Ragam

Pempek Urang Hulu Kukar Rasa Sultan Harga Pinggiran

KLIKSAMARINDA – Ada kuliner kekinian di Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), yang wajib banget kalian coba. Namanya Pempek Urang Hulu. Meskipun namanya agak asing, rasanya dijamin bikin kalian ketagihan.

Pempek Urang Hulu sangat spesial karena berbahan ikan betutu. Ikan betutu merupakan ikan khas sungai mahakam yang saat ini sudah dibudidayakan dan diekspor. Harganya bahkan bisa menyentuh Rp150 ribu per ekornya.

Ikan betutu diekspor ke berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia, dan Tiongkok. Ikan ini memiliki nilai jual tinggi karena rasanya yang lezat dan dagingnya yang empuk.

Pempek ini diolah dari bahan baku ikan betutu hasil tangkapan dan budidaya para nelayan lokal di pedalaman Kaltim.

Nur Afnie Apri, warga Mangkurawang, Kota Tenggarong, Kukar mengatakan bahwa ikan yang dibelinya merupakan ikan yang memang dijual untuk pasar lokal. Ikan yang dibelinya tidak masuk dalam spesifikasi ekspor yang tentunya memiliki standar yang cukup ketat.

“Alhamdulillah ada saja para nelayan atau warga yang mengantarkan ikan betutu untuk diolah menjadi makanan khas Kutai, seperti Pempek Urang Hulu,” kata Nur Afnie, Sabtu 22 Februari 2025.

Menurut Nur Afnie, awalnya dia menjual produk beku (frozen). Namun, warga banyak datang ke rumah untuk membeli dan dibawa pulang.

“Seiring dengan banyaknya permintaan, saya mencoba untuk melayani para pembeli yang ingin merasakan langsung pempek urang hulu di tempat,” jelas Afnie.

Alhamdulillah, lanjut Afnie, pemerintah kabupaten Kukar memberikan wadah bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal untuk berkembang dengan menjadikan jalan Mayjen Sutoyo atau dikenal Odah Etam sebagai tempat sarana dan promosi bagi para pelaku usaha.

“Alhamdulillah kami difasilitasi di sini. Tenda kami digratiskan dan ada beberapa fasilitas yang kami dibantu. Akhirnya bisa membuat Pempek Urang Hulu yang dulunya hanya dikenal secara terbatas karena menjualnya melalui media sosial. Alhamdulillah saat ini justru lebih dikenal lagi,” kata Afnie.

Sejak menjual langsung kepada masyarakat luas di Simpang Wadah Etam, ia bisa menjual paling sedikit 18 kilogram dalam 3 jam, atau sekitar Rp3-4 juta sehari.

Kawasan Odah Etam telah memberikan dampak positif bagi pelaku-pelaku usaha di Kukar. Tidak saja bagi usaha Pempek Urang Hulu, beberapa produk tradisional Kutai juga bermunculan. Bahkan menjadi salah satu kuliner favorit jika datang ke Simpang Wadah Etam.

Menariknya, bukan cuma membantu perekonomian nelayan, usaha Pempek Urang Hulu Nur Afnie juga membuka lapangan kerja baru di desanya. Sekarang, omzetnya bisa mencapai Rp17-20 juta juta per bulan dengan menjual di rumah dalam bentuk frozen dan langsung di UMKM Simpang wadah etam!

Afnie mengaku, setiap Sabtu ia menjual beberapa varian pempek, yakni pempek kapal selam dan pempek keju yang menjadi andalannya. Nur Afnie juga menyediakan pempek campuran. Harga per kilogram pempek campuran, kapal selam, atau keju sekitar Rp85 ribu jika frozen.

“Sementara jika dijual langsung, untuk satu cup atau tempat Rp5000-Rp15 ribu,” tegasnya.

Kusumah, warga Tenggarong yang sudah menjadi langganan Afnie memuji usaha Nur Afnie yang kreatif ini. Dia bilang apa yang dilakukan Nur Afnie adalah contoh masyarakat yang ingin mengembangkan wilayahnya dengan memanfaatkan kekayaan alam sekitar.

“Karena bahan bakunya banyak terdapat di sungai kita Mahakam, jadi untuk mendapatkan semua bahan bakunya agak mudah,” kata Kusumah.

Sedangkan dari sisi peminat, Pempek Urang Hulu Nur Afnie ini memang beda dari pempek kebanyakan. Rasanya khas, enak, dan cukup digemari warga sekitar.

“Enak rasanya, sudah beda dari yang lain karena khas Kutai. Cuko (kuahnya) rasa gula merah terasa, pedasnya terasa, asinnya dah pas di lidah. Sering beli,” jelas Kusumah.

Sementara itu, Fathul Alamin Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Diskop-UKM Kabupaten Kukar mengatakan bahwa keberadaan pasar simpang wadah etam bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku UMKM.

“Semua ini diarahkan agar para pelaku ekonomi kreatif dapat memanfaatkan tempat itu dengan baik,” kata Fathul.

Selain itu, kawasan tersebut digunakan serta diprioritaskan untuk komunitas-komunitas dan pegiat musik.

Pihaknya telah menyediakan sejumlah wahana pendukung untuk menarik para pengunjung di kawasan tersebut.

Tempat itu dinilainya sangat strategis untuk menunjang dan mendukung aktivitas para pelaku ekonomi kreatif.

“Untuk pempek wadah etam, kami berharap bisa menularkan kepada UMKM lainnya untuk mencontoh bagaimana UMKM di Kukar bisa mendapatkan sertifikat halal,” kata Fathul.

Fathul mengatakan bahwa pempek urang hulu saat ini produknya sudah terkenal hingga ke Kota Samarinda dan Balikpapan. Bahkan, produknya menjangkau kecamatan-kecamatan lain di Kukar, selain Tenggarong, antara lain Kecamatan Muara Badak.

Pempek yang dibuatnya digemari oleh masyarakat karena rasa khas ikan Betutu dan ikan Belida yang digunakannya sebagai bahan dasar pembuatan pempek.

Ia berharap usaha Pempek Urang Hulu terus berkembang serta dapat bersaing dengan produk-produk lain.

“Harapan saya ke depannya usaha pempek saya dapat berkembang lebih baik lagi dan dapat dikenal dan bersaing dengan yang lain,” pungkasnya. (Suriyatman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Maaf Konten Diproteksi oleh Sistem !! Sila hubungi redaksi melalui email kliksamarinda.@gmail.com
DMCA.com Protection Status