News

Tewasnya Guru Pesantren Samarinda, Polisi Gelar Pra Rekonstruksi

KLIKSAMARINDA – Aparat kepolisian Polresta Samarinda mendalami motif di balik penganiayaan seorang guru ngaji sebuah pesantren di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

Penganiayaan tersebut terjadi Kamis subuh, 24 Februari 2022 yang menimpa Eko Hadi Prasetya (42). Eko Hadi Prasetya merupakan guru ngaji di pondok Pesantren Daarussa’adah di Jalan Mugirejo RT 18 Lubuk Sawah Kelurahan Mugirejo Kecamatan Sungai Pinang.

Akibat penganiayaan itu, Eko Hadi Prasetya meninggal dunia, Kamis 24 Februari 2022.

Untuk mendalami motif penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa Eko Hadi Prasetya, polisi melakukan pra rekonstruksi.

Dalam pra rekonstruksi itu, polisi menghadirkan dua tersangka pelaku yang merupakan santri di Pondok Pesantren Daarussa’adah.

Pra rekoenstruksi dilakukan tim penyidik Polresta Samarinda di Ruang Aula Wira Pratama Mako Polresta Samarinda.

Kepala Satreskrim Polresta Samarinda, Kompol Andika Darma Sena mengatakan, pra rekonstruksi ini dilakukan untuk mengetahui pasti bagaimana kejadian sebenarnya.

“Ini baru pra rekon. Kita mau lihat bagaimana kronologis kedua pelaku saat melakukan aksinya dari awal hingga mengakibatkan meninggalnya korban,” ujar Kompol Andika Darma Sena.

Dalam pra rekonstruksi itu, para tersangka melakukan 22 adegan. Pra rekonstruksi diawali sejak keduanya mengetahui bahwa handphone mereka hilang.

“Ada 22 adegan yang mereka lakukan mulai dari dalam kamar saat mereka mengetahui HP mereka hilang, Sampai akhirnya mereka melakukan penganiayaan. Intinya kita mau tau peran masing masing pelaku,” ujar Kompol Andika Darma Sena.

Pra rekonstruksi kasus ini diperankan tersangka sejak dari asrama lalu mengeksekusi korban sampai kembali ke asrama.

“Dari prabtekonstruksi yang dilakukan tergambar jelas siapa melakukan apa dan akhirnya kita cocokan dengan hasil visum nantinya,” ujar Kompol Andika Darma Sena.

Dari hasil pra rekonstruksi yang dilakukan tertutup di depan penyidik, kedua pelaku tengah berada di dalam satu kamar di Asrama Putra Pondok Pesantren Daarussa’adah.

Jelang subuh, korban datang ke dalam kamar untuk membangunkan para pelaku.

Saat itu, korban melihat sebuah handphone milik pelaku. Korban lalu mencari handphone lainnya di dalam kamar

Tak lama, korban pun menemukan sebuah handphone lainnya di kamar itu.

Setelah itu, korban menuju masjid untuk sholat subuh berjamaah. Korban menyimpan kedua handphone milik pelaku di dalam dasboard motor.

Setelah mengetahui handphone mereka hilang, kedua pelaku berencana mengambil kembali handphone milik mereka.

Kedua santri itu lalu merencanakan akan mengambil kembali handphone yang disita dengan cara membuat korban pingsan.

Caranya mereka menggunakan balok kayu yang dipegang masing-masing santri untuk memukul sang guru.

Mereka pun mulai menjalankan aksinya dengan mamakai topeng.

Dalam pra rekonstruksi itu, terlihat kedua pelaku menunjukkan cara menganiaya korban. Kemudian keduanya memukulkan sebuah balok kayu ke arah korban. (Jie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status