DPRD Kaltim

Nidya Listiyono Berkomitmen Bantu Penyelesaikan Masalah Air Bersih di Griya Makroman Samarinda

KLIKSAMARINDA – Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Nidya Listiyono, menyatakan komitmennya untuk membantu menyelesaikan permasalahan air bersih yang sedang dihadapi oleh warga Perum Griya Makroman, Samarinda.

Komitmen yang ditunjukkan oleh Nidya Listiyono ini merupakan perhatian terhadap permasalahan air bersih yang belum terpenuhi bagi warga di wilayah tersebut. Nidya Listiyono akan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait yang diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat Kota Samarinda yang telah lama menghadapi masalah ini.

Nidya Listiyono berharap solusi yang memadai dapat segera ditemukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Griya Makroman Indah.

“Kita akan coba bantu dan komunikasikan dengan pihak-pihak terkait agar persoalan ini segera diatasi. Apalagi masalah air ini kan kebutuhan dasar bagi masyarakat,” ujar politikus Partai Golkar yang mewakili Dapil Kota Samarinda ini.

Saat ini, air bersih merupakan satu masalah yang telah lama menjadi keluhan warga di di daerah Griya Makroman Indah, Samarinda. Masalah air bersih itu berkaitan dengan tidak adanya jaringan air bersih yang memadai. Dampaknya, ratusan Kepala Keluarga (KK) di perumahan tersebut tidak dapat merasakan pasokan air bersih karena tidak adanya saluran yang memadai.

Menurut warga RT 10 Sambutan, Yulianus, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat harus mengandalkan sistem bergantian untuk mendapatkan air bersih secara bergantian. Yulianus menyatakan di sana hanya ada satu saluran pipa milik warga sepanjang 1 meter yang harus melayani kebutuhan air bersih bagi semua warga di Griya Makroman Indah.

“Jadi cuma ada satu pipa induk sepanjang 1 meter untuk menyalurkan air bersih itu ke 125 KK. Di sana itu hanya satu orang yang punya meteran, dari jalan depan sana itu masuk ke dalam cuma 1 meter, terus disambungkan selang ke ratusan KK,” ujar Yulianus belum lama ini.

Penyaluran air bersih untuk warga di perumahan itu pun berlangsung per jam.

“Misalnya, rumah A mati, rumah B nyala. Rumah B mati, rumah C nyala. Begitu seterusnya, bergantian seperti itu setiap satu jam,” ujar Yulianus.

Selain keluhan terkait sistem penyaluran air dengan sistem bergantian, masyarakat juga sering mengeluhkan tentang besarnya biaya air bersih yang harus mereka bayarkan.

Tagihan air bersih bisa mencapai hingga dua kali lipat dari tagihan normal, bahkan mencapai Rp400 ribu per KK. Padahal, jika normal tagihan paling tinggi Rp200 ribu per KK.

“Sekarang ini Rp400 ribu per KK, dan yang paling murah itu Rp250 ribu per KK,” terang Yulianus.

Yulianus berharap pemerintah agar dapat membantu masyarakat Griya Makroman Indah agar mereka dapat mendapatkan akses air bersih yang layak. Pasalnya, air bersih merupakan adalah kebutuhan dasar warga yang harus dipenuhi. (Dya/Adv/DPRDKaltim)

Back to top button
DMCA.com Protection Status