Rendi Susiwo Ismail, Asa Anyar Kaltim Menjaga Aspirasi di DPD RI: Fokus Pada Pendidikan (1)
Publik mengenalnya sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur. Success story di Universitas Balikpapan coba diukir di ranah berbeda; politik.
SEBAGAI salah satu tokoh pendidikan lokal, Rendi Susiwo Ismail bukan nama asing di telinga publik. Di Kota Balikpapan, nyaris satu dekade pria kelahiran Balikpapan, 17 Agustus 1963, itu sukses mengubah wajah Uniba sebagai perguruan tinggi terbaik. Keberhasilan itu justru membuat suami Syarifah Hasyimiah Alaydrus ini banjir dukungan. Terutama untuk berpartisipasi di pemilihan legislatif 2024 mendatang sebagai bakal calon anggota nonpartai di Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Banyaknya dukungan –terutama dari tokoh masyarakat lokal– kepada Rendi agar menjadi wakil Kalimantan Timur di Senayan bukan tanpa musabab. Rendi yang memiliki latar belakang seorang pendidik, dianggap laik membawa aspirasi Benua Etam dibidang pendidikan. Pun, prestasi yang dicapai sarjana S3 Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Brawijaya itu sekira 10 tahun terakhir bersama Uniba.
Tengok saja dalam rentang waktu tersebut, Rendi mampu mengundang menteri hingga tokoh-tokoh nasional untuk memberikan kuliah umum di Uniba secara masif agar mahasiswa Uniba memiliki pengetahuan lebih. Terlebih, sejak ditangani Rendi, Uniba bertransformasi dengan melakukan banyak kerjasama dipelbagai sektor hingga prestasi akademik. Terkini, Rendi menjadi salah satu sosok penting lahirnya karya mahasiswa Fakultas Teknik Industri Program Studi Teknik Industri Uniba menciptakan mobil dan motor listrik.
Rendi sejatinya telah lama nonaktif di dunia politik. Hal itu terlihat dari rekam jejaknya sebelum menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur. Bertahun-tahun dia hanya fokus terhadap dunia pendidikan di Kota Minyak dan mendorong Uniba menjadi kebanggaan masyarakat Kota Balikpapan. Namun, karena dukungan dari tokoh masyarakat semakin banyak, Rendi akhirnya meminta restu istri, anak, keluarga, serta koleganya untuk menjadi bakal calon anggota DPD RI.
Kendati terjun kembali ke dunia politik, persoalan pendidikan di Kaltim masih menjadi fokus utama Rendi melangkah ke Senayan. Dalam acara Penyerahan Formulir F1 Dukungan DPD RI Kabupaten/Kota di Kaltim kepada Rendi, Jumat 16 Desember 2022 di Cafe Bro Cactus –Jalan Sungai Ampal, Kota Balikpapan– mantan Ketua Kamar Dagang Indonesia Kota Balikpapan itu menyebut persoalan pendidikan hari ini adalah pekerjaan rumah bersama.
“Wajah pendidikan kita hari ini adalah cermin kualitas sumber daya manusia kita di masa mendatang. Saya ingin menghibahkan diri ke level yang lebih tinggi agar bisa berpartisipasi dalam merancang regulasinya, terutama untuk daerah kita,” katanya.
Seperti diketahui, program peningkatan mutu pendidikan di Kaltim terus digalakkan. Disektor anggaran pendidikan bahkan mendapatkan porsi sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi, serta APBD kabupaten/kota. Sayangnya, pada realisasi di lapangan, masih terjadi masalah. Diantaranya dari gedung dan fasilitas sekolah yang rusak, kurangnya tenaga guru, hingga sekolah yang berstatus negeri namun tidak memiliki gedung.
“Salah satu konteks masalahnya juga ada di realisasi penggunaan anggaran. Harusnya dengan persentase anggaran 20 persen, Kaltim bisa memiliki fasilitas pendidikan yang laik. Untuk itu, kita perlu evaluasi regulasinya. Tentu harus berkoordinasi dengan banyak pihak. Seperti pemerintah provinsi hingga pemerintah kabupaten dan kota,” katanya.
Bagi Rendi, komitmennya untuk memperbaiki sektor pendidikan di Kaltim tak lain untuk berpartisipasi mempersiapkan sumber daya manusia lokal yang mumpuni. Sehingga, bisa mengambil peran penting dalam pembangunan di Kaltim. “Persiapan SDM yang unggul harus kita mulai dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi,” ujarnya. (*)