Mahasiswa Samarinda Tolak Rencana Kenaikan Harga BBM
KLIKSAMARINDA – Mahasiswa dari Universitas 17 Agustus (Untag) yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kaltim Menggugat menghentikan sebuah mobil truk yang melintas di Jalan Ir. H. Juanda. Mahasiswa kemudian menaiki truk tersebut dan melakukan orasi dengan mengibarkan bendera merah putih dari atas truk.
Aksi ini menjadi bagian dari protes mahasiswa di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) untuk menolak rencana pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak atau bbm bersubsidi.
Aksi mahasiswa Untg Samarinda ini berlangsung Kamis, 1 September 2022, di Jalan Ir. H. Juanda Samarinda.
Aksi tersebut sempat membuat aktivitas lalulintas terganggu. Namun, aparat kepolisian langsung menaiki mobil dan meminta supir truk melanjutkan perjalanan.
Dalam aksi tersebut sempat terjadi tarik menarik antara petugas dengan pendemo. Namun truk melanjutkan perjalanan.
Mahasiswa juga membakar 3 buah ban di bawah fly over Juanda. Aksi bakar ban ini menjadi tanda perlawanan mahasiswa menentang rencana pemerintah untuk menaikan harga bbm bersubsidi.
Mahasiswa juga menuntut agar pemerintah mencabut kebijakan kenaikan tarif dasar listrik (tdl) serta mendesak pemerintah memberantas mafia di sektor minyak, gas, dan pertambangan dengan melakukan penegakkan hukum yang adil dan transparan dari hulu ke hilir.
Selain menyampaikan tuntutan melalui orasi, para demonstran juga membentangkan beberapa spanduk berukuran besar maupun kecil tepat di bawah fly over.
Spanduk tersebut bertuliskan ‘Kaltim Tolak Kenaikan BBM.’ Ada pula tulisan yang menyebutkan ‘Oligarki Menggurita Rakyat Menderita dan ‘Berantas Mafia Migas dan Tambang.
Humas Aksi, Andi Irwansyah mengatakan, harga bbm dan tarif dasar listrik merupakan bentuk yang fundamental dalam kehidupan masyarakat. Karena itu, Aliansi Masyarakat Kaltim Menggugat meminta pemerintah untuk memperhatikan apa yang menjadi aspirasi mahasiswa.
“Tujuannya untuk menaikkan ekstalasi gerakan kami. Ini adalah peringatan dari kami. Jangankan mobil yang kami sandera. gedung parlemen akan kami sandera karena gedung parlemen adalah milik rakyat dari rakyat untuk rakyat,” ujar Andi Irwansyah.
Warga Samarinda, Bontet yang ditemui di lokasi demonstasi mengatakan, warga mendukung adanya aksi tolak harga bbm naik. Bontet berharap pemerintah bisa melihat kondisi saat ini karena keadaan perekonomian belum berjalan stabil.
“Ekonomi belum kondusif karena masyarakat kecil yang terkena dampaknya. Terus terang saja,” ujar Bontet.
Mahasiswa membubarkan diri tepat pukul 18.00 WITA. Mahasiswa kemudian kembali ke kempus dengan berjalan kaki.
Mereka berjanji akan melakukan aksi yang lebih besar bersama elemen mahasiswa dan masyarakat lainnya jika pemerintah tetap menaikan harga bbm bersubsidi dan tidak menurunkan tdl listrik. (Suriyatman)