FokusNews

Alat Uji PCR di Kaltim Terbatas Saat Gelombang Kedua Pandemi Covid-19

KLIKSAMARINDAProvinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hingga akhir Juli 2020, memiliki 4 laboratorium yang dapat memeriksa dan mendeteksi Sars-Cov-2 (Covid-19). Namun, jumlah tersebut dinilai tak sebanding dengan penambahan pemeriksaan kasus suspek hasil tracing (pelacakan kontak erat) yang terjadi dalam dua pekan terakhir.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, yang juga sebagai Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak menyatakan, peningkatan pelacakan kontak erat yang dilakukan swab mengalami sedikit keterlambatan dalam pemeriksaan. Menurut Andi Muhammad Ishak, beberapa laboratorium mengalami peningkatan spesimen sample yang harus diperiksa. Hal ini mengakibatkan perlu tambahan waktu untuk menyelesaikan sample-sample uji swab.

“Upaya pelacakan kontak ini harus diikuti dengan peningkatan kapasitas laboratorium untuk pemeriksaan swab dari kontak erat. Inilah yang terjadi di Kaltim bahwa peningkatan pelacakan kontak erat yang dilakukan swab mengalami sedikit keterlambatan dalam pemeriksaan, karena beberapa laboratorium mengalami peningkatan spesimen sample yang harus diperiksa,” ujar Andi Muhammad Ishak saat teleconference melalui aplikasi Zoom Senin malam 27 Juli 2020.

Hingga Senin, 27 Juli 2020, di Kaltim tercatat ada total suspek 8.332 orang. Sebanyak 2.154 suspek masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Dari jumlah tersebut, data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per 27 Juli 2020 menyebutkan bahwa total positif 1.184 kasus, discarded 4990, kasus sembuh 774 kasus, meninggal dunia 28 kasus, dan probable 4 kasus.

“Kami mencoba meningkatkan kapasitas yang sudah ada dan bekerjsa sama dengan laboratorium yang ada sehingga bisa mempercepat tes dan juga bisa melihat hasilnya apakah terkonfirmasi positif maupun negatif,” imbuh Andi Muhammad Ishak.

Dalam catatan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kaltim, Agus Joko Praptomo, setiap PCR mampu memeriksa (running) 96 sample setiap hari. Jumlah itu harus dikurangi 4 untuk kontrol agar menghindari hasil positif dan negatif palsu.

Sekali penggunaan alat tersebut memakan waktu tiga jam. Apabila menerima 300 sampel lebih maka laboratorium bisa bekerja dari pagi, siang hingga petang/malam.

“Kalau sampel hanya 100 aja, bisa sekali atau dua kali pemeriksaan. Kami juga sudah berkoordinasi dengan kawan-kawan di lab, Sabtu tetap masuk seperti biasa biar tracing virus jauh lebih cepat,” ujar Kepala UPTD Labkesda Kaltim, Agus Joko Praptomo, saat peresmian PCR beberapa waktu lalu.

Satu laboratorium terbaru yang dapat menjalankan fungsi pemeriksaan suspek dan spesimen Covid-19 adalah Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman (FK Unmul) dengan dua tenaga analis yang siap untuk membantu. Laboratorium ini sudah mampu melaksanakan uji/tes swab SARS-CoV-2 atau Virus Corona yang mengakibatkan infeksi pernapasan Covid-19.

“Alhamdulillah Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unmul sudah berjalan dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pemeriksaan deteksi SARSCoV-2 atau Virus Corona,” ujar Dosen Mikrobiologi FK Unmul, Dr. Yadi Senin 27 Juli 2020, melalui rilis Humas Pemprov Kaltim.

Menurut Dr. Yadi, kalau tidak ada kendala yang menyebabkan pengulangan pada sampel, maka laboratorium FK Unmul dapat memperoleh hasil satu hari setelah sampel diterima. Meski demikian, jumlah sampel yang diperiksa untuk sementara masih terbatas karena sumberdaya manusia (SDM) masih sedikit.

“Untuk sementara kami bisa menerima 30 sampel, untuk tahap awal ya perhari. Itu karena SDM yang terbatas,” ujar Dr. Yadi.

Dosen Mikrobiologi FK Unmul dr Yadi mengatakan, hasil Swab setelah dilakukan tes masuk dalam laboratorium, maka hasilnya bisa terlihat dalam satu hari. Menurut Dr. Yadi, Laboratorium yang melakukan pemeriksaan untuk konfirmasi Covid-19 lainnya mungkin juga memilki kendala yang sama. Yang jelas ujarnya, semua lab berusaha untuk melakukan optimalisasi kapasitas pemeriksaan.

Bahkan, ada laboratorium yang menggunakan sistem robotik untuk pemeriksaan, sehingga jumlah dan waktu pemeriksaan bisa dioptimalkan. Yadi menyebutkan, ada tiga tahapan utama dalam pemeriksaan sampel Covid-19. Yakni, melakukan ekstraksi atau isolasi RNA, pencampuran reagen kimia yang dibutuhkan dan deteksi PCR.

“Ketiga proses ini bisa dilakukan secara manual, juga otomatis menggunakan sistem robotik. Bila menggunakan sistem robotik maka pengerjaan sampel akan lebih cepat dengan jumlah lebih banyak,” ujar Dr. Yadi.

Dengan adanya alat di FK Unmul, percepatan melihat hasil tes swab dapat meningkat. Sehingga dapat membantu tiga unit alat lainnya di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kaltim di Samarinda, RSUD AW Syahranie Samarinda, dan RS Pertamina Balikpapan lebih cepat dari sebelumnya. (*)

Check Also
Close
Back to top button
DMCA.com Protection Status