Tim SAR Gabungan Temukan Jenazah Remaja yang Tenggelam di Sungai Mahakam Samarinda
KLIKSAMARINDA – Pencarian intensif selama dua hari terhadap Rizaldi (13), remaja yang tenggelam di Sungai Mahakam, membuahkan hasil.
Jenazah korban ditemukan mengambang di bagian buritan KM Berkat Hikmah yang sedang bertambat di Dermaga Mahakam Ulu, Sungai Kunjang, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa, 5 November 2024, malam.
Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Polri, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, serta para relawan telah melakukan pencarian sejak Senin 4 November 2024, sore. Kala itu, korban dilaporkan hilang tenggelam di Sungai Mahakam.
Penemuan jasad korban pertama kali dilaporkan oleh warga yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Riqi, Koordinator Basarnas Kantor SAR Samarinda, memberikan keterangan detail terkait penemuan korban.
“Korban ditemukan dalam posisi meninggal dunia, berjarak kurang lebih 100 meter ke arah ulu, tepatnya di buritan KM Berkat Hikmah,” jelasnya.
“Setelah ditemukan, korban langsung dievakuasi oleh tim SAR gabungan dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie untuk dilakukan visum dan penanganan terkait tindak lanjut dari kepolisian,” tambahnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa nahas ini bermula ketika Rizaldi bersama empat orang temannya memutuskan untuk berenang di area Dermaga Mahakam Ulu Sungai Kunjang. Rizaldi diketahui merupakan pelajar di SMP Negeri 10 Samarinda.
Namun, nasib tragis menimpa Rizaldi ketika tiba-tiba arus sungai menguat dan menyeret tubuhnya hingga tenggelam.
Satuan Polairud Polresta Samarinda yang menangani kasus ini langsung bertindak cepat begitu mendapat informasi penemuan jasad korban.
Tim kepolisian segera melakukan evakuasi dan penanganan lebih lanjut sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Saat ini, jenazah Rizaldi telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Sementara pihak kepolisian akan melanjutkan penyelidikan untuk memastikan tidak ada unsur pidana dalam kejadian tersebut.
Kejadian ini menambah daftar panjang korban tenggelam di Sungai Mahakam dan menjadi pengingat keras bagi masyarakat tentang bahaya berenang di sungai tanpa pengawasan dan pengamanan yang memadai. (Suriyatman)