Kabut Asap Makin Parah di Kaltim, Pihak Bandara Minta Toleransi Maskapai Penerbangan di APT Pranoto Samarinda
Peningkatan intensitas kabut asap di Kalimantan Timur terus terjadi. Pusat Informasi Titik Panas yang diolah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (lapan) hingga Minggu sore, 15 September 2019 pukul 17.44 WITA di Kaltim tercatat 447 hotspot atau titik panas. Dari jumlah itu, 142 diantaranya, memiliki tingkat keyakinan lebih 80 persen adalah titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kabut asap yang makin pekat itu membuat aktivitas Bandara APT Pranoto Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), mengalami gangguan. Selain Bandara APT Pranoto, dua bandara lainnya di Kaltim juga lumpuh yakni Bandara Kalimarau di Berau (BEJ) dan Bandara Melalan di Sendawar (MLK) Kabupaten Kutai Barat.
Beberapa penerbangan Minggu pagi hingga siang gagal berangkat akibat pekatnya kabut asap yang menyelimuti Bandara di Kota Tepian. Para penumpang yang harusnya berangkat Sabtu 14 September 2019 kemarin, bergabung menjadi satu dengan para penumpang pesawat yang akan berangkat pada Minggu.
Antrean penumpang pun terjadi. Beberapa penumpang yang belum bisa masuk ke dalam terpaksa duduk di lobi bandara. Sejumlah penumpang bahkan menumpuk di konter sejumlah maskapai untuk melakukan pemindahan jadwal keberangkatan ke Bandara Sepinggan Balikpapan.
Seorang penumpang maskapai penerbangan Lion Air Samarinda-Surabaya, Ali Khifdus, mengaku kecewa dengan pelayanan yang dilakukan maskapai penerbangan. Dirinya yang seharusya berangkat hari Sabtu, harus menunggu hingga tanpa kejelasan hingga Minggu siang.
”Ini menunggu saya dari kemarin. Ternyata dapat informasi dari pihak bandara bahwa kabutnya terlalu tebal, sehingga kemarin seluruh penerbangan dibatalkan. Sekarang juga masih belum ada kejelasan. Tadi ada sih pesawat ke Denpasar sama Jakarta. Namun untuk pesawat lainnya belum ada keterangan sampai sekarang,” ujar Ali.
Kepala Bandara APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi mengatakan, Bandara APT Pranoto mengalami dampak kabut yang diduga berasal dari Kalimantan Tengah. Akibatnya, beberapa penerbangan mengalami delay dan divert. Menurut Dodi, hingga Minggu siang, cuaca sempat membaik penerbangan Batik Air tujuan Denpasar yang seharusnya terbang pukul 07.30 WITA molor 3 jam. Pun, semua penerbangan dialihkan ke Balikpapan. Maskapai Garuda Indonesia dari Jakarta (CGK) seharusnya mendarat pukul 10.30 WITA namun hingga Minggu siang belum bisa terbang akibat kabut asap di sekitar runway bandara.
Dodi meminta kepada maskapai penerbangan agar dapat memberikan toleransi kepada para penumpang dengan berbagai kemudahan untuk menunda maupun pemindahan jadwal penerbangan. Toleransi ini agar penumpang tidak dirugikan. Meski begitu, Dodi menyebutkan jika toleransi itu bukan merupakan tanggung jawab maskapai karena telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79.
”Mulai kemarin kondisinya kita sampaikan kepada airland diberikan kemudahan kepada teman-teman calon penumpang untuk mengalihkan penerbangan atau di-reloud. Jadi akhirnya tidak cancel dan penumpang tidak dirugikan. Ini bukan tanggung jawab maskapainya karena ini sesuai dengan PP 79. Kita memberi kemudahan kepada penumpang karena ini kasusnya beda,” ujar Dodi. (Jie)