Tak Ada Senjakala di Bus Antar Kota
Pulau Indah Jaya mempertahankan trayek Samarinda-Balikpapan. Bahkan via tol berjarak 59.9 kilometer selama 1 jam 3 menit waktu normal. Perusahaan Otobus atawa PO legendaris itu nyaris kolaps akibat pelbagai gempuran, tetapi mereka menolak terkubur hidup-hidup ditengah perubahan zaman.
BUS Hino dominasi kuning itu bersandar di sekitar Jalan Untung Suropati, Rabu 19 Januari 2022. Tak banyak aktivitas di sana, selain hilir-mudik pria bertubuh mungil yang nyaris menatap tajam ke semua kendaraan yang melintas. “Balikpapan kah? Ayo, ayo,” ucapnya, sembari mengarahkan penumpang untuk segera masuk ke dalam bus.
Pria itu adalah Dasu, salahsatu kernet bus PO Pulau Indah Jaya berumur 45 tahun. Pekerjaan utamanya bukan hanya memandu supir, dia juga bertugas mencari penumpang. Sudah 5 tahun terakhir pria kelahiran Bone –Sulawesi Selatan– itu bekerja dibawah bendera Pulau Indah Jaya. Bus yang dikawalnya hari ini adalah bus premium fasilitas AC dengan bayaran Rp 43 ribu untuk 1 penumpang. Namun, dia tak ikut serta dalam perjalanan menuju Kota Minyak. Jarak tempuh
yang pendek membuat Dasu memilih bertahan mencari penumpang lain untuk trayek bus berikutnya.
Jalan Untung Suropati sendiri bukanlah pangkalan legal bus antar kota/provinsi seperti Pulau Indah Jaya. Lokasi itu merupakan tempat singgah sementara dari pangkalan resmi menuju dan dari Terminal Sungai Kunjang. “Lima menit lagi berangkat itu busnya,” kata Dasu, kepada seorang penumpang yang bertanya kepadanya. Perkataan Dasu memang bukan sesumbar. Lima menit berselang, bus benar-benar berjalan. Padahal, jumlah penumpang hanya 3 orang yang duduk di kursi depan.
Namun ternyata, bus tak langsung menuju Kota Minyak yang berakhir di Terminal Batu Ampar –-Jalan Pattimura. Ada persinggahan kedua untuk mencari sekaligus membawa penumpang lebih banyak di sekitar Jalan Cipto Mangun Kusumo –Samarinda Seberang. Hanya sekira 10 menit, 56 seat yang tersisa terisi penuh dengan tujuan serupa.
Kondisi pangkalan bayangan di dua tempat tadi –Jalan Untung Suropati dan Jalan Cipto Mangun Kusumo– nyaris berbeda bila dibandingkan 2 dekade lalu. Bus yang singgah di lokasi tertentu biasanya langsung menjadi target para pengamen, pengemis, dan penjaja makanan-minuman ringan. Dalam perjalanan menuju Balikpapan itu, nyaris tak ada “layanan tambahan” tersebut. Sebagian penumpang yang biasanya risih karena hal demikian, kini dapat menikmati perjalanan dengan nyaman. Pun, saat melintas di tol via Gerbang Tol Palaran.
—-
MELINTASI rute Samarinda-Balikpapan via Gerbang Tol Palaran mungkin merupakan hal baru bagi supir bus antar kota seperti Maman. Beberapa tahun lalu –sebelum tol dibangun– Maman justru sering melintasi rute Samarinda-Balikpapan melalui jalan poros.
Rute ini memang memiliki waktu cukup lama untuk dilintasi. Dengan panjang 125 kilometer dan waktu tempuh sekira 3 jam, jalan poros Samarinda-Balikpapan cukup menguji tenaga dan skill berkendara para supir PO. Namun, dari bermacam jenis pengemudi, mereka yang rutin melahap trayek ratusan kilometer harus ditempatkan dalam kasta yang amat berbeda; kasta manusia super!
Ini belum mencakup bagaimana medan aspal di sekujur Samarinda-Balikpapan dulu dikenal rusak, berliku, dan curam. Kombinasi tersebut –mau tak mau– membuat para penumpang Pulau Indah Jaya tak ubahnya berada dalam petualangan yang teramat melelahkan. Agar perjalanan lancar, PO butuh pengemudi yang mumpuni. Tidak bisa tidak, ketika membicarakan supir Pulau Indah Jaya –misalnya– maka nama Maman berada pada salahsatu daftar teratas.
