Penerbangan di Bandara Samarinda Tak Luput Dari Gangguan Kabut
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Temindung Samarinda menerangkan adanya 5021 titik di wilayah Kalimantan. Di Kaltim, titik panas tersebar di wilayah Kabupaten Paser, Kutim, dan Berau sebanyak 1010 titik panas. Pendeteksian BMKG menggunakan satelit Terra dan Aqua pada pukul 06.00 WIB. Titik panas itu mengakibatkan kepulan asap dan menyebar ke beberapa wilayah di Kaltim, termasuk Samarinda.
Akibatnya, terjadi gangguan pada jarak pandang. Pesawat tertunda keberangkatanya akibat jarak pandang yang hanya berkisar 300-500 meter di udara Bandara APT Pranoto Samarinda. Kabut asap itu terjadi sejak dua hari terakhir.
Batik air tujuan Samarinda-Jakarta yang seharusnya terbang pukul 07.30 WITA, Jumat 13 September 2019, batal terbang. Tak hanya penerbangan Batik Air, pun penerbangan pesawat Wings Air tujuan Tanjung Redep-Samarinda batal terbang. Pesawat yang harusnya mendarat pukul 08.30 WITA tidak bisa take off dari Bandara Tanjung Redep akibat kabut asap.
Penundaan keberangkatan sejumlah penerbangan membuat para penumpang menumpuk di terminal keberangkatan. Sebagian penumpang tampak duduk di lantai dan sebagian duduk di kursi yang telah disediakan. Par penumpang ini tidak tahu sampai kapan mereka harus menunggu. Seperti Mudiyat Noor, penumpang asal Samarinda tujuan Tanjung Redep, Berau. Dirinya mengaku tidak mengetahui penyebab penundaan penerbangan. Dia seharusnya diberangkatkan pukul 09.00 WITA. Namun, hingga pukul 11.00 WITA, ternyata belum juga ada pemberitahuan keberangkatan.
”Sebenarnya belum ada. Cuman pesawat kan yang dari Berau belum ada yang berangkat. Tadi kami dikonfirmasi terakhir, pesawat Bandara Samarinda ditutup sampai jam 11. Ternyata saat di Samarinda pesawat sudah bisa turun. Dari berau lagi juga tidak bisa lagi terbang. Kita belum tahu sampai sekarang apakah penerbangan ini batal atau tidak. Belum ada konfirmasi,” ujar Mudiyat.
Kepala Bandara APT Pranoto Samarinda, Dodi Dharma Cahyadi mengatakan, sejak pukul 10.00 WITA, cuaca berangsur normal. Jarak pandang sekitar 1000-1200 meter sehingga pesawat bisa mendarat. Pesawat pertama yang meninggalkan Bandara APT Pranoto pada pagi hari, menurut Dodi, adalah Batik Air yang sempat tertunda keberangkatanya selama 2 jam.
Dodi mengatakan, kabut asap yang menutupi Samarinda dalam beberapa hari terakhir terjadi setiap pagi. Kabut dan asap, menurut Dodi, cukup tebal. Penerbangan yang dijadwalkan berangkat pukul 07.30 WITA justru harus ditunda dan menunggu udara lebih terang untuk lepas landas.
”Di bandara APT Pranoto terdampak asap dari Kalimantan Tengah. Itu per hari ini. Kemarin belum terdampak sehingga sejumlah penerbangan ada yang delay atau defert. Sejumlah penerbangan yang delay antara lain adalah Garuda Indonesia sampai saat ini belum terbang dari Jakarta karena fisibiliti kita kurang dari 1000. Kemudian defert dari bandara kita Batik dari Halim dan sejumlah penerbangan dari Surabaya mengalami keterlambatan,” ujar Dodi.
Dampak kabut asap yang menyelimuti Kota Tepian juga terasa oleh Gubernur Kaltim, Isran Noor. Gubernur memiliki jadwal keberangkatan dari Bandara APT Pranoto Samarinda menuju Jakarta yang berangkat pada pukul 11.30 WITA. Namun, penerbangannya tertunda. Padahal Gubernur akan dijadwalkan bertemu Presiden Jokowi Jumat sore. Gubernur Kaltim pun meminta agar persoalan kabut asap dapat segera teratasi. Menurut Gubernur, kondisi ini tidak dapat dibiarkan berlarut. Pasalnya, kondisi ini merugikan penumpang dan merugikan maskapai penerbangan yang terbang tidak tepat waktu.
”Saya kira harus segera diatasi karena memang baru aja kejadian ini meningkat satu dua hari ini. Di samping itu juga, asap kiriman katanya dari Kalteng, Kalbar, Kalsel lari ke sini. Mungkin juga disebabkan dari masyarakat. Namun masyarakat kondisi panas kaya gini gak mau main api. Memang kadar panas itu,” hal ini pasti terjadi, ujar Gubernur. (Jie)