Wali Kota Samarinda Rinci Strategi Pengendalian Inflasi Yang Dinilai Berhasil Oleh Kemendagri
KLIKSAMARINDA – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda berhasil mengendalikan inflasi pada bulan Februari 2023.
Hal tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat rapat koordinasi pengendalian inflasi bersama kepala daerah se Indonesia yang digelar Kemendagri Senin, 13 Maret 2023 secara virtual.
“Kunci utamanya yang pertama adalah sinergi. Mudah diucapkan tapi prakteknya tak semua bisa melakukan. Yang kedua, meskipun bukan daerah penghasil karena kota tapi mampu menjaga ketersediaan bahan melalui kerjasama antardaerah dengan daerah penghasil. Ketiga melakukan intervensi melalui anggaran yang ada. Selain ada barangnya harganya juga bisa terjangkau. Sehingga mencapai 4,91 persen. Di bawah 5 persen adalah prestasi untuk Indonesia,” ujar Mendagri Tito Karnavian usai mendengarkan pemaparan Wali Kota Samarinda dalam Rakor Pengendalian inflasi.
Sebelumnya, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengungkapkan sejumlah strategi Pemkot Samarinda dalam upaya pengendalian inflasi.
Dalam paparannya, Wali Kota Andi Harun menjelaskan keberhasilan kota Samarinda mengendalikan angka inflasi di bawah angka nasional yakni sebesar 4,91 persen untuk Year on Year (YoY) dan secara years to date (YTD) sebesar 0,40 persen.
Bahkan hingga deflasi diangka -0,04 persen untuk Month On Mont (MOM) semua tadi menurutnya tak lepas kerja bersama dengan TNI, Polri dan juga kejaksaan dalam melakukan pengendalian inflasi di Kota Tepian.
“Bahkan angka Samarinda ini lebih rendah dari angka Inflasi Provinsi Kaltim sebesar 5,36 persen dan kota Balikpapan sebesar 5,96 persen,” ujar Wali Kota Andi Harun.
Wali Kota Andi Harun menguraikan, keberhasilan tersebut karena tak lepas kolaborasi dan sinergi yang kuat bersama Forkopimda dalam memantau perkembangan kebutuhan bahan pokok yang dapat bergejolak memicu angka inflasi.
Wali Kota Andi Harun menegaskan bahwa upaya pengendalian inflasi oleh Pemkot Samarinda berkat kerjasama dan sinergi dengan berbagai pihak dengan berkomunikasi dengan berbagai pihak.
“Kami menyediakan anggaran khusus untuk berkoordinasi membahas masalah inflasi ini dalam memastikan keterjangkauan harga,” ujar Wali Kota Andi Harun.
Karena apabila salah satu bahan pokok maupun pangan mengalami turbulensi harga, maka langkah yang diambil tim dengan segera melakukan operasi pasar murah.
Pasalnya, sebanyak 80 persen bahan pokok dan penting (Bapokting) Samarinda rata-rata berasal dari luar daerah. Sehingga apabila salah satunya terjadi gejolak harga, maka penting untuk dilakukan operasi pasar.
Namun, Wali Kota Andi Harun juga tidak melupakan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sehingga, ketika intervensi melalui operasi pasar telah dilakukan, maka Pemkot Samarinda akan menarik diri untuk menjaga pertumbuhan ekonomi terus bergerak.
“Setelah harga kembali normal, kami tarik diri sehingga inflasi bisa terkendali tapi sekaligus tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi,” tandas Wali Kota Andi Harun. (Adv/PemkotSamarinda)