Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kaltim 2023 Menurun
KLIKSAMARINDA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya pada tahun 2023. Capaian tersebut disampaikan Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin dalam jumpa pers yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Jumat 26 Januari 2024, kemarin.
Jaya Mualimin memaparkan pencapaian kinerjanya dalam empat indikator utama. Pertama, angka harapan hidup penduduk Kaltim pada 2023 mencapai 74,72 tahun atau hampir menyentuh target rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) sebesar 74,75 tahun.
Kedua, jumlah kematian ibu melahirkan meningkat 2 kasus dari 70 kasus pada 2022 menjadi 72 kasus pada 2023.
Jaya Mualimin menjelaskan kenaikan tersebut disebabkan adanya 2 kasus kematian ibu melahirkan yang berasal dari kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ketiga, Dinkes Kaltim berhasil meningkatkan persentase fasilitas kesehatan yang terakreditasi hingga 96,34 persen, melampaui target RPJMD sebesar 80 persen. Ini menunjukkan peningkatan signifikan kualitas dan standar pelayanan kesehatan di fasilitas-fasilitas kesehatan Kaltim.
“Kita berhasil meningkatkan fasilitas kesehatan yang berakreditasi jauh melampaui target kita, hingga mencapai 96,34 persen,” ujar Jaya.
Keempat, tren kematian bayi (usia 0-11 bulan) di Kaltim menurun drastis pada 2022, yaitu sebanyak 636 kasus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai ribuan kasus. Ini menunjukkan program dan intervensi yang dilakukan Dinkes Kaltim efektif menekan angka kematian bayi.
Jaya Mualimin menguraikan tren kematian ibu melahirkan di Kaltim dari tahun 2017 hingga 2023 masih mengalami fluktuasi. Setelah turun pada 2018, angka kematian ibu kembali naik pada 2019 hingga 2022, kemudian terjadi penurunan di 2023.
Hingga Oktober 2023, jumlah kematian ibu melahirkan tercatat sebanyak 46 kasus. Sebagian kecil di antaranya berasal dari luar Kaltim yang melahirkan di fasilitas kesehatan dalam provinsi.
“Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, dan gangguan metabolik. Kami berkomitmen terus berupaya menekan angka kematian ibu melalui deteksi dini dan pendekatan preventif,” tegas Jaya.
Saat ini, Dinkes Kaltim fokus dalam upaya mengurangi angka kematian ibu dan bayi di Kaltim. Sejak 2023, Dinkes Kaltim merancang restrukturisasi program dengan beragam upaya, di antaranya peningkatan status kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan sesuai standar, serta intervensi spesifik lainnya.
Capaian Dinkes Kaltim pada 2023 menunjukkan komitmen pemerintah provinsi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan sektor kesehatan. Harapannya, capaian tersebut dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang. (Pia)