KLIKSAMARINDA – Jalur utama penghubung Kecamatan Sangasanga dengan Kecamatan Muara Jawa di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami kerusakan.
Jalan tersebut mengalami patahan yang diduga akibat aktivitas alat berat perusahaan tambang tidak jauh dari jalan tersebut.
Padahal, jalan Provinsi Kaltim itu baru selesai dibangun Oktober 2022 lalu atau baru atau sekira delapan bulan penggunaan.
Jalan poros Sangasanga-Muara Jawa ini tercatat sebagai proyek melalui APBD Provinsi Kaltim tahun 2022 dengan nilai Rp14 miliar.
Pada Jumat sore, 2 Juni 2023, pihak perusahaan tambang, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Kaltim, bersama jajaran Polresta Kukar dan warga, meninjau lokasi jalan rusak itu.
Tampak kondisi jalan poros yang menghubungkan Kecamatan Sangasanga – Muarajawa – Samboja dan Kota Balikpapan ini hancur akibat pergeseran tanah.
Jalan mengalami patahan sepanjang 50 meter. Akibatnya membuat masyarakat tidak dapat melintas.
Tidak hanya patahan 50 meter, beberapa patahan di badan jalan juga terlihat hingga 500 meter. Akibatnya, kendaraan masyarakat harus memutar melintasi jalan tanah dan merupakan jalan tambang batubara.
Sempat terjadi perdebatan antara perwakilan perusahaan tambang dengan pihak Dinas PUPR Kaltim saat tinjauan lapangan tersebut.
Di satu sisi, pihak perusahaan membantah jika aktivitas perusahaan yang membuat jalan tersebut rusak. Pihak perusahaan mengaku justru berencana memperkuat pondasi jalan agar tidak mengalami kerusakan.
Sementara pihak Dinas PU bersikeras adanya aktivitas tambang di lokasi yang membuat jalan poros Sangasanga-Muara Jawa adalah aktivitas tambang batubara.
Kapolresta Kutai Kartanegara AKBP Hari Rosena, yang menjadi mediator, meminta keduanya tidak saling menyalahkan.
Kapolres meminta agar masing-masing pihak segera menyelesaikan atau memperbaiki jalan yang rusak demi masyarakat sekitar.
“Kami beserta jajarannya meninjau langsung kondisi di lapangan serta meminta kepada pihak perusahaan maupun pemerintah untuk mengutamakan kepentingan masyarakat,” ujar AKBP Hary Rosena.
Warga yang melihat perdebatan itu pun bereaksi. Mereka meminta agar perusahaan segera bertanggung jawab karena jalan ini awalnya baik.
Namun, sejak ada aktivitas pertambangan batubara di kawasan itu, membuat jalan rusak.
Warga menuding aktivitas kendaraan berat milik perusahaan batubara yang berada kurang dari 5 meter dari badan jalan menjadi biang kerok kerusakan jalan poros Sangasanga-Muara Jawa.
Warga pun berharap pemerintah segera memperbaiki jalan tersebut agar masyarakat tidak terlalu jauh harus memutar jika akan pergi ke Muara Jawa atau ke Sangasanga.
“Kekhawatiran kami, ini memerlukan waktu lama untuk perbaikan. Akses alternatif tidak bisa melintas di sana. Lahan di sana punya pemilik lahan. Kami, bisa apa?,” ujar Bakri, seorang warga yang ada di lokasi.
Humas PT Prima Mandiri, Zarkasih, mengatakan pihak perusahaan akan melakukan pengecekan dengan menurunkan tim untuk mengetahui penyebab rusaknya jalan penghubung Kecamatan Sangasanga dengan Muara Jawa.
Zarkasih mengaku saat ini pihak perusahaan sedang melakukan fincing slofing atau perapian di lokasi yang terdapat lubang tambang tersebut karena sudah lama tidak ada aktivitas sehingga menyebabkan genangan air.
Menurut Zarkasih, aktivitas pertambangan yang mulai aktif kembali saat ini hanya berkaitan dengan pengurasan air pada kubangan galian batubara.
“Iya, pengurasan ini, bukan salah hitung, Pak. Kita tidak tahu, Pak, apakah di sini ada genangan air atau tidak atau sebagainya, dan Bapak-bapak tahu gak lalu lintas di sini siang malam muatan 10 ton?” ujar Zarkasih.
Sementara Kepala Seksi (Kasi) Pemeliharaan Jalan dan Jembatan UPTD Pemeliharaan Infrastruktur Wilayah II PUPR Kaltim, Taufiqurridha Ismail, mengatakan jika keberadaan bekas lubang tambang yang terdapat di tepi kiri badan jalan yang ambruk sudah lama tidak beraktivitas.
Bahkan saat pemerintah melakukan pembangunan jalan ini, tidak ada perusahaan batubara yang beraktivitas.
Menurut Taufiqurridha Ismail, saat jalan ini sudah selesai, perusahaan batubara PT Prima Mandiri melakukan pekerjaan di sekitar lokasi jalan milik pemerintah ini.
“Kami melakukan peninjauan lapangan, dan kami akan menurunkan tim untuk melakukan kajian lapangan untuk memperdalam penanganannya seperti apa, Pak. Yang lainnya, kami nanti memantau, memantau sampai ada penanganan permanen. Kalau dari segi kami, dari PU, insya Allah tidak ada. Secara struktur, kami sudah melakukannya sesuai dengan spesifikasi kami,” ujar Taufiqurridha Ismail. (Suriyatman)