Samsun Sebut Peristiwa Merah Putih Sangasanga Tonggak Sejarah Perjuangan Yang Perlu Dilestarikan

KLIKSAMARINDA – Peringatan 76 tahun Peristiwa Merah Putih Sangasanga Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) berlangsung Jumat 27 Januari 2023. Peringatan ini untuk mengenang Peristiwa Merah Putih Sangasanga yang terjadi 27 Januari 1947 silam.
Peringatan 76 tahun Peristiwa Merah Putih Sangasanga ini mengangkat tema “Dengan Semangat Perjuangan Merah Putih Sangasanga Ke-76 Kita Wujudkan Masyarakat Idaman Menuju Masyarakat Sejahtera dan Bahagia”.
Peringatan ini berlangsung di lapangan sepakbola Training Center PT Pertamina Hulu energi Indonesia Zona 9 Sangasanga, Jalan Jenderal Sudirman, RT 20, Kelurahan Sangasanga Dalam, Kecamatan Sangasanga.
Bertindak selaku Inspektur Upacara Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi dengan Komandan Upacara Kasdim 0906/Tenggarong, Mayor Mahmud.
Hadir sejumlah pejabat, antara lain, Wakil Ketua DPRD Kaltim, HM Samsun, jajaran Forkopimda Kaltim, Bupati Kukar, Edy Damansyah, TNI-Polri, Veteran, Pelajar, dan disaksikan ribuan masyarakat Sanga Sanga.
Dalam kesempatan tersebut Wagub Hadi Mulyadi memberikan imbauan agar masyarakat tidak melupakan sejarah di Kota Juang. Terutama kepada generasi muda yang menjadi tunas baru untuk masa depan.
“Telah terjadi peristiwa heroik di tempat ini. Peristiwa Merah Putih Sangasanga yang telah menggugurkan banyak pejuang. Sejarah yang tidak boleh kita lupakan, terutama untuk para generasi muda agar semangat perjuangan ini dapat ditularkan dan menjadi motivasi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat,” ujar Wagub Hadi Mulyadi.
Sementara itu, usai upacara, Wakil Ketua DPRD Kaltim, HM Samsun menegaskan bahwa peristiwa sejarah di Sangasanga akan menjadi tonggak sejarah perjuangan di Kaltim dan bangsa Indonesia.
Peristiwa Merah Putih Sangasanga juga akan telah mewarnai identitas baru bagi Sangasanga, khususnya dalam sejarah di Kaltim.
Samsun berharap agar Sangasanga menjadi ikon kota juang yang terus dikenang sekaligus dikenal masyarakat.
Selain itu, Samsun juga mendorong adanya dukungan dari pemerintah dan perusahaan untuk terus melakukan peningkatan di Sangasanga.
“Saya berharap Sangasanga tetap eksis sebagi ikon kota juang. Potensi Sangasanga ini sangat luar biasa. Sangasangaa menjadi wilayah yang punya nilai heroisme yang perlu dilestarikan,” ujar Samsun.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan penampilan operet treatikal perjuangan perebutan merah putih Sangasanga dan selesai pukul 10.14 Wita.
Peristiwa heroik di Sangasanga itu disebut dengan Peristiwa Merah Putih 27 Januari, yang selalu diperingati setiap tahun dengan upacara bendera dan berbagai kegiatan lainnya.
Peringatan Peristiwa Merah Putih Sangasanga berawal ketika tentara Belanda pada tahun 1945 menguasai Sanga-sanga yang memang kaya akan sumber minyak.
Hal tersebut membuat rakyat Sanga-sanga bersikeras mengusir Belanda, dengan melakukan perlawanan tiada hentinya.
Hingga pejuang Sanga-sanga mengadakan rapat dan tercetuslah rencana merebut gudang senjata Belanda dengan cara mengalihkan perhatian penjajah kepada berbagai keramaian kesenian daerah pada 26 Januari 1947.
Di tengah keramaian itu, para pejuang membagikan senjata dan amunisi untuk merebut kekuasaan pada pukul 03.00 WITA dinihari 26 Januari 1947.
Perjuangan pun berhasil. Sehingga pada pukul 09.00 WITA Kota Sanga-sanga berhasil dikuasai pejuang dengan penurunan bendera Belanda di Sanga-sanga Muara oleh La Hasan.
Bendera Belanda yang terdiri tiga warna yakni merah, putih, dan biru ini kemudian dirobek warna birunya, dan di naikkan kembali bendera yang tinggal berwarna merah putih dengan upacara yang dihadiri para pejuang dan seluruh masyarakat dengan teriakan, “Merdeka!!!.”
Sebagai tanda peringatan perjuangan, di Sanga-sanga dibangun monumen perjuangan dan terukir nama-nama pejuang yang gugur pada saat itu. Peristiwa tersebut diperingati sebagai peristiwa Merah Putih Sangasanga 27 Januari. (Adv/DPRDKaltim)