Banjir Samarinda Hari Ini, Lima Jalan Protokol Terendam
KLIKSAMARINDA – Banjir terjadi di sejumlah wilayah Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim), Sabtu 16 April 2022. Hujan yang turun sejak Sabtu siang pukul 12.20 WITA membuat lima titik jalan protokol tergenang.
Lima titik pantau banjir Samarinda di jalan protokol tersebut antara lain Jalan Cipto Mangunkusumo Samarinda Seberang, Jalan DI Panjaitan Samarinda Utara, Simpang Empat Lembuswana, Jalan AW Syahranie Samarinda, dan Jalan Kebun Agung.
Selain lima titik jalan protokol tersebut, ada sejumlah jalan lain yang tergenang banjir. Antara lain Jalan Pasundan, Simpang Sempaja, dan Jalan Padat Karya.
“13.40 Simpang Sempaja terpantau terdapat genangan air/banjir cukup dalam di beberapa ruas jalan, diharapkan untuk pengendara lebih berhati-hati saat melintas,” demikian laporan Info Lalin Dishub Samarinda via Area Traffic Control System (ATCS).
Dari keterangan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Suwarso, banjir mengakibatkan tinggi air meningkat hingga 35 centimeter di beberapa titik banjir Samarinda hari ini.
“Ketinggian mencapai 35 sentimeter,” ujar Suwarso.
Aparat BPBD Samarinda terus melakukan upaya pantau banjir Samarinda hingga hujan mereda. Hujan baru mereda mulai pukul 16.00 WITA.
Pantauan banjir Samarinda hari ini dilakukan melalui CCTV online Samarinda maupun petugas yang turun langsung ke lokasi banjir.
“Masih kita monitor di CCTV,” kata Suwarso.
Wilayah yang terendam banjir Samarinda hari ini merupakan titik langganan banjir saat hujan deras mengguyur. Saat di sejumlah lokasi, petugas menemukan ada gangguan drainase yang menyebabkan ketinggian air cepat bertambah.
Seperti banjir yang terjadi di wilayah Jalan Kebun Agung. Ada beberapa titik drainasi di sekitar Jalan kebun Agung yang mengalami penyumbatan sehingga air tidak langsung mengalir ke sungai.
“Di sana drainase belum normal tidak tembus ke Sungai Mati,” ujar Suwarso.
BPBD tetap bersiaga untuk mengantisipasi banjir dan berjaga-jaga jika sampai ketinggian air meningkat.
“Saat ini masih kita pantau di CCTV maupun petugas wilayah bencana di tiap kecamatan,” ujar Suwarso. (Redaksi)