Menilik Potensi Aren Demi Perkebunan Berkelanjutan di Kaltim
KLIKSAMARINDA – Tanaman aren dinilai punya potensi dalam peningkatan ekonomi masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim). Pengembangan tanaman aren juga dianggap mampu menjadi bagian dari transformasi ekonomi menuju pembangunan hijau di Kaltim.
Aren menjadi satu di antara sekian banyak komoditas perkebunan yang bisa menjadi sumber pendapatan alternatif masyarakat. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Ujang Rachmad menyebutkan pihaknya telah menerapkan beberapa strategi untuk pengembangan tanaman aren tersebut.
“Kami menerapkan sejumlah strategi mulai dari pembibitan hingga pemasaran olahan aren,” ujar Ujang Rachmad saat menjadi narasumber dalam BINGKA KALTIM: Bincang Komoditas Perkebunan Lestari Kalimantan Timur“ seri keenam.
BINGKA Kaltim kali ini mengangkat tema “Prospek Pengembangan Aren Mendukung Kebutuhan Pangan di Kalimantan Timur di Pasar Global, Senin, 14 Maret 2022 secara daring.
Seri Bingka Kaltim ini diselenggarakan atas kerja sama Forum Komunikasi Perkebunan Berkelanjutan (FPKB) Provinsi Kaltim dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).
Dalam program tersebut, diketahui bahwa perkembangan tanaman aren di Kaltim terus menunjukkan tren meningkat. Pada 2015, tanaman ini dibudidayakan di areal seluas 931 hektare dengan produksi sebesar 144 ton.
Pada 2021, arealnya meluas menjadi 981 hektare dengan produksi sebesar 485 ton dan rata-rata produksi 1.113 (kg/ha). Sementara, jumlah tenaga kerja perkebunan menjadi total 1.722 orang (Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, 2021).
Tidak hanya dari sisi produktivitas, Kalimantan Timur memliki varietas unggul yang sudah ditetapkan sebagai varietas unggul nasional, yaitu Aren Genjah dari Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur.
Bibit aren ini ditetapkan sebagai pohon induk terpilih yang akan dikembangkan di lahan seluas 5 ribu hektare pada tahun 2022. Dengan ketersediaan bibit unggul ini, diharapkan aren bisa menjadi tanaman primadona masyarakat.
Peneliti Ahli Utama pada Balai Penelitian Tanaman Palma, Elsje Tenda, mengatakan tanaman palma ini tidak hanya bermanfaat untuk bahan pangan. Pengembangannya bisa menjadi sumber energi terbarukan, melalui proses ekstraksi nira yang menghasilkan bioetanol.
Kemudian, daunnya bisa juga digunakan untuk bahan bangunan seperti atap pondok. Buah-buahnya juga sebagai obat-obatan.
Batangnya juga bagus ditanam untuk daerah yang sering banjir. Pemanfaatan tanaman aren di Indonesia sejatinya sudah berlangsung lama.
“Namun, perkembangannya menjadi komoditas agribisnis lambat karena umumnya masih tumbuh alami,” ujar Elsje.
Kepala Desa Tuana Tuha, Kecamatan Kenohan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Tommy, sudah melihat potensi tanaman aren di desanya. Pemuda berusia 31 tahun ini jeli melihat peluang pengembangan tanaman aren.
Dia mengembangkan produk olahan nira aren dengan merek Guleku. Guleku kini hadir dalam gula aren curah dengan berbagai kemasan untuk segmen pasar mulai dari hotel hingga individu yang berada di seputaran Kalimantan Timur.
Tommy menyadari bahwa masih banyak potensi gula aren yang belum tergarap dari desanya.
“Kami terbuka untuk kerja sama dengan pihak ketiga,” ujarnya.
Manajer Pengembangan Kelembagaan YKAN, Jevelina Punuh, menambahkan bahwa aren adalah tanaman masa depan perkebunan.
“Tidak ada yang sia-sia dari pohon ini,” ujar Jevelina. Mulai dari daun yang bisa menjadi bahan atap rumbia, buahnya sebagai kolang kaling, niranya untuk gula hingga akarnya untuk pengobatan. Promosi komoditas-komoditas perkebunan adalah upaya untuk mempercepat tranformasi ekonomi di Kalimantan Timur yang kini masih menggantungkan pada sumber energi tak terbarukan. “Perkebunan berkelanjutan adalah jalan panjang menuju kemandirian ekonomi Kalimantan Timur,” kata Jevelina. (*)