Aliansi Warga Sangatta Korban Banjir Petisi 3 Pejabat
KLIKSAMARINDA – Tiga pejabat menjadi sasaran petisi yang dibuat Aliansi Warga Sangatta Korban Banjir. Petisi itu dibuat untuk menggalang dukungan warga agar pemerintah mengusut penyebab banjir dan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas banjir yang terjadi di 2 kecamatan di Kutai Timur (Kutim), Kaltim.
Banjir Sangatta diketahui terjadi sejak 19 Maret 2022. Hingga Minggu, 20 Maret 2022, banjir semakin meluas dan mengakibatkan ribuan warga terdampak di dua Kecamatan, yaitu Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.
Disebutkan dalam petisi yang diunggah per 19 Maret 2022, nama tiga perjabat tersebut adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, Gubernur Kaltim Isran Noor, dan Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman.
“Sekarang, sudah saatnya kita mendesak Pemerintah Kabupaten Kutai Timur untuk melakukan investigasi dan mengusut tuntas dugaan pelanggaran lingkungan. Agar tidak ada lagi warga yang harus mengungsi, kelaparan, jatuh sakit hingga merasakan kehilangan akibat banjir,” demikian petikan petisi itu.
Petisi tersebut diunggah oler Fraksi Rakyat Kutim. Hingga Minggu malam, 20 Maret 2022, petisi tersebut telah mendapatkan dukungan dari 240 akun.
Petisi tersebut berjudul “Sangatta Banjir karena Kerusakan Lingkungan.” Ada foto yang melatari petisi tersebut, yaitu gambar tentang area banjir yang terjadi di Sangatta Kutim.
Berikut ini kutipan lengkap Petisi tersebut. Anda bisa memberikan dukungan melalui link berikut ini.
Sangatta Banjir karena Kerusakan Lingkungan
Hanya butuh waktu semalam, debit air mencapai hampir satu meter. Banjir yang telah merendam Kecamatan Sangatta Utara, dan Sangatta Selatan di Kabupaten Kutai Timur pada saat ini bukan saja akibat luapan air dari Sungai Sangatta, curah hujan yang tinggi atau terjadinya kedangkalan pada sungai.
Tetapi terdapat faktor utama. Dan kita semua pasti telah mengetahuinya yaitu karena daya dukung ekosistem kita telah menurun, dan hal itu jelas-jelas disebabkan oleh aktivitas perusakan lingkungan. Terutama penggundulan ribuan hektare hutan, yang dilakukan perusahaan tambang batu bara.
Kerusakan lingkungan itulah akar masalah banjir periodik pada tahun 2013, 2015, 2017, dan 2022. Sekarang, sudah saatnya kita mendesak Pemerintah Kabupaten Kutai Timur untuk melakukan investigasi dan mengusut tuntas dugaan pelanggaran lingkungan. Agar tidak ada lagi warga yang harus mengungsi, kelaparan, jatuh sakit hingga merasakan kehilangan akibat banjir.
Sudah waktunya kita sebagai masyarakat agar tidak lagi menjadi korban atas tindakan pengrusakan lingkungan, yang bukan dilakukan oleh kita.
Salam.
Aliansi Warga Sangatta Korban Banjir
Sebelumnya, dari data Dinas Sosial (Dinsos) Kaltim diketahui pemerintah telah mendirikan dapur umum sejak awal banjir besar melanda Kutim, 19 Maret 2022.
Kepala Dinsos Kaltim, Agus Hari Kesuma menyatakan, dapur umum sudah didirikan Dinsos Kaltim dan Tagana Kabupaten Kutai Timur. Pendirian dapur umum ini untuk membantu warga terdampak banjir.
Menurut Agus Hari Kesuma, musibah banjir di Kutim ini mengakibatkan ribuan kepala keluarga harus dievakuasi karena rumah mereka terendam banjir.
Agus Hari Kesuma menambahkan, dari data yang dihimpun, sejak 19 Maret 2022 pukul 22.37 wita, warga terdampak banjir di Sangatta Utara sebanyak 15.504 jiwa dari 3.937 KK. Sementara warga terdampak banjir di Kecamatan Sangatta Selatan mencapai jumlah 1.392 jiwa dari 1.308 KK.
“Data yang masuk sementara demikian. Sedangkan, ketinggian air atau tinggi muka air (TMA) kisaran 50-150 cm. Banjir besar terjadi sejak Sabtu 19 Maret 2022, pukul 05.00 wita. Disebabkan curah hujan yang tinggi dan air laut meluap,” ujar Agus Hari Kesuma. (*)