Pemkot Samarinda

Samarinda Pasang Target Kota Layak Anak Level Nindya Tahun 2023

KLIKSAMARINDAPemerintah Kota (Pemkot) Samarinda memasang target sebagai Kota Layak Anak (KLA) di tingkat Nindya pada 2023 mendatang. Target itu disampaikan sebagai komitmen Pemkot Samarinda untuk meningkatkan predikat KLA ke Nindya.

Tahun 2022, Kota Samarinda telah menyandang predikat Madya pada ajang penghargaan KLA. Penghargaan itu diterima selama 2 kali berturut-turut.

Dalam Riview Evaluasi Kota Layak Anak, Kamis, 27 Oktober 2022, Asisten III Sekretariat Kota Samarinda, Ali Fitri Noor mengatakan target predikat Nindya untuk tahun 2023.

Target itu, menurut Ali Fitri Noor, sejalan dengan visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda dalam upaya mewujudkan Samarinda sebagai kota peradaban.

“Yakni untuk menjadikan generasi penerus yang sehat dan ceria dengan menjamin pemenuhan hak anak di kota Samarinda,” ujar Ali Fitri Noor, saat menjadi pembicara dalam riview evaluasi KLA Samarinda tahun 2022, Kamis 27 Oktober 2022 di ballroom Hotel Selyca, Jalan Bhayangkara, melalui Humas Pemkot Samarinda.

Ali Fitri Noor optimis Kota Samarinda mampu meraih predikat KLA level Nindya tahun 2023.
Meskipun selama tahun 2022 masih terjadi kasus kekerasan pada anak sebanyak 120 kasus di kota Samarinda.

Hal itu berdasarkan data dari Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKPPPA) Provinsi Kaltim,

Ali Fitri Noor menerangkan, kasus itu terjadi pada anak-anak tingkatan Sekolah Dasar khususnya korban anak perempuan.

Ali Fitri Noor berharap, Samarinda sebagai ibu kota Kaltim seharusnya tidak boleh lagi terjadi kekerasan pada anak.

Selain itu, Ali Fitri Noor juga menyadari bahwa kasus kekerasan terhadap anak merupakan konsekuensi perkembangan sebuah kota.

Karena itu, Ali Fitri Noor mengajak seluruh pihak untuk melakukan upaya penguatan lingkungan melalui program Bebaya (Pro Bebaya).

Melalui alokasi anggaran sebesar Rp100 juta per RT melalui Pro Bebaya, Ali Fitri Noor yakin dapat dimanfaatkan oleh para Ketua RT untuk melakukan mapping atau pemetaan di lingkungannya.

Terutama untuk menjalankan program pemberdayaan masyarakat melalui penguatan keluarga khususnya ekonomi keluarga.

“Karena rata-rata kekerasan pada anak ini biasanya terjadi pada keluarga yang titik ekonominya berada pada level bawah. Bisa jadi karena segala harga kebutuhan yang saat ini mulai meninggi hingga meluapkan emosinya pada anak,” ujar Ali Fitri Noor. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status