang. Gak sekolah lagi. Dua kali datang gurunya ke rumah, dia gak mau (sekolah) lagi,” ujar Hotma Mapina.
Kini pria kelahiran Kisaran, Sumatera Utara pada 31 Januari 1997 itu hanya berharap ingin terus sehat sehingga ia bisa beraktivitas normal dan membantu orang tuanya bertani serta berkebun.
Pada tahun 2019 lalu, keberadaan Rahmadi diketahui masyarakat luas saat dirinya berfoto bersama anggota Kodim Tanjung Redeb. (Suriyatman)