News

Simulasi Penanggulangan Bencana di Samarinda Membangun Kesadaran Masyarakat Agar Lebih Peduli dan Waspada

KLIKSAMARINDADermaga di kawasan Lempake, Samarinda Utara, menjadi saksi penanggulangan bencana di Samarinda dengan situasi duka yang terjadi Kamis siang, 31 Agustus 2023.

Seorang ibu tampak bersedih saat mengetahui anaknya ditemukan meninggal dunia dalam upaya penanggulangan bencana di Samarinda tersebut.

Tak lama, seorang petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda bekerja sama dengan tim gabungan dari TNI, Polri, dan Basarnas berusaha menenangkan ibu korban yang hampir pingsan setelah melihat jenazah anaknya.

Selain kejadian tersebut, tim gabungan juga berhasil menyelamatkan ratusan pelajar yang terjebak dalam banjir di sekolah mereka. Seorang guru yang pingsan akibat kelelahan membantu siswanya juga mendapat pertolongan.

Para siswa dan warga yang mengungsi telah ditampung dalam tenda darurat yang didirikan oleh Pemerintah Kota Samarinda.

Semua peristiwa tersebut merupakan bagian dari rangkaian simulasi Penanggulangan Bencana di Samarinda yang dilakukan oleh BPBD Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Samarinda.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang turut hadir menyaksikan simulasi tersebut menyatakan ada tiga jenis bencana yang sering terjadi di kota ini, yakni banjir, tanah longsor, dan kebakaran.

Penanggulangan Bencana di Samarinda
Simulasi penanggulangan bencana di Samarinda

Melalui kegiatan simulasi Penanggulangan Bencana di Samarinda ini, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi bencana seperti banjir, gempa bumi, dan lainnya.

“Memiliki kemampuan penanggulangan bencana sesuai dengan standar operasional prosedur serta bagaimana kita membangun secara holistik seluruh stakeholder seluruh pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kebencanaan khususnya,” ujar Wali Kota Andi Harun.

Kepala Pusat Diklat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Khaeriawan, mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Samarinda telah melakukan pemetaan potensi bencana yang paling besar di wilayah ini.

Menurut Khaeriawan, simulasi ini menandakan bahwa Pemkot Samarinda telah memiliki sistem untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Karena itu, Khaeriawan menegaskan bahwa kota yang maju adalah kota yang melindungi warganya dari ancaman bencana.

“Punya kapasitas melakukan simulasi, mempunyai dukungan kesiapsiagaan. Ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dan kapasitas pemerintah daerah dalam rangka untuk menyelamatkan masyarakatnya dari bencana,” ujar Khaeriawan.

Simulasi ini digelar di zona merah bencana banjir dan longsor di Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara. Melalui simulasi ini, diharapkan masyarakat sekitar dapat mendapatkan edukasi yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. (Suriyatman)

Check Also
Close
Back to top button
DMCA.com Protection Status