Pemkot Samarinda Pertajam Upaya Penurunan Angka Stunting
KLIKSAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mempertajam upaya penanganan dan penurunan angka stunting. Sebagai bentuk upaya tersebut, Pemkot Samarinda menggelar pertemuan sekaligus Sosialisasi Tim Audit Kasus Stunting kota Samarinda.
Pertemuan yang dipimpin Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi, yang juga selaku Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting kota Samarinda, berlangsung Jumat 24 Juni 2022 di Ruang Mangkupelas Balaikota.
Pertemuan ini sekaligus untuk merumuskan langkah percepatan penurunan kasus stunting di kota Samarinda.
Dalam acara yang merupakan garapan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (DPPKB) itu dilakukan penandatanganan pernyataan komitmen dan bebas benturan kepentingan oleh Tim Audit Kasus Stunting kota Samarinda.
Secara simbolis, penandatanganan dilakukan Wawali Rusmadi, Ketua TP PKK Hj. Rinda Wahyuni Andi Harun, dan Kepala DPPKB I Gusti Ayu Sulistiani.
Dalam sambutan, Wawali Rusmadi mengucapkan terima kasih kepada jajaran Tim Penggerak PKK Kota Samarinda yang hadir pada sosialisasi.
“Kehadiran ini memberikan perhatian luar biasa dalam kita bersama-sama menurunkan kasus stunting di kota kita,” ujar Rusmadi seperti dirilis Humas Pemkot Samarinda.
Wawali Rusmadi menambahkan, dalam pertemuan sebelumnya telah dirumuskan upaya percepatan penurunan kasus stunting harus diawali dari invetarisasi data.
Menurut Wawali Rusmadi, berdasarkan data tahun 2021, ada sebanyak 79.147 kategori keluarga berpotensi resiko stunting. Kelompok sasaran berisiko stunting meliputi calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas dan baduta dan balita.
“Data-datanya sudah jelas. Tinggal bagaimana kita melakukan aksi nyata, yang mana pada hari ini kita lakukan sosialisasi tim audit kasus stunting Samarinda, dan penandatanganan komitmen tim audit kasus stunting,” ujar Wawali Rusmadi.
Dalam pandangan Wawali Rusmadi, stunting merupakan persoalan serius yang harus secara khusus ditangani. Persoalan tersebut tak kalah penting dari persoalan bangsa lainnya dalam persoalan narkoba, radikalisme, terorisme hingga disintegrasi bangsa.
“Stunting juga persoalan besar yang dihadapi bangsa, karena dampak dari stunting akan membawa akibat yang serius. Bukan hanya fisik anak tapi juga perkembangan otaknya. Yang kita harapkan anak bangsa lahir sehat, cerdas, Insya Allah bertakwa memiliki kepribadian mulia kelak menjadi pemimpin bangsa,” ujar Wawali Rusmadi.
Hingga saat ini, pemerintah pusat telah menetapkan target 14 persen kasus stunting di tahun 2024. Menurut keterangan Wawali Rusmadi, angka stunting Samarinda saat ini berada posisi 21 persen.
“Berbicara masalah stunting, persoalan-persoalannya tidak terlepas dari gizi, persoalan pola makan, persoalan pola asuh, persoalan ASI. Persoalan-persoalan stunting terkait dengan kesehatan, terkait masalah pendidikan. Apakah keluarga ini memiliki pengetahuan yang cukup atau tidak bagaimana bisa melahirkan anak-anak yang sehat dan kelak tumbuh cerdas,” ujar Wawali Rusmadi.
Dalam sosialisasi tersebut materi disampaikan narasumber dr. Yuliani dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim. Materi juga disampaikan dr. Herwina Brahmantya berjudul Apa Itu Stunting disampaikan.
Materi tersebut berkaitan dengan kerja-kerja tim audit. Selain itu, materi juga berkaitan dengan Langkah Audit Kasus Stunting. (*)