Provinsi Kaltim

Launching Literasi Media 2021, Menilik Peran Perempuan di Era Media Digital

KLIKSAMARINDA – Dalam rangka mendorong masyarakat untuk lebih kritis dan bijak dalam menerima informasi dari media, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kaltim telah resmi melaksanakan Grand Launching rangkaian kegiatan Literasi Media tahun 2021, berkolaborasi dengan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman, Kamis 14 Oktober 2021.

Kegiatan ini dirangkai dengan penandatanganan MOU antara Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman oleh Dekan Fisipol Unmul, Muhammad Noor, M.Si dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Kalimantan Timur oleh Ketua KPID Kaltim, Akbar Ciptanto.

Kegiatan berlanjut dengan Webinar bertema “Perempuan dan Media” gelaran KPID Kaltim bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman Prodi Ilmu Komunikasi. Acara kolaborasi ini diselenggarakan dengan bentuk Webinar secara hybrid atau mengombinasikan kehadiran secara tatap muka (luring) yang terbatas dengan menerapkan protocol pencegahan penyebaran virus COVID-19, dan secara daring menggunakan aplikasi zoom meeting conference. Memberikan sambutan, apresiasi, sekaligus membuka acara, Dekan FISIP UNMUL, Dr. H. Muhammad Noor.

Hadir mewakili Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA RI) menjadi narasumber, Asisten Deputi Peningkatan Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha, Eko Novi Ariyanti. Dalam paparannya, Eko Novi Ariyanti menyatakan pentingnya sinergitas antar Pemerintah pusat dan daerah beserta lembaga baik di sektor pendidikan maupun penyiaran perlu dikuatkan.

Eko Novi Ariyanti menyatakan, sinergi menjadi kunci untuk bersama membangun sistem yang ramah, wujudkan Indonesia maju dengan pemberdayaan pemberitaan positif terhadap perempuan di media.

“Ketika kita berbicara pemberdayaan perempuan melalui media. Kita akan bicara kalau perempuan itu bisa berperan lebih. Jadi tidak hanya sebagai pendengar dan penikmat media,” ujar Eko Novi Ariyanti.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur, Muhammad Faisal yang juga menjadi narasumber dalam Webinar itu menyatakan, perempuan cenderung menjadi objek eksploitasi dalam media. Menurut Muhammad Faisal, banyak yang bertamengkan seni, untutan skenario, lifestyle, hingga akhirnya melakukan hal-hal yang negatif.

”Saya juga sempat browsing, masih banyak (kumpulan portal media) bahkan gratis dan harganya murah, seluruh media bisa buka. Di dalamnya (majalah online) itu termasuk eksploitasi, pornografi dan pornoaksi. Inilah musuh besar kita di era globalisasi. Mari sama-sama bukan menangkal, tetapi perempuan juga perlu diberikan pemahaman untuk tidak dieksploitasi,” ujar Muhammad Faisal.

Karena itu, menurut Muhammad Faisal, peningkatan literasi digital penting untuk terus dilakukan. Pasalnya kekerasan terhadap perempuan berbasis online saat ini marak terjadi sebagian atau sepenuhnya ialah dilakukan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

“Jadi hati-hati jangan sembarangan mengumbar hal-hal yang privasi. Ini yang penting dan harus dipahami oleh semua. Walaupun rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi belum disahkan sampai sekarang. Kita jangan mengumbar hal-hal yang privasi, karena di dunia maya tidak bisa 100% dipercaya. Data pribadi itu lebih berhagra daripada batu bara sekarang. Jadi hati-hati itu bisa diperjualbelikan dengan gampang,” Muhammad Faisal. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button
DMCA.com Protection Status