Gagasan Rudy Mas’ud Soal Pendidikan untuk Memutus Rantai Kemiskinan
KLIKSAMARINDA – Rudy Mas’ud, Anggota DPR RI, menyoroti pentingnya pendidikan sebagai kunci utama untuk memutus mata rantai kemiskinan dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.
Mengingat, rendahnya jumlah lulusan sarjana di Indonesia saat ini, Rudy Mas’ud memberikan sejumlah gagasannya dalam diskusi yang digelar di Universitas Mulawarman (Unmul) pada Jumat 5 Juli 2024 lalu.
Dalam forum diskusi bertajuk “Youth Aware Movement: Menyongsong Masa Depan Indonesia Emas 2045 – Peran Kepemudaan dalam Pembangunan Bangsa”, Rudy Mas’ud yang akrab disapa Harum memaparkan data mengejutkan tentang tingkat pendidikan di Indonesia.
“Saat ini, tingkat lulusan sarjana strata I (S1) hanya berkisar enam persen dari jumlah penduduk se-Indonesia. Dari enam persen itu, hanya 0,03 persen yang menembus S3. Ini jelas memprihatinkan,” ungkap Rudy di Aula Lantai IV Rektorat Unmul.
Politisi Partai Golkar ini menekankan bahwa mimpi mewujudkan Indonesia Emas masih sukar terwujud jika tidak dibarengi dengan pertumbuhan lulusan sarjana.
Ia mengidentifikasi beberapa hambatan yang menghalangi masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi, salah satunya adalah Uang Kuliah Tunggal (UKT).
“Pendidikan layak merupakan tanggung jawab pemerintah. Daerah dengan fiskal yang cukup mestinya bisa mendukung masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi mereka, dari S1, S2, hingga S3. Tergantung pemimpin. Jika ada kemauan pasti ada jalan,” tegas Rudy.
Anggota Komisi III DPR RI ini juga membagikan inspirasi dari penerapan pendidikan di Maroko. Di negara Afrika Utara tersebut, pendidikan gratis diterapkan hingga jenjang S3, bahkan pemerintahnya juga aktif memberikan gizi yang baik untuk mahasiswa.
“Kalau tak mampu yang seperti itu, utamakan saja sekolah gratis dulu. Sehingga beban biaya sekolah yang ditanggung masyarakat bisa beralih untuk mencukupi makanan bergizi. Kebijakan seperti ini punya efek domino yang positif,” jelasnya.
Rudy Mas’ud, yang juga merupakan alumni S1, S2, dan S3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unmul, menekankan pentingnya membangun SDM berkualitas untuk menghadapi era digital. Ia mengingatkan bahwa kemudahan akses informasi tidak boleh membuat generasi muda terlena.
“Untuk melihat masa depan Indonesia, kita harus memperhatikan kualitas SDM, etos kerja, mentalitas, dan integritas. SDM Indonesia harus memiliki mentalitas yang kuat dan positif,” tegas Rudy.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya sikap kritis dan keberanian bagi generasi muda, khususnya di Kalimantan Timur. “Generasi muda harus kritis terhadap kondisi yang ada dan memiliki keberanian untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rudy juga menanggapi keluhan mahasiswa terkait tingginya biaya kuliah di Kalimantan Timur. Ia berharap pemerintah dapat berkonsentrasi mengatasi permasalahan ini agar tidak ada lagi mahasiswa yang putus kuliah karena masalah biaya.
“UKT merupakan tanggung jawab kita bersama. Maka daerah yang mempunyai APBD yang cukup agar membantu pemuda mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikan S1, S2 dan S3,” tegasnya.
Dengan berbagi pengalaman dan inspirasi di Universitas Mulawarman, Rudy Mas’ud berharap dapat memotivasi generasi muda Kalimantan Timur untuk terus belajar, berpikir kritis, dan berani mengambil peran dalam pembangunan bangsa.
Pendidikan yang berkualitas dan mindset yang tepat menjadi kunci utama dalam membangun SDM Indonesia yang unggul dan mampu bersaing di era global, terutama menghadapi tantangan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.
“Perbaiki pendidikannya, maka baik seluruh keturunannya, misal kesehatannya. Kaltim harus diubah lebih berpendidikan. Kaltim hari ini adalah IKN. Ada 3 tugas kita sebagai manusia: kejar ilmu ke liang lahat, ilmunya diamalkan agar menjadi manfaat, dan ketiga disampaikan agar menjadi syafaat,” ungkapnya. (*)