Provinsi Kaltim

Menuju Kaltim Berdaulat Secara TV Digital

KLIKSAMARINDAKepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Faisal, optimis jika penyiaran televisi di Kaltim akan mulai bermigrasi ke Televisi Digital pada 30 Juni 2021. Dalam Rapat Persiapan Analog Switch Off (ASO) di Balai Monitoring Kelas I Samarinda, Selasa pagi 23 Februari 2021, Muhammad Faisal juga menyatakan, migrasi ke siaran digital itu akan membuat siaran tv di Kaltim akan berdaulat.

“Saya optimis Kaltim bisa segera berdaulat secara TV Digital, dengan target ASO 30 Juni 2021,” ujar Muhammad Faisal.

Menurut Muhammad Faisal, hal tersebut sesuai dengan harapan Pemerintah Pusat yang sedang mempersiapkan Analog Switch Off (ASO) pada 2 November 2022. Karena itu, Provinsi Kalimantan Timur bersama dengan 12 provinsi termasuk dalam tahap pertama program ASO pada 30 Juni 2021.

“Kalau melihat data yang disampaikan oleh Ketua KPID Kaltim, memang ada sebanyak 25 TV di wilayah Kaltim 1 mencakup Samarinda, Bontang dan Tenggarong serta 11 TV di wilayah Kaltim 2 di areal kota Balikpapan dan PPU. Kita optimis bisa migrasi ke TV Digital sesuai target 30 Juni 2021,” ujar Muhammad Faisal.

Menurut Muhammad Faisal, dari data terlihat saat ini di wilayah Kaltim 1 baru ada 6 TV yang sudah digital. Meski begitu, semua TV tersebut pada dasarnya sudah siap karena sebenarnya mayoritas adalah Sistem Stasiun Jaringan (SSJ).

Penggunaan TV Digital ini mempunyai banyak keuntungan. Antara lain, untuk hiburan masyarakat yang tidak berbayar.

Selain itu, melalui TV Digital masyarakat juga dapat menyaksikan dengan tampilan yang lebih bersih, lebih canggih, dan lebih jernih daripada TV analog biasa.

“Jadi nanti kita cukup pake antenna biasa saja sudah dapat menikmati sajian TV Digital gratis, Nah bagi masyarakat dengan yang sudah mengikuti TV berbayar atau via jaringan kabel fiber optik? Tentu saja tidak ada masalah dengan hal ini, menjadi bagus sehingga menambah beragam pilihan masyarakat,” ujar Muhammad Faisal.

Muhammad Faisal menambahkan, terkait masyarakat yang masih menggunakan TV analog atau bukan smart TV tetap bisa menikmati sajian acara TV Digital. Syaratnya, memerlukan alat bantu.

“Kami juga turut memikirkan hal ini. Memang dibutuhkan sebuah alat lagi yang disebut Set Top Box (STB) agar warga yang hanya memilik TV Analog dapat melihat juga siaran digital, harga STB ini dipasaran bervariasi antara Rp.150,000-Rp.250,000 lebih murah jika dibandingkan harus ganti TV?” ujar Muhammad Faisal.

Sejauh ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemenkominfo telah menyiapkan beberapa pola untuk bisa membagikan STB ini untuk warga yang kurang mampu, seperti melalui komitmen para penyelenggara multipleksing yang akan membagikan STB, bisa melalui bantuan dari Pusat, Pemda, dan lain sebagainya.

”Namun rasanya juga tidak terlalu berat kalau dengan pola mandiri dibandingkan banyaknya chanel fasilitas TV Digital yang dapat disaksikan,” ujar Muhammad Faisal.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah atau KPID Kaltim, Akbar Ciptanto menambahkan pentingnya ketersediaan infrastruktur digital dalam peralihan teknologi penyiaran tersebut. Hal ini untuk memudahkan, serta memberi peluang kepada Industri penyiaran di daerah agar terus berkembang.

Karena itu, KPID untuk meminta kepada Bhakti atau Kementerian Kominfo untuk membantu penyediaan Set Top Box gratis bagi masyarakat yang kurang mampu untuk kepentingan masyarakat dan pelaku industri penyiaran demi berkualitasnya penyiaran di daerah.

”Harapan kita pada akhir Juni tahun 2021, Kaltim sudah bersiaran secara digital. Kemudian banyak tahapan yang kita lakukan salah satunya yang kita lakasanakan hari ini yaitu koordinasi, kemudian akan diagendakan mengadakan pertemuan dengan seluruh Televisi baik LP yang ada di Samarinda, Bontang, dan Tenggarong yang masuk dalam Zona Kaltim 1 untuk bertemu untuk segera beralih ke siaran digital,” ujar Akbar Ciptanto. (Jie)

(Jie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status