Minat Pasar Dunia Terhadap Karet Lembaran Kaltim Meningkat
KLIKSAMARINDA -Kementerian Pertanian memfasilitasi ekspor karet ke Cina sebanyak 201,6 ton dengan nilai Rp5,02 miliar dari Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Karantina Pertanian Samarinda. Kepala Karantina Pertanian Samarinda, Agus Sugiyono, memimpin langsng pemeriksaan karet lempengan tersebut.
“Kita semua bersyukur bahwa situasi ekonomi dunia yang berjalan lambat ini tidak terlalu berpengaruh pada permintaan lembaran karet dari Kaltim. Malah ada kecenderungan meningkat,” ujar Agus Sugiyono saat supervisi pemeriksaan karet lempengan, Jumat 23 Juli 2020.
Agus menambahkan ekspor karet lembaran tahun ini sudah mengalami peningkatan dan mulai menjajaki pasar-pasar negara luar baru. Dalam waktu dekat sudah ada lagi permohonan pemeriksaan komoditas karet dalam jumlah yang cukup besar.
Hingga Juli 2020, pihak Karantina Pertanian Samarinda telah memfasilitasi ekspor karet lembaran sebanyak tiga kali pengiriman. Pengiriman tersebut ke Rusia dua kali dan China satu kali. Total pengiriman sebanyak 246,9 ton. Jumlah ini meningkat jauh dibandingkan ekspor total di tahun 2019 yang hanya 203 ton.
Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQfast pada semester pertama (Januari – Juni) tahun 2020, ekspor lembaran karet Indonesia meningkat dibandingkan awal semeter tahun 2019. Semester pertama tahun ini telah mencapai 63.248 ton, sedangkan di tahun 2019 hanya mencapai 53.396 ton.
Karet lembaran Indonesia ini banyak diekspor ke negara China, India, Taiwan, Lutvia, Rusia, Pakistan, Mesir, Kanada, Amerika, Malaysia, Korea Sela.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan mengapresiasi peningkatan ekspor komoditas pertanian sub sektor perkebunan ini. Disaat harga karet dunia mengalami kenaikan di bulan Juli ini, namun permintaan karet lembaran asal Kaltim tidak surut.
“Benar seperti yang dikatakan oleh Bapak Menteri Pertanian, bahwa Covid-19 ini berdampak baik untuk sektor pertanian. Di tengah keterpurukan berbagai sektor bisnis, sektor pertanian yang terus tumbuh selama pandemi Corona ini,” ujar Jamil.
Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, perekonomian Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan jika sektor pertaniannya terus dioptimalisasi. Nilai ekspor produk perkebunan, hortikultura, dan sebagainya baru tembus Rp 400 triliun. Ia mengajak pengusaha untuk menggenjotnya menjadi Rp 1.000 triliun. (*)