NewsProvinsi Kaltim

Vaksinasi Massal DBD di Kalimantan Timur Dapat Atensi BBC London

KLIKSAMARINDAVaksinasi massal Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov) Kaltim melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mendapat atensi dari kancah internasional. BBC London memberikan apresiasi karena Kalimantan Timur menjadi provinsi pertama di Indonesia dan dunia yang melaksanakan vaksinasi DBD secara massal.

Kepala Dinkes Kalimantan Timur, Jaya Mualimin mengatakan BBC London akan melakukan liputan langsung dari London ke Kalimantan Timur pada 6 Februari 2024 untuk menyoroti inisiatif vaksinasi massal DBD di Kalimantan Timur yang difasilitasi oleh Bio Farma ini.

“Pada 6 Februari nanti, BBC London akan meliput langsung dari London ke Kalimantan Timur untuk menyoroti program vaksinasi massal DBD yang kami lakukan bersama Bio Farma,” ujar Jaya, Jumat 26 Januari 2024.

Dalam kerja sama dengan Bio Farma untuk vaksinasi massal DBD di Kalimantan Timur, Dinkes Kaltim berfokus pada upaya pencegahan DBD di wilayah-wilayah rawan dengan melakukan vaksinasi dan pelepasan nyamuk Wolbachia.

Jaya Mualimin menjelaskan vaksinasi massal DBD di Kalimantan Timur ditargetkan kepada 11.000 siswa usia 6-12 tahun, kelompok yang paling rentan terkena DBD dengan risiko kematian tinggi.

“Kami menggunakan vaksin terbaru dari Takeda Jepang yang didistribusikan oleh Bio Farma. Pemerintah provinsi telah menganggarkan hampir Rp10 miliar untuk vaksin tahun lalu, dan akan meningkatkan anggaran untuk tahun ini,” papar Jaya Mualimin.

vaksinasi massal DBD di Kalimantan Timur bertujuan untuk meningkatkan imunitas pada anak-anak, sehingga dapat mencegah gejala yang lebih parah jika terpapar gigitan nyamuk Aedes Aegypti, vektor penyebar virus dengue.

Selain vaksinasi massal DBD di Kalimantan Timur, Dinkes Kaltim juga melakukan pengendalian vektor dengan melepaskan nyamuk Wolbachia, yaitu bakteri yang dapat menghambat penularan virus dengue.

“Dalam langkah pengendalian vektor, kami juga melakukan pelepasan nyamuk Wolbachia, termasuk di Kota Bontang, di mana nyamuk Wolbachia dikawinkan dengan nyamuk penular DBD agar menghasilkan keturunan yang kebal terhadap virus dengue,” ungkap Jaya Mualimin.

Jaya Mualimin menerangkan, upaya pelepasan nyamuk Wolbachia ini terbukti berhasil menurunkan angka kesakitan DBD di beberapa daerah seperti Yogyakarta dan Denpasar. Oleh karena itu, metode serupa diterapkan di Kalimantan Timur guna mencegah penyebaran virus dengue lebih luas.

Selain itu, Jaya menegaskan pentingnya upaya pencegahan DBD mengingat angka kesakitan dan kematian akibat DBD di Kalimantan Timur masih cukup tinggi.

Pada tahun 2023, terdapat 5.616 kasus DBD yang tersebar di berbagai daerah, dengan jumlah tertinggi di Kutai Kartanegara, disusul Balikpapan dan Samarinda.

“Target kami adalah menurunkan angka kesakitan DBD minimal hingga 10 per 100.000 penduduk. Meski sudah terjadi penurunan kematian dari 0,66% menjadi 0,44% pada 2023, kami tetap berupaya inovasi dalam pencegahan dan penanganan kasus DBD,” tegas Jaya.

Dengan melakukan langkah-langkah proaktif seperti vaksinasi massal DBD di Kalimantan Timur dan pengendalian vektor, Dinkes Kaltim berharap dapat memitigasi dampak DBD di masa mendatang.

vaksinasi massal DBD di Kalimantan Timur ini dinilai menjadi terobosan penting karena selama ini upaya pencegahan DBD lebih banyak dilakukan saat wabah sudah merebak, bukan sebelum munculnya kasus. (Pia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status