News

Aktivitas Warga di Tengah Banjir Samarinda Pasca Lebaran

KLIKSAMARINDABanjir di Samarinda mulai terjadi sejak Jumat 23 Mei 2020 akibat curah hujan yang tinggi dan air Sungai Mahakam yang pasang. Dalam 4 hari terakhir, banjir di sejumlah titik terjadi dan menggenangi ribuan rumah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda mencatat total wilayah terendam banjir di Samarinda sejak 23-26 Mei 2020 mencapai 11 Kelurahan dari 4 Kecamatan. Jumlah warga terdampak terdiri 167 RT dengan 9.185 KK dan mencapai 36.740 jiwa.

Meski begitu, kondisi banjir di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) tak menyurutkan warga untuk tetap beraktivitas di hari pertama kerja pasca Libur Hari Raya Idulfitri 1441 hijriah, Selasa 26 Mei 2020. Beberapa warga tampak masuk ke kantor tempatnya bekerja dan beberapa lainnya mulai memenuhi kebutuhan hidup dengan berbelanja ke pasar.

Aktivitas para ibu rumah tangga di Jalan Dr. Soetomo Samarinda misalnya mulai berbelanja ke pasar. Mereka terpaksa keluar rumah karena tak mendapatkan bantuan dari pemerintah ketika terdampak banjir. Genangan air yang belum pasti surutnya diterobos.

“Tidak ada bantuan sama sekali kaya apa? Semuanya naik apa yang gak naik. Airnya juga ikut naik. Kaya apa. Gak cuma sembakonya, karena gak ada bantuan sama sekali,” ujar Sumiati, warga di Jalan Dr. Soetomo Samarinda.

Lain halnya dengan para pekerja di perkantoran Jalan Cendrawasih dan Jalan Merak, Samarinda. Pada Selasa pagi, 26 Mei 2020, para pekerja ini berangkat ke tempat kerja menggunakan perahu ketinting mesin 7 pk.

Perahu nyaris tidak bergerak akibat derasnya arus banjir. Sebagian pekerja ini nekat menuju ke kantor Jalan Cendrawasi karena tidak ada pengumuman tentang perpanjangan libur Lebaran akibat banjir.

Riski, seorang karyawan perusahaan leasing di Jalan Cendrawasih mengaku membawa baju ganti agar bisa tetap sampai ke kantor. Riski harus menempuh perjalanan 2 Km untuk melewati genangan air agar bisa sampai ke kantornya.

Riski mengaku sudah bosan dengan keadaan banjir di Kota Samarinda yang terjadi setiap tahun. Riski hanya bisa pasrah dan berharap banjir segera surut. Aktivitas Riski pun terganggu dengan banjir yang terjadi.

“Begini terus setiap tahun walaupun pemerintah sudah memprogramkan tapi banjir tiap tahun. Tapi memang faktor alam kali. Pasrah aja dengan kondisi seperti ini setiap tahun. Ini sudah yang kedua bulan januari kemarin ada juga banjir. Cuman gak separah ini. Bulan ini yang lebih parah dari bulan kemarin,” ujar Riski

Di wilayah banjir lainnya, warga mencemaskan adanya air pasang dari Sungai Karang Mumus yang bisa mengganggu akses lalu lintas. Menurut Ketua RT 34 Gang Nibung, Samarinda, Mulyono, warga Gang Nibung misalnya, mulai menghawatirkan banjir yang terus meninggi.

Warga khawatir jembatan yang merupaka akses ke tempat mereka rubuh akibat terbawa arus Sungai Karang Mumus. Merekapun akhirnya membersihkan sampah yang tersangkut di tiang jembatan.

“Selama ini kalau banjir itu memang goyang. Kami menghimbau para warga untuk kerjabakti membersihkan sampah yang menyangkut di tiang jembatan. Takutnya kalau jembatan kita ini rebah atau larut kena air,” ujar Mulyono.

Check Also
Close
Back to top button
DMCA.com Protection Status