Lelaki yang berusia hampir 50 tahun ini sudah menjadi supir bus sejak dekade 1990-an. Sepak terjangnya dalam lingkaran PO bus tak perlu diragukan lagi: Maman tercatat pernah bekerja dari satu PO ke PO yang lain, salah duanya yaitu Samarinda Lestari dan Bintang Mas.
Setelah malang melintang, pada awal 2000-an, Maman bergabung dengan Pulau Indah Jaya, dan langsung memperoleh tugas mengendarai bus jurusan Samarinda-Balikpapan –rute yang saat itu paling ramai digunakan. Dalam sehari, Maman bisa 3 kali pulang-pergi dari Kota Tepian ke Kota Minyak. Posisi ini nyaris tak goyah dan terus dia jalani dalam kurun dua dekade.
Dulu, Maman mengaku, membawa bus dari Samarinda-Balikpapan membutuhkan persiapan yang ekstra, baik secara fisik maupun mental. Pertama kali menjalani pekerjaannya, Maman mengaku sempat ketakutan bila di jalan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Lambat laun, ketakutan tersebut menjelma jadi keberanian tanpa batas.
“Kuncinya cuma banyak vitamin, berdoa, dan lagu dangdut,” akunya dengan nada yakin. “Karena tanpa itu, kita (para supir) akan mudah sekali mengantuk dan enggak fokus (mengemudi).”
Menjadi supir Pulau Indah Jaya, untuk seorang Maman, tak cuma sebatas profesi. Pulau Indah Jaya –di lain sisi– serupa ruang yang membuatnya mampu mengenali banyak wajah manusia, utamanya para perantau. “Ada (penumpang) yang tetap berkomunikasi sampai sekarang (dengan saya),” jelasnya. “Hubungan kami bahkan tak sekadar supir dan penumpang saja, tapi juga saudara.”
Perjalanan Maman sebagai pengemudi bus tak melulu bahagia. Beberapa kali dia mesti tersungkur, terlebih saat jumlah penumpang Pulau Indah Jaya yang terus menurun sehingga berimbas pada pendapatannya sebagai sopir. Namun, Maman percaya bahwa sebagaimana roda bus, kehidupan terus berputar, terkadang di bawah dan tak jarang di atas.
Satu-satunya hal yang ingin dia lakukan adalah senantiasa memacu pedal gas dan menemani manusia-manusia yang tengah berupaya memenuhi harapan. “Belum kepikiran pensiun dari supir, selama fisik dan pikiran masih kuat, ya, gas aja” tukasnya.
—–
PO Pulau Indah Jaya adalah penyedia jasa transportasi darat legendaris di Kalimantan. Berdiri sejak 1985, perusahaan ini bergerak melayani rute antar kota/provinsi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Penyedia jasa transportasi darat seperti ini, kerap diprediksi akan mengalami senjakala. Namun faktanya, mereka mampu beradaptasi dan berubah.
Jika Anda melakukan pencarian digital, mungkin Anda akan terkejut melihat PO ini telah memiliki web bernama pulauindahjaya.com yang nangkring di list pertama mesin pencarian Google. Web ini menjadi wadah pemesanan tiket via online bagi pengguna jasa PO Pulau Indah Jaya yang kini juga menjangkau layanan via Play Store dan App Store.
Menariknya, selain Pulau Indah Jaya, web ini juga menjadi wadah pemesanan tiket bagi pengguna jasa PO Samarinda Lestari dan PO Bintang Mas –dua pemain jasa transportasi darat lain yang masih bertahan di Pulau Kalimantan.
Tercatat ada 8 trayek yang mereka buka dari dan menuju Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Amuntai, Bontang, Tenggarong, Martapura, dan Barabai. Layanan jasa transportasi via web ini juga memungkinkan Anda untuk memesan bus secara online dengan fasilitas AC, toilet, TV, hingga free WiFI.
Laiknya jasa transportasi modern, PO Pulau Indah Jaya juga bertransformasi dalam proses transaksi. Jika 2 dekade lalu proses pembayaran hanya bisa dilakukan via tunai di loket resmi, kini pengguna jasa mereka bisa membayar menggunakan kartu kredit, transfer ATM, dan internet banking. Meski terlihat sederhana, web pulauindahjaya.com setidaknya menjadi bukti bahwa mereka juga telah berevolusi. (fa)