News

Warga Samarinda Pertanyakan Tumpukan Batubara di Dekat Pemakaman Umum Covid Tanah Merah

KLIKSAMARINDAWarga Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), mempertanyakan keberadaan tumpukan batubara di sekitar pemakaman khusus Covid19.

Batubara itu bertumpuk di depan gapura masuk Tempat Pemakaman Raudhatul Jannah, Serayu, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara.

Di sana, terdapat dua tumpukan batubara di dekat lubang galian seluas 1 hektar. Pada Sabtu 12 Februari 2022, tumpukan batubara itu tak ada yang menjaga atau mengawasi.

Jarak tumpukan batubara itu sekitar 50 meter dari pintu gerbang TPU Raudhatul Jannah. Tampak juga dua unit eksavator di dalam lubang tambang.

Ada pula satu unit dump truck yang ada di tepi jalan masuk. Namun, tidak tampak aktivitas pengangkutan batubara dari dalam lubang ke atas jalan.

Di sekitar pemakaman juga terdapat tumpukan batubara yang mulai mengeluarkan asap. Asap itu keluar dari tumpukan batubara paling besar.

Lokasinya tepat berada di seberang gerbang masuk TPU pemakaman Covid-19. Satu tumpukan batubara lainnya tepat berada di bawahnya.

Sejumlah warga yang ditemui klikSamarinda, Sabtu sore mengatakan, kegiatan aktivitas tambang batubara itu dilakukan di lahan milik warga.

Namun warga mengatakan bahwa yang mengerjakan penambagan adalah pengusaha dari Samarinda.

“Sudah 3-4 bulan lah mereka beroperasi di sini. Kalau lahannya sih milik warga. Sementara yang kerja bukan orang sini. Ini tadinya mau loading. Namun tidak diizinkan warga lewat pemukiman,” ujar seorang warga jalan Serayu yang minta namanya tidak dipublikasikan.

Warga tersebut mengaku, masyarakat di sekitar pemakaman umum itu dalam keadaan dilema. Pasalnya, pemilik lahan merupakan warga sekitar.

Agar tidak terjadi keributan, warga membiarkan aktivitas pertambangan batubara itu. Yang penting, kata warga tersebut, truk pengangkut batubara tidak melewati jalan pemukiman.

“Intinya warga tidak mau loadingnya lewat jalan perumahan. Kalau dia mau nambang, silakan aja,” ujar warga tersebut.

Mengenai dampak pertambangan batubara di dekat pemakaman umum, warga tersebut tidak banyak berkomentar. Namun, dirinya menduga aktivitas pertambangan di dekat pemakaman pasti akan berdampak terhadap tanah di sekitarnya.

Warga tersebut sempat menunjukkan kondisi nyata di sekitar pertambangan batubara itu. Bibir lubang tambang hanya berjarak 2 meter dari makam-makam yang ada di sana.
Sementara kedalaman tanah yang ada di area pertambangan sudah lebih dari 30 meter.

“Saat ini lubangnya masih dikerjakan oleh mereka. Yah, ditunggu aja nanti kalau longsor. Lubang tambang itu jadi tempat pemakaman massalnya,” ujar warga itu.

Warga tersebut menerangkan bahwa pertambangan batubara di dekat pemakaman itu telah berjalan dalam dua bulan terakhir.

Namun, batubara yang dibawa naik ke atas itu, belum dikirim. Warga menduga batubara yang menumpuk itu masih menunggu pembeli.

Saat ditelusuri lebih dalam, terdapat pemakaman milik warga yang berada di Jalan Giri Mukti, RT 17, RT 18, dan RT 19, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara. Tempat pemakaman itu masih berada dalam kompleks pemakaman Serayu.

Di sekitar TPU Serayu, ada pula aktivitas penambangan. Lokasinya tidak jauh dari SMK Negeri 18 Samarinda.

Tidak jauh dari pintu kelas atau hanya sekitar 7 meter, penambang juga telah membuat jalan. Jalan itu rencananya akan digunakan untuk aktivitas pengangkutan batubara keluar dari lokasi penambangan.

“Jalan ini nanti tembus ke kandang ayam depan pemancingan ikan di Tanah Merah,” ujar Solikin, warga Tanah Merah yang ditemui saat berziarah ke pemakaman Tanah Merah.

Solikin mengatakan, aktivitas pertambangan batubara itu berlangsung beberapa bulan terakhir. Namun, para pengeruk batubara itu tak setiap hari bekerja.

“Ya, tidak setiap hari kerjanya. Kalau kerja biasanya dari pagi sampai pukul 22.00 WITA,” ujar Solikin.

Menurut Solikin, pemilik batubara itu kerap datang untuk mengecek lokasi.

“Saat ini ada dua titik lokasi yang dikerjakan. Di depan gerbang pemakaman Covid-19 dan di bawah, dekat SMK Negeri 18. Yang di dekat sekolah ini, sudah ada lubangnya. Dikeruk sama mereka,” ujar Solikin. (Jie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status