News

Kratom Belum Dilarang, BNNP Kaltim Terus Edukasi Warga Soal Bahayanya

KLIKSAMARINDA – Tanaman kratom banyak dibudidaya di Kalimantan Timur (Kaltim). Satu wilayah yang memiliki lahan kratom terluas di Kaltim adalah Kutai Kartanegara.

Letak budidaya kratom di Kaltim berada di Kecamatan Muara Wis, Muara Muntai, dan Kota Bangun. Tanaman kratom banyak tumbuh di pinggir sungai.

Indonesia memiliki sekitar 12 ribu petani yang mengandalkan mata pencaharian dari tanaman ini. Tak hanya di Kaltim, petani kratom juga ada di daerah Aceh dan Semarang.

Mengingat dampak konsumsi kratom 10 kali lipat dari narkoba, pihak Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim terus melakukan upaya edukasi kepada masyarakat. Kepala BNNP Kaltim, Brigjen Pol Wisnu Andayana mengungkapkan anggapan masyarakat terhadap kratom masih sebagai obat tradisional.

“Selama ini masyarakat menganggap kratom digunakan sebagai obat-obatan tradisional. Padahal dalam perkembangannya ternyata kratom bisa diolah menjadi seperti narkotika jenis golongan 1 yaitu sabu-sabu termasuk psikotropika,” ujar Brigjen Pol Wisnu Andayana saat rilis akhir tahun Rabu 29 Desember 2021.

Brigjen Pol Wisnu Andayana menerangkan, dampak konsumsi kratom bisa lebih parah. Antara lain bisa merusak otak bahkan menyebabkan kematian.

“Itu 10 kali lipat efeknya dari sabu-sabu,” ujar Brigjen Pol Wisnu Andayana.

Indonesia masih melakukan ekspor kratom ke beberapa negara di luar negeri. Antara lain ke Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.

Menurut Brigjen Pol Wisnu Andayana, saat ini hanya negara USA atau Amerika yang masih menerima ekspor kratom dari Indonesia, sedangkan negara Eropa sudah tidak menerima lagi.

“Jadi memang ini kan mereka ekspor, tetapi ya tidak langsung melalui pengepul dulu. Jangan, sampailah sudah banyak yang tahu kratom, kita jadi pemasok dan barangnya dijual ke Indonesia, ini yang dikhawatirkan,” terangnya.

Jajaran BNN akan terus melakukan survei terkait tanaman ini. Juga akan memberikan edukasi untuk masyarakat yang membudidayakan kratom.

“Kami akan pelan-pelan dalam mengedukasinya. Memang serba salah. (Kratiom) ini, kan mata pencaharian mereka. Ini sudah berlangsung cukup lama. Untuk itu perlu kerjasama dengan pemerintah daerah setempat, bagaimana solusianya dan dalam memberikan pemahaman, jika kratom ini sangat berbahaya,” ujar Brigjen Pol Wisnu Andayana. (Jie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status