Parlementaria

Blank Spot di Samarinda Perlu Dibenahi

KLIKSAMARINDA – Di tengah pandemi Covid-19, sektor pendidikan turut terimbas. Praktik pembelajaran pun beradaptasi untuk mencegah penularan Covid-19.

Untuk memutus rantai penyebaran, pemerintah memutuskan untuk meniadakan proses belajar tatap muka dan menjalankan kebijakan belajar dari rumah dengan metode dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan jaringan internet.

Metode pembelajaran seperti itu memerlukan akses internet dan keterampilan untuk menggunakan aplikasi berbasis gadget. Ternyata, ada persoalan terkait pembelajaran daring tersebut.

Satu di antara persoalan adalah tak semua wilayah mampu menangkap sinyal internet atau blank spot. Tak terkecuali di Kota Samarinda yang masih memiliki blank spot.

Menanggapi kondisi wilayah Samarinda yang masih memiliki balnk spot, Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti menuturkan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran.

“Pusat Data dan Informasi atau Pusdatin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatasi masalah jaringan yang tidak merata, dibutuhkan biaya kurang lebih sebesar Rp 2,5 miliar. Untuk membangun tower jaringan seluruh Samarinda itu diperhitungkan sekitar minimal Rp 2,5 miliar. Saya kira tinggal masalah mekanisme saja,” ujar Sri Puji Astuti, 16 November 2020.

Terkait proses pembelajaran tatap muka, Sri Puji Astuti menyatakan belum dapat terlaksana. Pemerintah belum menyatakan pembelajaran tatap muka di dalam kelas aman dari penyebaran Covid-19.

“Imbauan Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia yang disingkat IDAI belum menyatakan boleh belajar tatap muka. Saat ini Indonesia khususnya Samarinda masih zona oranye jadi tidak bisa diberlangsungkan (belajar tatap muka),” ujar Sri Puji Astuti. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status