Warga Samarinda Cangkul Jalan Kurangi Banjir
KLIKSAMARINDA – Puluhan warga Gang Ramli, RT 01 dan RT 02, Kelurahan Gunung Lingai, Samarinda, Kalimantan Timur, membongkar badan jalan di Gang Ramli, Rabu sore 20 Oktober 2021. Mereka bergotong royong mencangkul badan jalan pendekat menuju Perumahan Griya Mukti, Samarinda.
Pembongkaran badan jalan itu dilakukan agar air bisa mengalir dan tidak membanjiri pemukiman dan ladang pertanian mereka.
Pembongkaran ini bermula karena kekecewaan akibat banjir yang merendam rumah dan lahan pertanian mereka tidak kunjung surut. Warga mengaku, biasanya air tidak pernah sampai ke pemukiman warga. Namun, mereka menduga kondisi berubah seteah adanya pembangunan jalan.
Aksi warga ini spontan untuk mengurangi debit air yang masuk ke pemukiman mereka. Warga menilai proyek pembangunan jalan pendekat menuju Perumahan Griya Mukti menghambat jalan arus air keluar dari pemukiman mereka.
Menurut Ketua RT 01 Kelurahan Gunung Lingai, Irawan, kegiatan ini atas inisiasi masyarakat. Irawan mengaku, warga di dua RT telah berkomunikasi dan berulang kali menegur pihak pengembang pembangunan jalan pendekat karena dinilai mengganggu daerah airan sungai.
Namun, tak ada respon apapun dari pembangun jalan. Warga pun resah karena pembangunan itu diduga menyebabkan menyebabkan banjir di pemukiman mereka.
“Ini sudah terbendung sudah dua kali urukan. Resah masyarakat. Ini sudah memuncak. Intinya itu saja,” ujar Irawan Rabu kemarin.
Ketua Forum Pemuda Peduli Lingkungan Samarinda, Nurdin mengatakan, jalan yang dibangun oleh PUPR Kaltim pada Agustus 2020 lalu menyebabkan banjir yang merendam rumah dan sawah warga habis terendam.
Nurdin menilai pembangunan badan jalan sepanjang 700 meter dan lebar 6 meter membuat air Sungai Karang Mumus mengalir ke pemukiman warga. Menurut Nurdin, warga sudah berulang kali melaporkan kejadian ini.
Namun laporan warga tidak pernah mendapatkan tanggapan dari Pemkota Samarinda, Pemprov Kaltim, maupun BWS IV Samarinda.
“Sebenarya aksi mereka itu spontanitas. Warga punya rumah, punya tanaman, terendam dengan alibi mereka itu penyebab utamanya di sini,” ujar Nurdin. (*)