
KLIKSAMARINDA – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengeluarkan pernyataan terbuka di akun media sosial pribadinya, Jumat 25 Juni 2021. Isinya menanggapi adanya kesan bertentangan di mata publik antara Gubernur Kaltim dan Walikota Samarinda terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Gubernur Kaltim Isran Noor telah mengeluarkan pernyataan pada Rabu 23 Juni 2021 lalu. Gubernur Isran Noor menyatakan untuk sementara belum ada keputusan PTM di Kaltim. Menurut Gubernur Isran Noor, vementara ini di Kaltim terdapat 70 persen tidak melakukan PTM.
Kebijakan itu diambil untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19. Selain karena tidak mau mengambil risiko, Gubernur Isran Noor juga menyebutkan Kaltim tidak melakukan PTM karena fasilitas yang kurang memadai.
“Belum ada keputusan untuk dilaksanakannya tatap muka. Biarkan saja keputusan Pak Menteri. Sekarang kita lihat kondisinya. Kalo sudah terjadi, nanti, kan repot,” ujar Gubernur Isran Noor di Odah Etam.
Wali Kota Andi Harun menangkap adanya kesan pertentangan dengan Gubernur Kaltim. Kesan itu diketahuinya pada Rabu 26 Juni 2021, saat perjalanan ke Tarakan mengikuti APEKSI REGIONAL MEETING, menerima kabar viral gambar tangkapan layar. Menurut Wali Kota Andi Harun, esensinya sama yakni bertujuan menjaga keselamatan rakyat.
Selain karena telah menjadi perbincangan ruang publik maupun kepentingan menjelaskan tema esensial soal rencana pembukaan sekolah tatap muka (STM) oleh Pemkot Samarinda di masa adaptasi baru pandemi COVID-19 ini, Wali Kota Andi Harun menerangkan duduk perkara PTM di Kota Tepian.
”Selaku Walikota Samarinda dan Ketua Satgas Covid-19 Kota Samarinda, tentu terus mengikuti perkembangan situasi Covid-19 di Samarinda. Demikian halnya, mengikuti dan mencermati pengaruhnya pada bidang pendidikan. Juga tentu tak mungkin, membiarkan tanpa memikirkan bagaimana sektor pendidikan yang sudah setahun lebih terdampak serius karena pandemi Covid-19. Wajib bagi kita semua sama-sama terlibat memikirkan bagaimana Sekolah Tatap Muka (STM) dapat dimulai dengan cara pelaksanaannya beradaptasi dengan situasi krisis Covid-19,” demikian ujar Wali Kota Andi Harun melalui keterangan tertulisnya.
Kapan sekolah tatap muka dimulai di Samarinda
Wali Kota Andi Harun menambahkan, jauh-jauh hari sebelumnya Presiden R.I. Cq. Kemendiknas R.I. meminta daerah mempersiapkan STM pada bulan Juli 2021, Pemkot Samarinda bergerak cepat menyiapkan Sekolah Tangguh Covid-19. Setelah memimpin Pemkot Samarinda, sudah 14 Sekolah Tatap Muka yang diselenggarakan dengan standar protokol Covid-19 secara ketat.
”Alhamdulillah, hingga saat ini berjalan aman dan sehat. Pada titik ini, kami tegaskan bahwa STM adaptasi masa pandemi Covid-19 jauh berbeda dengan STM sebelum Covid-19. Pelibatan semua pihak, termasuk persetujuan orang tua siswa, lama jam belajar, rasio sehat jumlah siswa setiap kelasnya, model cara datang, interaksi dan pulang siswa, moda transportasi, hingga pemenuhan cara baru STM lainnya yang kesemuanya menjaga pemenuhan asas paling esensial dalam bernegara yakni menjaga keselamatan rakyat,” ujar Wali Kota Andi Harun.
Wali Kota Andi Harun menerangkan beberapa alasan pihaknya tetap dengan kebijakan melaksanakan PTM di sekolah. Menurut Wali Kota Andi Harun, sektor pendidikan merupakan sektor paling strategis. Karena itu, di tengah pandemi Covid-19, jika sektor pendidikan dibiarkan terus terpuruk, entah sampai kapan keadaan pendidikan sekolah kita berada dalam ketidakpastian.
”Dengan tetap menaruh rasa hormat kepada Bapak Gubernur Kaltim, izinkan saya sampaikan bahwa justru berisiko sangat besar jika pemimpin membiarkan salah satu sektor paling strategis-pendidikan, di tengah pandemi Covid-19 dibiarkan terus terpuruk, tak berdaya sedang kita didaulat oleh rakyat memberi manfaat dan kemaslahatan. Lantas menunggu Covid-19 berakhir? Tentu sama tak mungkinnya menunggu entah sampai kapan sedang keadaan pendidikan sekolah kita berada dalam ketidakpastian. Dengan rendah hati, maaf kami tidak mengambil standing ini karena justru sikap model inilah yang “berisiko”, sikap dan model ini yang pada batas tertentu berpotensi “penuh masalah” ujar Wali Kota Andi Harun.
