BNNP Kaltim Bongkar Jaringan Narkoba Internasional yang Lolos Pemeriksaan Bandara
KLIKSAMARINDA – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim mengungkap jaringan narkoba internasional yang beroperasi dari Malaysia. Pada Jumat, 22 November 2024, petugas menangkap empat orang pelaku di lokasi berbeda, yakni perbatasan Kaltim dan Kota Balikpapan. Barang bukti yang disita berupa dua kilogram sabu-sabu, yang dibungkus dengan kemasan teh hijau.
Penangkapan ini bermula dari laporan warga tentang pengiriman narkoba yang sering melintasi jalan provinsi. Petugas kemudian mengamankan satu unit mobil Innova berwarna perak di Jalan Tanjung Kuaro, Kecamatan Komam, Kabupaten Paser. Dua orang pelaku, SA dan H, berhasil ditangkap dalam operasi ini.
Dari tangan SA dan H, petugas menemukan dua kilogram sabu yang diduga berasal dari Malaysia. Barang haram tersebut dikemas dalam bungkus teh hijau untuk mengelabui petugas. Temuan ini mendorong BNNP Kaltim melakukan pengembangan kasus hingga berhasil menangkap dua pelaku lain di Samarinda dan Balikpapan.
Kepala Bidang Pemberantasan dan Intelijen BNNP Kaltim, Kombes Pol Tejo Yuantoro, mengungkapkan bahwa jaringan ini menggunakan jalur baru melalui Kalimantan Barat.
Biasanya, jalur distribusi narkoba di wilayah ini menggunakan rute darat atau laut melalui Kalimantan Utara (Kaltara). Modus baru ini memanfaatkan pengiriman udara dengan teknik khusus yang sulit terdeteksi oleh X-ray.
“Barang tersebut disembunyikan di lipatan pakaian menggunakan plastik khusus yang tidak terdeteksi oleh alat pemindai,” jelas Tejo Yuantoro.
Dua pelaku lainnya, yakni AN dan S, ditangkap di sebuah hotel di Samarinda. AN, yang bertugas merekrut SA dan H, merupakan buronan kasus peredaran narkoba di wilayah ini.
Sementara itu, S diduga sebagai pemodal utama dalam jaringan ini. S mengaku awalnya tidak mengetahui bahwa investasi yang dilakukannya terkait dengan bisnis narkoba. Dirinya mengaku diimingi keuntungan 20 persen jika bisnis berjalan.
“Saya tidak tahu ini bisnis narkoba. Baru sadar setelah terungkap. Itu kalau sudah jalan bisnisnya, dijanji 20 persen,” ujar S saat pemeriksaan.
AN juga mengungkap bahwa dirinya direkrut untuk mengambil paket sabu di Pontianak. Barang tersebut kemudian dibawa melalui tiga bandara, yakni Supadio Pontianak, Soekarno-Hatta Cengkareng, dan Sepinggan Balikpapan. Dalam aksinya, AN mengaku sudah empat kali bolak-balik membawa barang haram tersebut.
Salah satu pelaku, SA, mengungkapkan bahwa dirinya merasa mudah membawa barang tersebut melalui bandara. Ia bahkan menganggap pengiriman sabu seperti membawa mainan.
“Kayak mainan aja, lolos tanpa ditanya,” ungkap SA.
Jaringan ini dikenal kerap mengubah pola penyelundupan untuk menghindari deteksi petugas. Selain menggunakan jalur darat, mereka juga memanfaatkan jalur udara dan laut untuk distribusi barang.
Keberhasilan BNNP Kaltim membongkar jaringan ini tidak hanya menghentikan peredaran dua kilogram sabu, tetapi juga mencegah masuknya lebih banyak barang haram ke wilayah Kalimantan Timur. Jika pengiriman ini tidak terungkap, jaringan tersebut berpotensi mendatangkan narkoba dalam jumlah lebih besar.
Kombes Pol Tejo Yuantoro menyatakan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memantau teknik penyelundupan yang semakin canggih. Pihaknya akan memastikan semua jalur distribusi diawasi dengan ketat, terutama yang menggunakan jalur baru seperti ini.
“Itu nanti kota koordinasi dengan Avsek. Kita mau cek plastik ini apakah benar tidak terdeteksi. Barang itu dibawa ke kabin pesawat, ditenteng, ditaruh di dalam lipatan baju. Iya, ini yang lewat udara yah,” tegasnya.
Dengan keberhasilan ini, BNNP Kaltim menunjukkan komitmen mereka dalam memberantas jaringan narkoba internasional. Ke depan, mereka berencana meningkatkan patroli dan bekerja sama dengan pihak terkait untuk menutup celah penyelundupan yang masih ada. (Suriyatman)