Angka Stunting di Kukar Meningkat Karena Posyandu dan Puskesmas Masih Kurang
KLIKSAMARINDA – Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ir Seno Aji mengatakan bahwa puskesmas yang layak di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) masih sangat kurang. Sehingga, angka stunting di daerah tersebut kian meningkat.
Diketahui, angka prevalensi stunting di Kukar berada di atas hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 secara Nasional sebesar 21,6 persen. Bahkan, Kabupaten Kutai Kartanegara masuk sebagai wilayah dengan peringkat pertama tertinggi stunting di Kaltim sebesar 27,1 persen.
“Mengapa Kutai Kartanegara masuk sebagai peringkat pertama kasus stunting? Itu karena mereka kekurangan puskesmas yang layak,” ujar Seno Aji pada Sabtu 18 Maret 2023 ditemui di Gedung Serbaguna GOR Segiri, Jalan Kesuma Bangsa, Kota Samarinda.
Tidak tanpa sebab politikus Gerindra tersebut berkata demikian. Melainkan, ini berdasarkan pantauannya di lapangan saat melaksanakan reses serap aspirasi masyarakat di seluruh daerah pemilihannya.
Kerap kali, Ir Seno Aji mendapati kondisi posyandu yang kurang layak dan sangat memperihatinkan.
“Jadi selama saya melakukan reses dan kegiatan lainnya, posyandu-posyandu disana memang sangat memperihatinkan,” tuturnya, setelah menghadiri Pelantikan Andi Harun sebagai Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kaltim.
Oleh karenanya, Ir Seno Aji akan meminta Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim untuk turun bersama dan memeriksanya secara langsung kelapangan. Dengan tujuan memastikan keadaan dan kondisi posyandu tersebut.
“Kita dengan Dinas Kesehatan akan melihat kondisi posyandu-posyandu itu, tentu untuk perbaikan fungsi posyandu,” ujar Seno Aji.
Pasalnya tegas politikus Gerindra ini, tenaga kesehatan (nakes) merupakan garda terdepan yang akan memberikan perawatan pertama kepada masyarakat.
“Kan, mereka ini (nakes) garda terdepan untuk menjaga kesehatan masyarakat,” ujar Seno Aji menambahkan.
Nantinya setelah adanya perbaikan yang layak pada Puskesmas di Kutai Kartanegara, ia menegaskan bahwa para balita stunting bisa mendapatkan pelayanan yang memadai. Sebab, kebutuhan obat-obatan dan vitamin untuk mereka itu tercukupi.
“Jadi untuk bayi-bayi dan masyarakat itu bisa ke posyandu untuk menikmati pelayanan yang memadai. Kita akan lengkapi mereka dengan alat standar, obat-obatan, vitamin-vitamin dan lainnya yang bisa membuat bayi tidak stunting,” katanya.
Disinggung soal bantuan keuangan (bankeu) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim untuk menangani stunting ini, ia menuturkan bahwa pemerintah hanya bisa memberikan bantuan-bantuan melalui Dinas Kesehatan Kaltim saja.
“Kemungkinan tidak dalam bentuk bankeu, tapi belanja langsung melalui Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim,” tutupnya. (Dya/Adv/DPRDKaltim)