Berikut pernyataan lengkap Wali Kota Andi Harun terkait PTM.
SEKOLAH TATAP MUKA MENDADAK VIRAL | kesan bertentangan antara Gubernur Kaltim Vs Walikota Samarinda padahal esensinya sama yakni bertujuan menjaga keselamatan rakyat.
Rabu (26/6) saat perjalanan ke Tarakan mengikuti APEKSI REGIONAL MEETING, menerima kabar viralnya gambar tangkapan layar di bawah. Selain karena telah menjadi perbincangan ruang publik maupun kepentingan menjelaskan tema esensial soal rencana pembukaan sekolah tatap muka (STM) oleh Pemkot Samarinda di masa adaptasi baru pandemi COVID-19 ini.
Selaku Walikota Samarinda dan Ketua Satgas COVID-19 Kota Samarinda, tentu terus mengikuti perkembangan situasi COVID-19 di Samarinda. Demikian halnya, mengikuti dan mencermati pengaruhnya pada bidang pendidikan, juga tentu tak mungkin, membiarkan tanpa memikirkan bagaimana sektor pendidikan yang sudah setahun lebih terdampak serius karena pandemi Covid-19, wajib bagi kita semua sama-sama terlibat memikirkan bagaimana Sekolah Tatap Muka (STM) dapat dimulai dengan cara pelaksanaannya beradaptasi dengan situasi crisis Covid-19.
Jauh-jauh hari sebelumnya Bapak Presiden R.I. Cq. Kemendiknas R.I. meminta daerah mempersiapkan STM pada bulan Juli 2021. Pemkot Samarinda bergerak cepat menyiapkan Sekolah Tangguh Covid-19. Setelah memimpin Pemkot Samarinda, sudah 14 Sekolah Tatap Muka yang diselenggarakan dengan standar protokol Covid-19 secara ketat. Alhamdulillah, hingga saat ini berjalan aman dan sehat. Pada titik ini, kami tegaskan bahwa STM adaptasi masa pandemi Covid-19 jauh berbeda dengan STM sebelum Covid-19. Pelibatan semua pihak, termasuk persetujuan orang tua siswa, lama jam belajar, rasio sehat jumlah siswa setiap kelasnya, model cara datang, Interaksi dan pulang siswa, moda transportasi hingga pemenuhan cara baru STM lainnya yang kesemuanya menjaga pemenuhan asas paling esensial dalam bernegara yakni menjaga keselamatan rakyat.
Dengan tetap menaruh rasa hormat kepada Bapak Gubernur Kaltim, ijinkan saya sampaikan bahwa justru berisiko sangat besar jika pemimpin membiarkan salah satu sektor paling strategis-pendidikan, di tengah pandemi Covid-19 dibiarkan terus terpuruk, tak berdaya sedang kita didaulat oleh rakyat memberi manfaat dan kemaslahatan. Lantas menunggu Covid-19 berakhir? Tentu sama tak mungkinnya menunggu entah sampai kapan sedang keadaan pendidikan sekolah kita berada dalam ketidakpastian. Dengan rendah hati, maaf kami tidak mengambil standing ini karena justru sikap model inilah yang “berisiko”, sikap dan model ini yang pada batas tertentu berpotensi “penuh masalah”.
Prasangka baik kami kedepankan maksud dari pernyataan Bapak Gubernur Dr. Isran Noor-pasti esensinya adalah agar kita berhati -hati dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan rakyat. Mungkin viralnya karena ‘provokasi’ media saja. Intinya, antara tujuan Pemkot Samarinda dengan tujuan Bapak Gubernur Kaltim yang public announce terakhirnya viral dengan jokenya ‘Sebulu Muara Kaman-kada bebulu kada nyaman ini’-bertemu pada esensi yang sama yakni sama-sama bertujuan mengutamakan Kesehatan dan keselamatan rakyat.
Akhirnya, selama arahan Bapak Presiden R.I. Cq Kemendiknas RI tidak berubah dan persetujuan orang tua siswa serta dukungan masyarakat, maka Pemkot Samarinda akan tetap membuka opsi Sekolah Tatap Muka (STM) ala adaptasi pandemi Covid-19 sesuai ketentuan perundang-undangan dengan kokoh berpegang pada “Salus populi suprema lex esto”, keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi bagi suatu negara. Wallahu a’lam bish-shawab. (*)