
KLIKSAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda membangun posko pemantauan warga yang masuk ke kota Samarinda. Posko pertama berada di belakang pintu masuk jalan tol Samarinda-Balikpapan. Posko lainnya berada di depan kampus STAIN di Jalan Moeis Hasan Samarinda Seberang.
Posko ini bberfungsi untuk menekan angka memutus mata rantai pandemi Covid-19 di kota Samarinda. Pada posko tersebut, tim yang terdiri dari gabungan anggota TNI, Polri, BPBD dan instansi kesehatan ini melakukan pendataan bagi para warga yang masuk ke Kota Samarinda. Pemeriksaan ini dilakukan mengingat kota Balikpapan sudah merupakan zona merah penyebaran Covid-19 dan telah terjadi penularan di tingkat lokal.
Kasat Lantas Polresta Samarinda, Kompol Erick Budi Santoso menyatakan, jika ada para pengendara berasal dari Balikpapan yang telah menjadi kota dengan transmisi lokal penularan covid-19, maka petugas akan mengarahkan kendaraan tersebut memasuki bilik untuk pendataan lebih lanjut. Semua pengemudi akan ditanya riwayat perjalanan dan dicek suhu tubuh. Pengemudi juga diminta mengisi kartu kuning sebagai data Tim Gugus Tugas Penanganan Covid 19.
“Posko ini di bawah komando Tim Gugus Tugas Penanganan Covid 19 yang diketuai oleh Kepala BPBD Kota Samarinda. Secara teknis, seluruh kendaraan diperiksa tidak cuma tujuan Samarinda. Namun juga tujuan Sangatta, Bontang, dan Kukar juga kami periksa semua,” ungkap Kompol Eric Budi Santoso di Posko pemantauan kendaraan di depan Kampus STAIN Samarinda, Selasa petang, 7 April 2020.
Erick mengatakan, Satlantas Polresta Samarinda mulai melakukan Operasi Simpatik yang bertujuan untuk mengingatkan kepada pengguna jalan untuk tertip mengikuti aturan pemerintah. Operasi Simpatik tahunan Satlantas Polresta Samarinda selain mengingatkan agar pengendara tertib, juga meminta pengendara menggunakan masker saat berkendaraan.
Satlantas Polresta Samarinda membagikan masker kepada para pengemudi Ojol. Profesi ini termasuk profesi yang paling berkaitan erat dengan aktivitas lalu lintas.
“Menurut pemerintah ada lima profesi rentan, tenaga medis atau dokter, petugas TNI/Polri di lapangan, para pengemudi Ojol, pekerja harian seperti petugas kebersihan dan para office boy,” kata Erick. (*)