News

FPRMI Tekankan Literasi Media dan Profesionalisme Jurnalis Kunci Tangkal Penyebaran Hoaks

KLIKSAMARINDA – Derasnya arus penyebaran berita bohong (hoaks) dan disinformasi saat ini kerap membuat masyarakat mudah terpengaruh. Bahkan influencer dari berbagai platform media sosial kini lebih sering didengar publik dibandingkan media massa yang kredibel.

Melihat fenomena ini, Sekretaris Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Achmad Jaka Santos Adiwijaya mengharapkan agar insan pers terus meningkatkan kapasitas dan profesionalisme secara berkesinambungan. Harapan tersebut disampaikannya saat menerima kunjungan kerja Forum Pimpinan Redaksi Multimedia Indonesia (FPRMI) di Kantor OIKN, Jakarta, pada Jumat 16 Februari 2024.

“Pers harus bisa melahirkan influencer yang memiliki banyak follower sehingga pers bisa menangkal dan meluruskan disinformasi yang beredar di masyarakat,” ujar Achmad dalam pertemuan itu.

Achmad mencontohkan beberapa influencer yang dengan mudahnya mampu menyebarkan informasi ke puluhan juta followers tanpa kewajiban menyajikan informasi secara akurat dan bertanggung jawab. Karenanya, tantangan pers ke depan adalah memaksimalkan platform media sosial dan membangun basis pengikut yang luas di media sosial.

Dengan begitu, masyarakat dapat dibanjiri informasi dari media massa yang berimbang dan terverifikasi sesuai standar jurnalistik yang berlaku.

Sejauh ini, OIKN sendiri tengah berupaya berkolaborasi dengan para influencer dan tentunya media massa arus utama. Tujuannya agar informasi positif dan edukatif dapat disebarluaskan lebih massif di tengah masyarakat.

“Bahkan saat ini banyak jurnalis yang justru beralih ke platform media sosial. Dan itu justru banyak didengar (followers). Contohnya Najwa Shihab,” jelas Achmad.

Dalam kesempatan itu, Achmad Jaka Santos Adiwijaya juga menekankan agar insan pers tetap konsisten menjaga prinsip-prinsip jurnalistik, seperti cover both side, keberimbangan, dan kecermatan dalam penyampaian informasi.

“Cara menyampaikan, tata bahasa, cover both side, akan menjadi kekuatan dan nilai tambah bagi pers, khususnya FPRMI sebagai organisasi jurnalisme multimedia,” tegasnya.

Merespons masukan tersebut, Ketua Umum FPRMI Wilson Bernadus Lumi menyatakan apa yang disampaikan Sekretaris OIKN telah sejalan dengan tujuan berdirinya FPRMI. Menurut Wilson, FPRMI ingin mengedukasi publik dengan informasi yang terverifikasi dan menjadi influencer yang kredibel.

“Informasi hoaks tentu kami sangat hindari dan otomatis akan ditinggalkan masyarakat karena sulit menjadi influencer yang berpengaruh,” ujar Wilson.

Di sisi lain, FPRMI juga terus berupaya mengadvokasi peningkatan kompetensi dan profesionalisme insan pers Indonesia. Salah satunya melalui program pelatihan dan sertifikasi kompetensi bagi para jurnalis.

“Melalui organisasi ini, para wartawan yang bernaung di berbagai media bisa kami perjuangkan untuk meningkatkan kompetensinya. Sehingga media massa dapat terus berbenah dan menjadi semakin profesional,” imbuh Wilson.

Dengan demikian, kunjungan kerja FPRMI ke OIKN ini menjadi momentum untuk menggarisbawahi urgensi peningkatan literasi dan profesionalisme insan pers dalam menghadapi tantangan zaman. Apalagi di era digital saat ini yang diwarnai maraknya hoaks dan kebebasan berpendapat tanpa filter.

Meningkatnya literasi media di kalangan masyarakat dan profesionalisme insan pers dipandang sebagai kunci untuk membendung laju penyebaran berita bohong yang kerap memecah belah bangsa ini. Peran media massa arus utama dan jurnalis profesional sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi berimbang dan terpercaya di tengah derasnya arus digital masa kini. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status