KLIKSAMARINDA – Kondisi kapasistas pelayanan kesehatan dan angka kasus kematian dinilai mengkhawatirkan akibat pandemi Covid-19 yang terjadi di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam paparan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Samarinda dr. Osa Rafshodia, mewakili Sekretaris Kota Sugeng Chairuddin, kondisi terkini Pandemi Covid-19 yang berada di wilayah Samarinda mencerminkan tingkat kesembuhan yang rendah.
Terhitung pasien sembuh mencapai angka 65,2% sementara pasien lainnya masih dalam perawatan atau belum sembuh. Sedangkan komposisi perawatan 80% yang terkonfirmasi masih isolasi mandiri di rumah, 18% perawatan di rumah sakit.
“Dengan 18% tersebut kapasitas kesehatan di Kota Samarinda sudah terisi 92%”,” ujar dr. Osa Rapshodia dalam Rapat Koordinasi Penanganan Wabah Covid-19 di wilayah Provinsi Kaltim yang dipimpin Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim M. Sa’bani melalui video conference via Zoom, pada Rabu 26 Agustus 2020 yang dirilis Humas Pemkot Samarinda.
Kondisi tersebut juga diperparah dengan peningkatan kasus kematian yang tinggi, mencapai 3-5 kasus kematian per hari.
“Awal Juli di Samarinda memang terjadi epidemik kedua, bahkan dua kali lebih tinggi dari epidemik pertama lalu. Yang cukup menghawatirkan adalah tingkat kasus kematian kasus Covid-19 memang meningkat sangat tinggi di gelombang kedua ini hampir rata-rata 3-5 kematian per hari, terutama di akhir bulan Juli dan di awal bulan Agustus,” ujar dr. Osa Rapshodia.
Selain itu, dr. Osa Rapshodia juga menerangkan, upaya yang dilakukan sejak awal Pandemi Covid-19 Maret sampai Agustus setelah membuka pusat karantina di Bapelkes April silam yang awalnya berisi 40 tempat tidur sampai sekarang di persiapkan 80-100 tempat tidur.
Kapasitas tracking yang sudah dilakukan mulai Maret sampai Juli meningkat sebesar 5 kali lipat dengan menggunakan teknik swab antigen, teknik IFA antibody dengan melibatkan KKP, faskes swasta, lab swasta.
Sampai saat ini, untuk mengatur alur rujukan, Dinkes Kota Samarinda telah menerapkan seluruh rumah sakit merawat pasien Covid-19. Selain itu, Dinkes Samarinda juga mempersiapkan dan menjalankan laboratorium standar BSL-3 di gedung baru Pemerintah Kota Samarinda di Jalan Pelita pada akhir Agustus.
“Kemudian mempersiapkan fasilitas karantina standar BSL-3 di Sungai Siring dengan APBN 2020, mempersiapkan kapasitas PCR bergerak dan PCR non bergerak dengan kapasitas pemeriksaan sebanyak 500 specimen per hari,” ujar dr. Osa Rapshodia.
Dari catatan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, per 27 Agustus 2020, Samarinda berada pada tingkat tracing suspeck tertinggi di Kaltim. Terhitung angkanya mencapai 8146 dengan total discharge atau kasus negatif mencapai 6945. Sementara kasus konfirmasi positif sebanyak 744 kasus dan meninggal dunia mencapai 28 kasus, terbanyak kedua setelah Balikpapan. Sementara angka kasus sembuh sebanyak 482 pasien dan masih menjalani perawatan sebanyak 234 orang.
Menanggapi kondisi tersebut, Pj. Sekda Provinsi Kaltim, Sa’bani menginstruksikan kepada Pemkot Samarinda untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kota Samarinda supaya menjalankan Perwalinya.
“Kita akan backup juga kalau ada penambahan tempat karantina di Samarinda. Sebelumnya sudah dipersiapkan juga, tetapi selama Bapelkes itu masih memadai supaya bisa dimaksimalkan dulu,” ujar Sa’bani.
Sa’bani memnambahkan, bila akan menambah ruang atau kamar, baik di rumah sakit atau pusat karantina sebaiknya tenaga kesehatan (SDM) juga ditambah karena menyangkut mental dan fisik tenaga kesehatan.
“Kalaupun harus menambah SDM kesehatan alangkah baiknya tenaga puskesmas supaya diberdayakan karena mereka juga ujung tombak di masyarakat. Sedangkan bila ada penumpukan menunggu proses hasil swab supaya bisa dikirim ke Dinkes Provinsi Kaltim supaya hasilnya bisa cepat keluar,” ujar Sa’bani. (*)